[01] Kalandra, si Pengawal Baru

679 88 3
                                    

•The Bodyguard and His Lady•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The Bodyguard and His Lady•

    

Bukan lagi hal baru bagi Ellana dalam menghadapi situasi seperti ini. Tetapi, Ellana tetap merasakan penyesalan serta kekesalan lantaran waktu berharga yang sudah dia kerahkan harus berakhir begitu saja.

Setelah turun dari mobil yang kemudian dia berikan lambaian tangan demi mengantar kepergiannya, Ellana kemudian menatapi pintu gerbang rumahnya yang sedikit dibuka dan disambut oleh salah satu satpam yang selalu berjaga. Memberi tanda bahwa Ellana tidak lagi memiliki kesempatan untuk coba-coba melarikan diri, lagi.

"Selamat malam, Non Ellana. Ayo mari masuk. Non sudah ditunggu di dalam."

Sapaan hangat dan penuh sopan itu hanya dibalas anggukan oleh Ellana. Gadis itu melangkah masuk menuju bangunan tempat tinggalnya yang dibutuhkan waktu cukup dengan berjalan kaki mengingat betapa luasnya pekarangan rumahnya.

Kalau boleh jujur, ini adalah salah satu kebanggaan Ellana yang bisa saja dipamerkan kepada teman-temannya yang tak kalah sombong itu. Tetapi Ellana masih sadar diri bahwa dia tidak mau membukakan pintu istananya ini untuk mereka. Kecuali dia memang ingin semakin dijerat oleh peraturan ketat dari sang papa dan semakin membatasi ruang geraknya.

"Non Ellana, akhirnya sudah pulang. Non ndak apa-apa?"

Sambutan khas dari Bibi Diah membuat Ellana semakin cemberut. Kala membiarkan wanita paruh baya yang sudah merawatnya sejak kecil itu menggengam satu tangannya, Ellana tidak segan untuk berkeluh kesah seraya menghentakkan satu kaki.

"Kayak aku habis kenapa-kenapa aja. Aku kan cuma jalan sama pacar! Lagian Papa nyebelin banget! Nggak ada pengertiannya sama sekali!"

"Papanya Non pasti khawatir karena ini sudah malam. Ayo, udahan dulu kesalnya. Papanya Non sudah nunggu di ruang kerjanya."

Maka Ellana melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan. Bersama kaki menghentak-hentak lalu ia berhenti di depan pintu bercorak cokelat tua polos itu untuk mengatur napasnya agar tidak terlihat terlalu marah sebelum melangkah masuk.

Ellana pikir bahwa papanya hanya seorang diri di ruang kerja pribadinya ini karena memang selalu begitu. Tetapi kali ini, ada seorang pria berbalut serba rapi—jas hitam yang menutupi kemeja putih, disenadakan dengan celana hitam pula, pokoknya sopan dan necis—dan Ellana merasakan sedikit deja vu sampai-sampai pikirannya mulai memutar bermacam spekulasi.

Apalagi cara dia memberi sorot datar seakan ikut menyambut kedatangannya, sudah cukup membuat Ellana waspada sehingga dia menunjukkan defensifnya dengan mengeluarkan jurus judesnya walau kemudian pria itu kembali berkutat pada berkas-berkas yang dipeganginya dalam membantu kerja sang papa.

"Masuk, Ella. Ada yang ingin Papa sampaikan ke kamu."

Rajendra memang bukanlah sosok papa yang senang berbasa-basi. Mungkin karena beliau tidak suka membuang waktu berharganya untuk bekerja sekalipun berada di rumah seperti ini, sehingga terkadang Ellana tidak menyukai tabiat sang papa yang membuatnya merasa tidak begitu diperhatikan seperti sekarang ini.

The Bodyguard and His LadyWhere stories live. Discover now