DUA PULUH EMPAT

5.6K 400 4
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.


Hari ini pasti adalah hari yang paling menakjubkan bagi seluruh murid Neocity Highschool. Sudah beberapa generasi setiap tahunnya, melihat adegan baku hantam, atau saling menjatuhkan antara kelas IPA dan IPS, hari ini melihat kebalikkannya. Dua kubu dari kelas IPA 1 dan IPS 5 tidak lagi berjalanan saling menatap sinis masuk kantin, melainkan saling bercanda dan menimpali lelucon sesama mereka.

Jika dulu melihat mereka akan adu bacotan atau sekedar berebut posisi duduk tempat makan yang mengakibatkan pengunjung lain menjauh, kali ini justru tiga meja di kantin itu menyatu seakan akan dilaksanakan makan-makan besar-besaran.

Penjual kantin yang kerap kali melihat perdebatan, juga melongo dibuatnya. Hari ini benar-benar langka, tak akan pernah lagi ia akan melihat kompaknya anak IPA dan IPS berbagi guyonan dan lelucon, lalu diakhiri tawa bersama.

Semua orang tak akan menyangka hari ini terjadi. Dan itu semua karena Hages dan Emillo. Dua orang yang akhirnya memutuskan untuk berhenti melanjutkan permusuhan yang diwariskan senior mereka.

"Jujur, gue gak tahu senior pertama IPA dan IPS musuhan karena apa?" Welly berujar dan dibalas anggukan oleh beberapa perempuan di meja sana. Jika kalian ingin tahu, Mina, Arin, dan Yeri bergabung di sana, mereka bergaul dengan cepat dengan member perempuan IPS 5. Tak hanya mereka ada Levi yang kini tampak akrab dengan Hansa sejak kejadian pensi waktu itu.

Oh! Felix, Haje, dan Lagos juga tergabung, setelah aksi pertengkaran Millo yang membawa lebam di wajahnya malam-malam ke rumah Hages. Tiga orang itu meminta maaf. Bukan hal yang mudah untuk mereka mendapatkan maaf dari Emillo, butuh dua Minggu lebih untuk membuktikan mereka bisa bersikap baik dan benar-benar berubah.

Dan yah sekarang semuanya sudah aman damai. Seperti yang telah lama diharapkan.

"Gue denger alasan senior IPA IPS musuhan itu aneh banget." Navis menyahut setelah menyeruput pop ice perisa mangga ditangannya.

"Apa emangnya, Na?" tanya Rendra.

"Jadi dulu, senior generasi pertama yang musuhan cuma karena mereka suka cewek yang sama. Mereka sering membandingkan kebolehan, kaya IPA lebih ke akademis, kalau IPS lebih ke olahraga atau sosialnya. Dan karena itu sering banget persaingan kita berkaitan sama hal ini." Navis menjelaskan membuat mereka semua kompak mendengus geli. Benar-benar tidak berfaedah aksi permusuhan senior mereka itu.

"Dan lebih aneh lagi dulu, senior bikin aturan gak boleh pacaran yang beda jurusan. Kalau ngelanggar sanksinya dikucilkan sekelas." Lucya menyambung penjelasan Navis.

"Njir, pantes aja kalau ada yang pacaran beda kelas harus diam-diam!" heboh Cillo.

"Iya kaya, ono noh!" Hages mengode dengan menggerakan lidahnya di pipi bagian dalam, menunjuk ke arah Navis dan juga Lijen. Navis langsung memberikan sentilan manja tepat dikening ketua IPS 5 itu.

"Lo juga ege, pakai ngatain gue," cibir Navis. Hages tertawa membuat yang lainnya juga ikut tertawa.

"Tapi gue seneng permusuhan itu berakhir di kita." Gerry yang sedang disuapi Rendra juga ikut menyahut.

"Ya iyalah, lo kan jadi bebas pacaran sama si pendek itu," balas Karin.

"Siapa yang lo bilang pendek hah?!" Rendra tak terima lalu membalas galak. Gerry tersenyum geli saja, ketika melihat pacarnya yang seringkali membantah fakta.

"Dih elo lah, udah pendek, sok ngaku dominan pula." Cillo ikut menjulid, sedangkan Jivan yang disebelahnya memilih mengelus Dae—anjing milik Cillo.

"Gue emang dominan anj," balas Rendra.

Backstreet | Markhyuck Au (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang