LIMA

6.8K 536 55
                                    

Vote, komen, and happy reading 🧡
.
.

Vote, komen, and happy reading 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hages dengan santainya bergabung dengan barisan yang sudah penuh dengan kelas IPA 1 dan IPS 5. Tadi Hages menyempatkan diri untuk mencuri WiFi di samping ruang OSIS untuk mendownload film. Ternyata ia tak sadar kalau waktunya sudah masuk. Kebablasan lah istilahnya.

"Pak Boni, makin ganteng aja, maaf telat pak." Guru olahraga berwajah garang itu hanya mampu geleng-geleng kepala melihat Hages. Tanpa bicara guru senior itu mengisyaratkan untuk Hages bergabung dengan yang lain.

"Gabung sana, di samping Saga," suruh pak Boni.

"Duh jangan di samping Saga pak, dia berdiri di samping saya pas di pelaminan aja nanti." Hages mengedipkan sebelah matanya pada Sagara, membuat pemuda tinggi itu tertawa pelan, diiringi sorakan teman-teman kelasnya dan dengusan kecil dari kelas IPA.

Sagara menarik lengan Hages agar berdiri di sampingnya, kemudian melepas topi di kepalanya untuk diberikan pada ketua kelas mereka itu.

"Waduh ayang Saga romantis banget, baper nih gue," sorak Welly. Sagara hanya acuh, sedangkan Hages melirik sosok Millo yang disebelahnya, tanpa melihat penuh pun Hages sudah merasakan aura tak enak disampingnya. Ya, lagian Saga kenapa gitu didepan umum sih. Hages tak baper kok dengan kelakuan Saga, begitupun sebaliknya, mereka memang sudah seperti keluarga, dan sudah biasa saling perhatian, tapi kan, Millonya tak tahu.

Backstreet | Markhyuck Au (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang