SEMBILAN

6.3K 541 25
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

"Ngintip doang, ajak baikan sana."

Henley menyapa, setelah menerobos masuk ke kamar Hages. Sedangkan si objek hanya mendengus kesal mendengar penuturan sang kakak.

Sudah tiga hari berlalu, Hages dan Millo belum juga berbaikan, mereka benar-benar saling mendiami sekarang. Bertingkah benar-benar seperti musuh saat disekolah. Tak ada diantara keduanya yang berniat untuk memulai.

"Diliatin doang kagak bakal selesai tuh masalah. Hadeuh susah emang kalau dua-duanya sama-sama gengsi." Henley masih menyindir Hages, seraya membuka ponselnya untuk menonton anime kesukaannya. Hages masih diam, memperhatikan kamar Millo diseberang sana yang tak pernah buka gorden tiga hari ini.

"Bang, itu si Millo mau kemana sama bubunya?" Henley berdiri menyusul Hages untuk mengintip tetangga mereka yang kini masuk dalam mobil. Henley tertawa pelan, sepertinya adiknya ini tidak tahu.

"Gue nguping mom, katanya mau ketemu calon ayah baru Emil." Hages sontak terkejut. Ayah baru? Oh tidak, Emillo Vergasta itu paling sayang dengan almarhum papanya, dan Hages sangat tahu Millo sulit untuk menerima orang baru dalam hidupnya. 

Apa pacarnya itu akan baik-baik saja?

"Lo serius kan bang? Kok Millo mau?" tanya Hages.

"Ya mana gue tahu, lagian biarin aja, kasian tahu bubu sendirian mulu, gak semua ayah tiri jahat kali," balas Henley. Hages berdecak mendengarnya, kemudian pemuda itu meraih gitar dan duduk di balkon. Memainkan lagu hampa—milik Ari Lasso, dengan suara merdunya.

Entah dimana dirimu berada

Hampa terasa hidupku tanpa dirimu

Apakah disana kau rindukan aku

Seperti diriku yang selalu merindukanmu

"Bang, gue kangen sama Millo."

"Ya baikan makanya ege. Lama-lama gue yang stres ngeliat lo galau gini," celetuk Henley.

"Mau, tapi gue cuma ngasih waktu buat Millo, takutnya dia salah paham lagi." Henley geleng-geleng kepala mendengar alasan Hages, padahal semakin lama Hages diam, semakin larut juga kesalahpahaman mereka.

"Yang dibutuhin Emil bukan waktu, dek. Tapi penjelasan lo. Capek deh gue liat anak muda jatuh cinta." Henley mengejek, lalu beranjak keluar meninggalkan Hages yang kini menatap kosong ke arah kamar Millo.

***

Hages makan di kantin sendirian, ia sedang tak mood makan bersama-sama dengan teman-temannya. Kantin tidak cukup ramai karena jam istirahat akan segera berakhir, Hages merenung, hanya baru beberapa suap ia makan soto yang sudah dingin ini. Sisanya ia hanya aduk-aduk tanpa minat.

"Ges! Lijen sama Emill berantem anjing!" Suara panik Rendra membuat Hages terkaget. Tanpa pikir panjang ia berlari mengikuti Rendra menuju tempat Lijen dan Millo baku hantam.

Hages menerobos kerumunan orang ramai di lapangan basket, tak ada yang berniat menghentikan keributan itu.

"Bilangin ke dia berhenti gatel bangsat!" Hages terkejut ketika mendengar suara Lijen diiringi pukulan mengenai wajah Millo. Keduanya benar-benar sudah mengenaskan.

"Anjing! Dari lo nya aja yang doyan ya anjing!" balas Millo.

"Udah woi, Emil berhenti!" Hages berdecak pelan mendengar Navis yang hanya bisa berteriak untuk keduanya.

Backstreet | Markhyuck Au (✔️)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα