Wanita itu ....

18 1 0
                                    

Menjadi yang terkuat, kekuasaan yang sangat berpengaruh, bergelimpang kekayaan adalah kunci menakhlukan dunia. Tak perlu susah payah menodongkan senjata, banyak nyawa siap berkorban pada sang tuan. Hmm bisa dikatakan dunia berputar karena adanya kesengsaraan dan rasa takut, manusia mempertaruhkan segalanya hanya demi kehidupan yang layak. Terus berkembang meski terjatuh ke lumpur dengan susah payah kembali berevolusi dari generasi ke generasi selanjutnya.

Generasi pertama sampai ........
Ke-8

Potrait hitam putih menunjukkan kegagahan setiap generasinya. Ini peninggalan bersejarah bagi keluarga yang diwariskan secara turun-temurun. Luasnya daerah kekuasaan menjadi bukti ketidaksia-siaan keringat darah yang dihabiskan.

"Beliau terdahulu yang memperjuangkan keluarga ini ketika diambang kehancuran"

"Menarik" ujar seorang gadis sambil menikmati potrait dihadapannya

"Aku penasaran bagaimana dia bisa melindungi dirinya sendiri?"lanjutnya mengalihkan tatapan kosong pada pria paruh baya yang menikmati cerutu seakan hidangan utama di sisa hidupnya

"Itu sangat rumit"pria tersebut berdiri dari kursi kekuasaannya mendekati gadis itu tanpa mengalihkan tatapan keduanya

"Kau akan mengetahui segalanya begitu menjadi bagian keluarga ini. Apakah kau bersedia?"lanjutnya penuh intimidasi

"Ku pertaruhkan segalanya bahkan nyawaku sekalipun"ujar gadis itu datar

"Apa kau yakin? Aku tak bisa melindungimu begitu kau menjadi bagian keluarga ini"balas pria tersebut memastikan jika gadis itu tidak mundur dari tekadnya

"Jangan mengecewakanku" peringatnya sebelum kembali duduk disinggahsana keluarga

Gadis itu mengangguk mantap, yakin akan keputusan yang ia pilih. Tak ada keraguan sedikitpun terlihat dari sorot matanya. Ia memilih untuk bergabung dengan keluarga berpengaruh yang nantinya menjadi tembok pertahanan ketika tak ada tempatnya berteduh.

"Torryceli" gunam gadis tersebut

Keluarga yang sangat terpandang dan dihormati keluarga lainnya. Pengaruhnya sangat berdampak baik pada dunia sosial ataupun dunia kegelapan. Resiko yang ditanggung bila masuk dalam keluarga ini setara dengan apa yang diperoleh. Kesedihan, kesengsaraan, kehampaan menghantui setiap harinya dan itu setimpal dengan pelayanan dan kemewahan apabila sanggup bertahan

Suara ketukan pintu mengembalikan kesadaran gadis tersebut dari khayalannya. Di pintu masuk ada pria dewasa yang mengenakan kacamata datang menghampiri dan memberi salam

"Tuan ...."panggilnya sambil membungkuk sedikit

"Anggota keluarga sedang perjalanan kembali ke mension, kemungkinan akan sampai besok pagi" lanjutnya

"Baguslah, Lucas antarlah nona ini ke kamarnya dan siapkan kebutuhanya juga"

"Baik, Tuan. Saya permisi"ujar Lucar menghampiri gadis tersebut

"Nona mari ikuti saya"lanjutnya berlalu begitu saja tanpa memerdulikan gadis itu

Seperti yang sudah dibicarakan belakangan ini terkait gadis yang menjadi kandidat calon istri tuan muda kedua. Lucas melirik gadis disampingnya diam tetapi pikiranya berkecamuk akan beberapa pertanyaan

'Dapatkah nona ini bertahan? Apakah ia memiliki pengalaman memegang senjata? Ah sial, lihatlah tubuh yang ringkih itu! Sekali tembak pasti langsung mati. Tidak bisakah ia pergi saja dengan tenang? Hidup memang butuh kesenangan ya'

"Lucas ...."panggil gadis itu pelan hampir tidak terdengar. Namun, berhasil mendapat plototan dari seseorang yang ia sebutkan, gadis itu tersenyum canggung

"Maksudku, tuan Lucas"lanjutnya membenarkan panggilan tadi tapi tidak ada respon dari lawan bicaranya

Mendadak suasana hening yang membuatnya merinding sedangkan Lucar masih menatapnya lamat-lamat seperti menunggunya berbicara

"Saya sampai di mension sekitar siang tadi dan belum ...."ujar gadis itu tapi belum selesai sudah dipotong oleh Lucas

"Saya akan meminta pelayan untuk mengantar makan malam ke kamar anda, nona"

"Terimakasih"balas gadis itu sambil membuntuti Lukas yang mengantarnya ke kamar

Dirinya sudah kelaparan sejak siang tadi. Hal ini dikarenakan penjemputan diluar tanggal kesepakatan, ah bisa dibilang lebih cepat dari tanggal yang ditentukan. Gadis itu bahkan tidak sempat sarapan karena sibuk beberes dan menyiapkan barang secukupnya untuk dibawa. Meskipun tuan rumah berkata akan memenuhi kebutuhan primer dan sekunder tapi tetap saja ia harus membawa barang yang menurutnya berharga. Begitu sampai di mansion ia tidak bisa langsung bertemu tuan rumah dikarenakan sedang diluar mansion, menurutnya penyambutan ini sangat mengecewakan. Namun, apa yang bisa dia harapkan? Kedatanganya hanya membawa petaka bagi keluarga ini, mungkin ....

'Kalau boleh tahu seperti apa ya calon suaminya nanti? Apakah dia sama buruknya dengan kakek tua itu? Huh sepertinya iya deh'

Saat ini gadis itu tengah mengamati figura kelurga ini, disana ada kakek yang ia temui, satu wanita yang terlihat anggun dengan wajah cantiknya, serta tiga pria yang tampan. Mereka terlihat sangat sempurna sayangnya kenapa mereka menunjukkan ekspresi dingin seperti itu, bukankah potret keluarga harus mencerminkan kebahagia dan keceriaan. Gadis itu yakin ada yang salah dengan potrait tersebut

Lucas terdiam membiarkan gadis itu asyik mengamati foto keluarga dihadapan mereka. Jika benar ia adalah calon istri dari tuan muda kedua maka sebentar lagi potrait keluarga ini akan diganti dan anggota keluarga menjadi bertambah

"Tuan bolehkah saya bertanya sesuatu? Saya sangat penasaran dengan calon suami saya, bisakah anda mendiskripsikan secara singkat?"ujar gadis itu menatap lekat foto dihadapannya

"Besok nona akan bertemu dengan calon suami nona dan anda dapat bertanya secara langsung dengan tuan muda"balas Lucas datar

"Sekarang biarkan saya mengantar nona ke kamar"lanjutnya

Tidak ada alasan bagi gadis itu untuk bendiam lebih lama sekedar mengamati foto tersebut. Sebetulnya ia ingin tahu tentang calon suaminya tapi kenapa respon Lucas sangat dingin, apakah itu termasuk pertanyaan yang tidak penting? Karena nantinya ia akan bentemu dan mengetahui sendiri tentang calon suaminya. Kira-kira dia seperti apa ya?

"Permisi"

Click

Pintu tertutup, gadis itu sampai di kamarnya yang luas dan dipenuhi perabotan yang lengkap. Lihatlah ini, sudah disiapkan pakaian juga yang nantinya akan dikenakannya. Semua kemewahan ini sepadan dengan apa yang diupayakan. Bukankah ini keberuntungan? Mimpi apa ia selama ini, membayangkanya saja tampak mustahil


>>

23 : 59 [Waktu Yang Tersisa]Where stories live. Discover now