episode 40

544 16 5
                                    

Hari itu adalah hari terakhir Zaidan dan putra berada di Jepang untuk bertemu dengan orangtua zaidan. Hari itu mereka berkumpul di Bandara Haneda Tokyo. Pada pukul 13:20 jadwal keberangkatan pesawat Zaidan dan putra menuju bandara Soekarno-Hatta dilanjut ke Bandara Yogya.

"Maa..paa..aku berangkat dulu ya, mama sama papa jaga diri baik-baik disini. Idan gak mau mama sama papa kenapa-kenapa" Zaidan memeluk kedua orangtuanya untuk berpamitan.

"Iyaa Idan, kami bakal jaga diri baik-baik kok, kamu tenang aja ya. Kamu juga disana jaga diri baik-baik, jagain putra juga" papa Zaidan memberikan wejangan kepada Zaidan.

"Iyaa paa, aku pasti jagain putra terus"

"Yaudah, kalian hati-hati ya. Safe flight ya... kalau udah sampe di bandara Jogja kabarin mama ya" kemudian mama Zaidan memeluk Zaidan lagi.

"Iyaa maa"

"Putraa, mama titip Zaidan ya. Jagain dia juga ya sayang"

"Iyaa maa, aku pasti bakal jagain Idan kok. Malahan kayaknya aku yang dijagain sama dia"

"Kalian disana baik-baik, jangan sering berantem"

"Iyaa paa" kemudian Zaidan mencium kedua pipi orang tuanya sebagai tanda perpisahan.

Setelah itu Zaidan dan putra masuk ke dalam pesawat. Perjalanan kali ini lancar tidak ada turbulensi seperti sebelumnya. Perjalanan panjang dilalui dari Tokyo hingga sampai di Jakarta untuk transit, kemudian melanjutkan penerbangan lagi menuju bandara Yogyakarta. Sampai di bandara pada pukul 06:15 pagi.

"Akhirnya sampe juga ya" Zaidan meregangkan tubuhnya karena lelah duduk lama di pesawat.

Namun semenjak landing di bandara Yogyakarta putra terus diam tak berbicara.

"Put, kenapa?" Zaidan bertanya dan terlihat khawatir dengan putra yang terus diam.

"Gak tau, perut aku mual banget kepala aku juga pusing"

"Kamu Hamil?" Sempat-sempatnya Zaidan bercanda di situasi seperti ini.

Mendengar hal itu putra tersulut emosi pada Zaidan "HEH JANGAN NGELANTUR"

"Y-ya abisnya, kita ke klinik ya"

"gamau, pulang aja aku mau tiduran"

"Gak mau cari makan dulu?"

"Gak mau, ga nafsu makan"

Setelah itu mereka memesan sebuah ojol mobil untuk pergi ke kosan, selama perjalan putra terus diam mengingat perutnya masih mual dan ia masih marah kepada Zaidan. Setelah beberapa jam memacu di jalanan, akhirnya mereka sampai di kosan. Sesampainya di kamar putra langsung merebahkan tubuhnya di kasur kemudian disusul Zaidan yang berbaring di sebelahnya.

"Sayaaang, beneran gak mau makan dulu? Kamu belum makan kan" pinta Zaidan dengan wajah memelas.

"Enggak, aku mau tidur aja"

"Masih mual perutnya put?"

"Masih"

"Mungkin efek belum makan put, makan dulu ya. Sedikiiiiit aja"

"Yaudah, tapi aku gamau nasi. Maunya ramen"

"Sayaang, ini kan masih pagi. Makan yang lain aja ya, nanti siang baru makan ramen.

"Yaudah la, mau roti bakar aja yang coklat"

"Yaudah aku pesenin lewat ojol ya"

Kemudian Zaidan memesankan roti bakar melalui ojek online dan setelah menunggu cukup lama akhirnya pesanan Zaidan datang.

ZAIDAN & PUTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang