FH : 5. Dihukum

37 8 0
                                    

(✿⁠)✿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(✿⁠)✿



Yuna melepaskan helm yang dipakainya secara terburu-buru. Dijalan tadi sempat ada kecelakaan yang membuat jalanan sampai macet total, bahkan ada lima belas menit keduanya terjebak di kerumunan orang dengan suara klakson sana sini sampe kupingnya budek ada tuh saking berisiknya di jalan.

Yuna menatap jam tangan yang melekat pada pergelangan tangannya.

"Jam tujuh lebih sepuluh menit..?! HAH? JAM TUJUH LEBIH SEPULUH MENIT?!!" Yuna lalu memberikan helm yang dibawanya ke Sean. Tanpa babibu lagi Yuna langsung berlari menuju sekolahnya yang kurang lebih beberapa meter lagi sampai.

"Gila cok, yang bener aja kejebak macet ampe begitunya?"

"Gue dari jam enam lebih lima menit loh! Masih banyak waktu juga! Ini kalo gerbangnya ketutup beneran nggak lucu sumpah.." gerutunya sembari terus berlari.

Hingga akhirnya gadis itu sampai didepan gerbang, yang untungnya gerbangnya belum ketutup rapet. Pak Udin, sebagai satpam sana masih memberikan toleran pada Yuna agar gadis itu dapat belajar dengan baik disana. Walaupun yang pasti udah telat masuk kelas sih.

Yuna tersenyum kearah Pak Udin. "Makasih Pak.." akhirnya ia putuskan untuk kembali berjalan santai saja memasuki gedung utama sekolah itu, walaupun telat seenggaknya dia nggak disuruh diluar gerbang. Meskipun kayaknya bentar lagi tuh anak dihukum kalo ketauan anak OSIS.

"Stop." bener aja. Baru diomongin. Emang kayaknya Yuna nih gabisa kalo tenang dikit walaupun ngelanggar aturan, ada aja cara yang ngebuat dia ketauan. Kali ini siapa coba yang berani narik tasnya dari belakang?

"Lo ada masalah apa s--" Yuna termangu. "Hehe.. Kai.." Ia melihat Kai dengan buku batik keramatnya. Mampus, pasti nama Yuna akan jadi nama selanjutnya dalam isi buku itu. Udah berapa kali Yuna terjerat hukuman karena telat berangkat dan ini bukan kali pertama namanya masuk kedalam buku keramat itu. Namun meski begitu Yuna tetap saja tidak suka kenakalannya tercatat dalam buku keramat milik Ketua OSIS itu.

"Layuna A.D" ungkapnya sembari menggoreskan tinta pada buku batiknya itu.

"Yuna.. Yuna.. Udah berapa kali lo ngelanggar aturan? Hm? Nggak capek apa?"

Yuna mencoba menyangkal ucapan Kai. "Nggak! Gue.. Gue nggak telat kok!"

"Masih keras kepala?"

"Serius! Tadi gue berangkat jam enam lebih lima menit!" Yuna mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V kearah Kai.

"Kai tolong kasih gue toleran kek.. Gue telat juga gara-gara mobil gue di bengkel, lagian gue bonceng Kakak gue kecepatannya udah paling tinggi itu 180km/jam!"

"Kai.. Seriously.. Please believe me.." ungkapnya dengan nada halus, yang kali ini sambil ngasih puppy eyes biar Kai percaya.

Tapi sayang banget. Lawan Yuna itu anak OSIS yang udah kebal sama hal gituan, apalagi yang dihadapinya ini Ketuanya. Apa nggak makin kepala batu?

Flower Heart -Hyuna-  Where stories live. Discover now