Kanatya segera move on dari postingan itu. Dia tidak mau melihat dua monyet jatuh cinta. Menjijikan.  Lebih baik dia mengisi perutnya dengan lasagna yang dipesannya dari restoran hotel.

Setelah menghabiskan lasagna-nya sambil menonton youTube, Kanatya memutuskan untuk mandi dan bersiap-siap. Pukul enam sore, Kanatya sudah tampil rapi dan cantik. Dia memakai dress casual berwarna putih bermotif bunga kecil-kecil dengan model off shoulder dan ruffle simple di sekitar dadanya. Rambut panjangnya ia biarkan tergerai.

Kanatya memutuskan untuk turun ke lobby karena merasa lebih baik dia menunggu Ryan dari sana. Sepertinya di ballroom utama juga sedang acara. Daritadi Kanatya lihat orang berpakaian biru dan pink beseliweran. Dari outfitnya sih sepertinya baby's shower atau gender reveal. Ya, kerjaan orang kaya, merayakan pesta di hotel mewah seakan itu bukan apa-apa. Kanatya tidak ingin berkomentar karena kalau dia punya keluarga besar yang harmonis, lingkup pertemanan yang besar, dan rekening suami yang unlimited, dia juga akan membuat acara seperti ini.

Kanatya duduk di lobby hotel dengan tenang dan nyaman sebelum akhirnya matanya menangkap sesosok pria yang baru saja keluar dari area ballroom. Ferrish David Atmajaya. Kanatya langsung membuang muka dengan kekuatan maksimum.

Semenjak kejadian di apartemennya, mereka sama sekali tak bertukar pesan sebab Kanatya memblokir nomor itu. Kanatya betul-betul serius ketika mengatakan dia tidak ingin berurusan lagi jadi dia mengambil langkah ekstrem tersebut.

Dan kali ini, mereka kembali dipertemukan. Kanatya buru-buru googling di hp-nya, barangkali ada yang dia lewatkan tentang hotel ini. Kanatya mengetik nama tempatnya menginap saat ini dan benar saja, hotel ini ternyata masih di bawah kepunyaan Multicitra Nusantara Group. Masih saudaranya Svarga Hotels. Tidak heran dia bertemu laki-laki ini. Tapi, dari baju lelaki itu yang berwarna biru navy, sepertinya Ferrish adalah bagian dari tamu yang memenuhi ballroom.

Meski sudah berusaha keras untuk mengalihkan wajah, sepertinya Ferrish dapat menangkap sosoknya. Lelaki itu tiba-tiba saja sudah berdiri menjulang di hadapannya.

"Kamu ngapain disini?" tanya Ferrish tanpa basa-basi sama sekali.

Kanatya turut berdiri dan tersenyum sok riang. "Eh, Bapak. Saya kebetulan lagi ada janji. Bapak kenapa disini?"

Ya, bersikap santai adalah cara terbaik agar Ferrish tak menyadari betapa tidak sukanya Kanatya dengan kebetulan macam ini.

"Saya ada acara keluarga."

"Oh, acara gender reveal, ya? Tadi saya lihat banyak yang pakai baju pink dan biru juga."

"Iya, acara tujuh bulan kehamilan sepupu saya," jelas Ferrish. Cowok itu menatapnya dari atas sampai ke bawah. "Kamu janji sama siapa?" Dia curiga dengan penampilan rapi dan kelewat cantik ini.

"Kayaknya saya nggak punya kewajiban untuk ngasih tau Pak Ferrish." Kanatya mencoba tersenyum sopan.

"Janji dengan laki-laki?" Alis Ferrish menukik tajam.

"Bukan urusan Bapak." Hilang sudah kesantaian dan kesopanan yang ia coba pupuk.

"Ini usaha kamu untuk mencari suami? Ketemu dimana? Dating apps?"

Kanatya tersentak. Tak menyangka semua tebakan Ferrish tebak sasaran. Apa penampilannya sekarang begitu terlihat seperti sedang mau first date dengan lelaki random yang ditemuinya di internet?

"Kok Bapak bisa tau saya main dating apps? Bapak main dating apps juga, ya? Terus ketemu saya tapi swipe kiri?"

"Kenapa harus ketemuan di hotel? Jauh dari tempat tinggal kamu pula. Kamu segitu percayanya sama laki-laki?" Ferrish tak menggubris tuduhan Kanatya dan sibuk mencecarnya.

Spicy Romanceजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें