episode 41

792 40 10
                                    

   Setelah selesai mengobrol dengan Rizky Zaidan kembali menemui putra dengan kepala yang penuh dengan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk yang dapat terjadi. Saat kembali Zaidan melihat putra tengah terduduk di kursi depan kamar rawat, wajahnya tertunduk dengan lesu seperti memikirkan sesuatu.

"Put?" Panggil Zaidan yang menyadarkan putra dari lamunannya

"E-eeh udah selesai Idan?"

"Udah nih"

"Thanks put udah mau jagain sebentar"

"Nyantai aja"

"Yaudah kalo gitu, gw sama putra balik dulu dah ya. Udah malem juga, kasian putra ngantuk itu kayaknya"

"lya, thanks juga udah udah sempetin buat Dateng. Thanks juga udah mau gantiin shift gw"

"Santai elah, kayak sama siapa aja lu" lalu Zaidan dan putra pergi dari rumah sakit. Sepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit mereka berdua tak membiarkan apapun. Zaidan hanya terus memacu motornya dengan kepala yang penuh dengan pikiran tentang putra, sedangkan putra hanya memeluk Zaidan dari belakang sambil membenamkan wajahnya di punggung Zaidan.

  Setibanya di kosan putra langsung merebahkan tubuhnya di kasur.

"Mau langsung tidur put?" Zaidan bertanya sambil merapikan kosan yang sedikit berantakan.

"Gatau"

"Kok gak tau?"

"Gatau, aku belum ngantuk aja"

"Besok kuliah put"

"Iya sih, cuma aku belum ngantuk"

"Yaudah, kamu mau ngelakuin itu gak? Siapatau kamu langsung bisa tidur"

"Hah? Itu yang mana?"

"Yaa...yang itu put, yang biasa"

  Kemudian Zaidan berjalan mendekati putra yang berada di kasur sambil membuka kancing kemeja nya satu persatu. Setelah terbuka semua Zaidan melemparkan kemejanya ke sembarang arah terekspos dengan sempurna tubuh Zaidan di bawah cahaya kamar yang remang-remang. Tepat di depan putra Zaidan berdiri dengan tegak menatap putra yang membuatnya semakin bergairah. Lalu Zaidan menarik putra untuk berdiri kemudian secara perlahan Zaidan mencium bibir putra dengan lembut.

  Saat sedang menciumi putra Zaidan membuka seluruh pakaian putra. Kini nampak jelas tubuh seseorang yang berhasil memikat hatinya selama ini. Kemudian Zaidan menggendong putra di depan agar dapat dengan mudah menciumnya. Kemudian Zaidan membaringkan tubuh putra di kasur dan menjilati seluruh tubuh putra dari atas hingga bawah. Di bagian dada Zaidan memainkan kedua nipple putra yang berhasil membuatnya mendesah pelan. Kemudian Zaidan melepaskan celananya hingga nampak jelas batangnya yang panjang dan berurat itu sudah mengeras.

Zaidan berjalan kearah laci dan mengambil pelicin yang ada, kemudian ia mengoleskan pelicin tersebut ke batangnya. Setelah dirasa sudah cukup licin Zaidan mengangkat kaki putra ke pundaknya, dengan sekali hentakan batang Zaidan yang besar dan panjang langsung masuk dengan sekali hentak yang membuat putra meringis kesakitan.

"Aaaaaaaarrrgggghhhhhh idaaaan, s-sakiitt agghhh"

Namun Zaidan tak mendengarkan teriakan putra, ia terus mempercepat gerakan tubuhnya yang membuat putra semakin kewalahan.

"Ahhhh....ahhhhh.....ahhhhh....ahhh Idan, s-stop dulu argghhh gak kuat"

  Bukannya berhenti, Zaidan semakin mempercepat tempo permainan yang ia lakukan. Setelah berjam-jam bermain dan hingga pada akhirnya keduanya sama-sama telah selesai.

"Put...maafin aku ya, aku agak kasar mainnya hari ini" Zaidan nampak menyesal dengan apa yang ia lakukan sebelumnya.

"Kamu tuh kenapa sih...gak biasanya banget"

ZAIDAN & PUTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang