ENNUI 2: PERFECT BAGIAN XXXXXIII

484 98 32
                                    

Up mendorong bahu Kao dengan tiba-tiba, seolah baru menyadari apa yang pria telanjang dada itu lakukan padanya.

"Kenapa, Up?" tanya Kao setelah Up menjauh beberapa langkah darinya.

"Aku tidak seharusnya membiarkanmu melakukan ini pada kau tanpa rencana," batin Up.

"Up, kenapa?" tanya Kao menahan lengan Up ketika Up berbalik badan untuk membuat jarak lebih jauh.

"Aku tidak suka kau melakukan ini padaku," ucap Up dengan nada tinggi.

"Aku minta maaf," ujar Kao setelah Up menepis tangannya.

"Aku pergi," ujar Up sebelum meninggalkan Kao seraya menyeka bibirnya menggunakan punggung tangan.

Di ruang tamu, Gulf yang baru tiba langsung terduduk lemas di atas sofa. Rasa tidak percaya memenuhi dada dan tenggorokan Gulf hingga membuat Gulf sulit untuk bernapas lega.

"Bajingan," gumam Gulf dengan kedua tangannya yang mengepal erat.

Keadaan lengang, tidak ada suara yang terdengar selain deru napas Gulf dan detak jantung Gulf sendiri. Sampai pintu rumah mereka terbuka dan menampakkan sosok Win yang baru saja pulang.

"Win?" Gulf segera mengubah ekspresinya ketika melihat sang putra berdiri di hadapannya.

"Kenapa duduk di sini?" tanya Win, tidak biasanya Gulf duduk di ruang tamu.

Gulf tersenyum lebar dan menggeleng cepat. "Hanya menunggu Win, rasanya sepi sekali karena hanya papa sendirian di rumah," bohong Gulf.

"Papa belum masak, Win ingin makan apa?" tanya Gulf kemudian.

"Aku sudah makan," jawab Win sebelum melewati Gulf dan berjalan menuju kamarnya.

Daddy

Win sudah sampai|


Mew yang baru menerima pesan lantas tersenyum. Senang mengetahui putranya bahagia tanpa tekanan.

|Apa saja yang Win lakukan dengan teman-teman?

"Mew, lihat gerakan yang baru aku pelajari."

Mew menatap lurus ke arah gadis yang sedang berputar indah cukup jauh di hadapannya.

"Kau melakukannya dengan baik," puji Mew mengacungkan jempol.

Alice menuju ke arah Mew dengan, dan di tepi, Mew sudah siap menyambut gadis itu untuk memberi lebih banyak pujian atas apa yang telah ia lakukan hari ini.

"Apa itu bagus?" tanya Alice yang baru saja duduk di samping Mew.

"Kau melakukannya lebih baik dari kemarin, kau cepat belajar."

Alice tersenyum lebar setelah lagi-lagi mendapatkan pujian. Hanya di tempat ini Alice merasa dirinya disayang, dihargai, dan hanya di tempat ini Alice bisa mendapat pujian yang tulus, di tempatnya berlatih, Ilya Palace.

"Sepatumu masih nyaman?" tanya Mew pada gadis yang senantiasa cerita.

"Masih, justru semakin nyaman ku rasa," jawab Alice seraya menggoyang-goyangkan kakinya.

"Syukurlah. Kalau begitu istirahatlah sebentar sebelum pulang," ujar Mew, "kau ingin makan sesuatu?"

Alice menggeleng, "tidak bagus untuk berat badanku jika aku makan pada jam seperti ini."

"Kau sudah sangat cantik, apa yang kau khawatirkan dengan makan malam sekali-sekali?" goda Mew.

"Aku cantik?" tanya Alice mengulum senyum.

ENNUI 2 : PERFECTOnde histórias criam vida. Descubra agora