13

629 134 7
                                    

"Kamu kemana aja sayang? Kenapa gak pernah datang ketemu bunda hm?" Tanya Shani lembut.

Shani mengangkat dagu Chika yang menunduk seraya tersenyum, ia tatap lekat wajahnya sambil menyalipkan rambutnya, sudah lama sekali ia merindukan Chika dan mencari tahu kabarnya. Setiap kali ia meminta pada Aran untuk mencari keberadaan Chika, anaknya itu selalu menolak. Alasannya sudah jelas karena Aran masih sangat sakit hati dengan perbuatan Chika yang tiba-tiba meninggalkannya dulu.

Lain dengan dirinya, ia memang kecewa pada Chika, tetapi itu tak mampu menutupi rasa sayangnya pada anak perempuannya ini.

"Bunda kangen sekali sama anak perempuan bunda" ucap Shani lagi.

Lagi lagi Chika tak bisa menahan air matanya, meski ia sudah jahat pada Aran dan bundanya, tapi bunda Shani masih menganggap dirinya sebagai anak, Chika semakin merasa bersalah.

"Maafin aku b-bunda"

Shani menarik Chika ke dalam pelukannya, mendekapnya erat memberikan kehangatan yang selama ini Chika butuhkan.

"Gapapa sayang, bunda maafin, tapi Chika jangan pergi lagi ya nak?"

Shani melepaskan pelukannya tanpa menurunkan tangannya dari pipi Chika, "Janji sama bunda jangan pergi lagi ya sayang?"

Chika mengangguk ragu, entah apa yang akan terjadi setelah ini kepadanya, apalagi dengan Aran yang tak mau menatapnya sama sekali bahkan tak melihat keberadaanya.

"Tante.."

"Hai, cucu omaa" Shani merentangkan tangannya menerima tubuh kecil Rain.

"Kok bangun? Papa mana?"

"Ada di kamal"

"Omah, ini Tante aku, Tante--?" Rain menggantungkan ucapannya karena bingung bagaimana memberitahu omahnya.

"Chika. Nama Tante, Chika" timpal Chika.

Rain mengangguk seraya tersenyum kecil, "Tante teman aku, Oma. Tante cantik" ucap Rain.

"Oh, jadi Tante cantik yang sering Rain ceritain itu Tante Chika?"

"Iya omah" rain mengangguk semangat.

"Pinter banget sih"

"Bun, emm--" panggil Chika.

"Kenapa nak?"

"S-sebenarnya R-rain.. d-diaa--?" Chika tak melanjutkan kalimatnya karena sungkan dan takut.

"Iya Chika" jawab Shani

Sedangkan Chika jadi bingung sendiri.

"M-maksud aku.."

"Anak saya" Aran menjawab seraya menuruni tangga.

"Rain, mandi dulu sama mbak sana, udah sore" suruh Aran.

Rain dengan patuh mengangguk, ia beralih kepada Chika dan mencium pipinya. "Aku mandi dulu yah Tante"

Chika tersenyum dan mengangguk.

Setelahnya Rain, pergi ke kamarnya seperti perintah Aran.

Aran memastikan bahwa Rain sudah ke kamarnya. Ia masih berdiri sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana, lalu menyeret pandangannya pada Chika. Ia menatapnya asing, penuh kebencian.

"Keluar dari rumah saya" ucapnya dingin.

"Ran, gaboleh gitu" tegur Shani.

"Pintunya sebelah sana, silahkan" Aran mengangkat satu tangannya ke arah pintu.

Chika hanya mengangguk pelan, ia lalu menatap Shani dan tersenyum hangat.

"Aku pamit dulu ya bunda"

"Nak.."

Rasa 2; Hujan Where stories live. Discover now