FH: 33. Mimisan

38 7 3
                                    

(✿⁠)✿

Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.

(✿⁠)✿

Yuna kembali pada kesehariannya, ia bekerja dan belajar. Ya meski lebih banyak bekerja ketimbang belajar sih, cuma Yuna lebih suka begini. Terlebih sekolah juga sudah merestui pekerjaannya yang menguntungkan itu, bahkan Yuna ditawari sebagai model ajaran baru untuk anak-anak yang baru lulus untuk tertarik masuk ke Smande. Siapa yang nolak?

"Yuna, besok kan pemotretanmu mempromosikan sekolah ini dimulai, karena banyak hal yang harus kita siapkan waktu ajaran baru dimulai jadi mau tidak mau kita harus segera mungkin mempromosikan sekolah untuk anak-anak yang baru lulus tahun ini."

Terdengar begitu bagus menurut Yuna. Besok, ya besok.

"Hanya saya kan Bu?" tanya Yuna pada obrolan itu.

"Kamu, Kai, dan Joan." jelas Bu Dewi yang menjabat Kepala Sekolah SMA Naghara Dentala itu.

Lagi dan lagi, harus Kai?

Yuna, memang dia sudah berbaikan dengan masa lalunya? Entah. Bahkan Yuna masih bingung dengan perasaannya. Perasaannya tentang Kai, semuanya. Tentang rasanya menunggu Kai selama dua tahun bahkan lebih? Tentang rasanya mendapatkan hati Kai pertama kali--tapi.. Memang Yuna berhasil mendapatkan hati Kai? dan.. Tentang rasa sakit itu, rasa sakit yang sama Yuna rasakan ketika bersama Satya.

Yuna mematung saat itu, ia hanya menatap Bu Dewi dengan tatapan kosong. Ia bingung harus merespon apa, apakah ia harus senang karena adanya Joan yang akan melindunginya dari Kai, atau malah sedih akan melihat Diara yang pasti akan menunggu Kai melakukan pemotretan nantinya.

Bahkan ditengah-tengah pemotretannya sekarang, Yuna masih memikirkan hal tersebut yang seharusnya Yuna fokus tentang karirnya yang sekarang. Pemotretan sekolah bukannya hanya kerjaan sampingan aja? kenapa harus dipikirkan?

"Hei..."

"Yuna..."

Pak Gilang menepukkan tangannya, mencoba menyadarkan Yuna.

"Yun..."

"Yuna!"

Bahkan Pak Gilang sudah meninggikan suaranya saja Yuna masih belum sadar dari lamunannya.

"Layuna Antara..." pekik Pak Gilang dengan nada halus namun tegas.

"Eh?? " Ya, Yuna langsung sadar dengan suara itu.

Yuna meminta maaf kepada Pak Gilang karena sikapnya yang teledor, tidak profesional saat bekerja. Namun Pak Gilang memaklumi, mungkin modelnya kelelahan atau... Ya, banyak pikiran.

Flower Heart -Hyuna-  Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα