"Dasar brengsek, Hajar dia!" Perintah siswa tadi pada ke tiga temannya yang lain.

Perkelahian itu tidak bisa di hindari, dengan posisi Davian yang dikeroyok empat orang. Benar-benar para pecundang sialan.

Semua siswa lain yang berada di kelas jadi ikutan panik, ada yang berteriak, dan ada juga yang berlari ke luar untuk memanggil guru.

●●●●

Plak!

Satu tamparan keras melayang ke pipi Davian yang masih terdapat luka segar dan sekarang di tambah lagi dengan yang ini. Sudut bibirnya kembali mengeluarkan darah.

"Kenapa kau terus membuat ulah Davian?!" Tanya Garvi dengan nada tinggi. Dia sangat kesal karena di panggil oleh kepala sekolah akibat ulah Davian, padahal dia sedang meeting dengan klien penting di kantor tadi.

"Kau sudah besar, bukan anak kecil lagi yang berkelahi hanya karena masalah sepele. Kenapa juga sikap mu sangat berbanding terbalik dengan kakak mu Varesh? Seumur hidup dia tidak pernah bertingkah sepertimu yang membuat malu Daddy seperti tadi."

Davian tidak menjawabnya, dia hanya diam dan terus memandang ke bawah. Lagian dia juga sudah terbiasa dimarahi seperti ini.

Melihat Davian yang tidak merespon apa-apa membuat Garvi menjadi frustasi, dia tidak tau lagi harus mendidik Davian seperti apa.

"Daddy lelah, urus saja masalah ini sendiri dengan orang tua siswa tadi."

Sampai mobil Garvi keluar dari parkiran pun Davian tidak kunjung mengangkat kepalanya.

_________________________________
________________________

"Lo harusnya di rumah aja nggak usah ikut nonton." Ucap Elio sedikit meringis melihat kondisi wajah Davian yang babak belur. Belum lagi aura yang di keluarkan kembaran dan temannya sejak tadi membuat dia merinding.

Elias dan Brayen juga belum berbicara dengan Davian sejak perkelahian di sekolah tadi pagi. Davian hanya lepas dari pandangan mereka sebentar dan sudah mendapat masalah.

"Vian pengen ketemu Relci." Ucap Davian tiba-tiba.

Elio berdecak, "lagi? Ngapain sih dek? Lo tau kan dia bakal tetep nolak walaupun lo berusaha deketin terus."

"Vian tetep mau ketemu Relci." Kekeh Davian.

Brayen menghela napas berat, dia juga nggak tega terus melihat Davian seperti ini, "Relci pasti ada di sini juga, yang bakal balapan sama Elias nanti Bintang."

Mendengar hal itu, buru-buru Davian bangun dari duduknya menuju tempat diamana kemungkinan Relci dan teman-temannya berada sekarang.

"Ngapain lo bilang sih?" Tunding Elio pada Brayen.

"Biarin aja, kalau nggak dia bakal gitu terus," jawab Brayen.

"Relci." Panggil Davian saat sudah berada di tempat Relci dan teman-temannya.

"Apa?" Jawab Relci tanpa melihat ke arah Davian, dia sedang sibuk membuka kotak makanan yang entah punya siapa, namun sepertinya Davian tau itu punya siapa.

"Gw mau ngomong sebentar," jawab Davian.

"Nggak bisa, Gw lagi sibuk," tolak Relci mentah-mentah masih dengan kegiatannya.

"Sebentar aja."

Relci mengehela napasnya, dan mengarahkan perhatiannya ke Gema yang ada di samping dirinya, "makan sampai habis oke? Aku pergi sebentar. Gw titip Gema, jangan sampe lecet." Peringat Relci pada teman-temannya sebelum pergi dengan Davian.

Setelah sampai di tempat yang hanya ada mereka berdua, Davian langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Relci, "sebentar aja, biarin gw gini sebentar," pinta Davian pelan.

Sedangkan Relci hanya pasrah saja, dia tidak melakukan apapun selain membiarkan Davian bersandar di bahunya. Dia tau kalau Davian sudah bersikap seperti ini pasti sudah terjadi sesuatu, tapi sebentar,

"Muka lo kenapa?" Tanya Relci tersirat nada khawatir setelah menjauhkan Davian sedikit darinya.

Davian menggeleng, "kalau gw nanya jawab Vian," tekan Relci.

"Berantem tadi pagi," adu Davian akhirnya.

Relci mencoba menyentuh memar-memar yang ada di pelipis Davian, "udah di obatin?" Davian mengangguk.

"Relci?" Panggil Davian pelan.

"Kenapa, Ada yang sakit?" Tanya Relci.

Davian kembali menggeleng, "kalau gw yang duluan datang dalam hidup lo, apa lo bakal nerima gw?"

Mendengar hal itu, Relci langsung menjauhkan dirinya dari Davian, "mungkin, kalau emang lo yang gw mau." Setelahnya Relci pergi dari sana, meninggalkan Davian yang dalam pikirannya sendiri.

'Apa gw harus ngebunuh Gema juga biar lo mau sama gw Relci?'

_________________________________
________________________

Yang udah baca Gema Relci pasti tau ini udah sampe bagian mana kan? Estrella memang belum muncul.

Jangan lupa vote, komen, and follow

See you all.....

Jum'at, 1 Desember 2023
Ig : huswarelci
Ttk : huswarelci


D'E Sella Vian [End] [Terbit]Where stories live. Discover now