CHAPTER 9: PART 2 - LOVESICK

Começar do início
                                    

Tapi, lihat sisi positifnya, setidaknya jika ia kalah lagi, Jeno tidak akan merasa begitu terkejut. Dan lagi, Jeno merasa ia masih sangat muda. Masih ada banyak waktu baginya untuk menjadi salah satu dari cybertech figther terbaik di Rise.

Parkiran motor terasa begitu sepi. Sebelum menaiki motor, Jeno membuka sebuah bungkus plastik dari permen lolipop dan memakan permen dengan rasa manis dominan bercampur dengan sedikit asam. Setelah itu, Jeno membuang asal plastik yang sebelumnya membungkus permen.

Jeno memakai helm miliknya dan menaiki motor honda CBR yang merupakan hadiah ulang tahun dari kedua kakaknya. Jeno baru saja akan menyalakan motornya, pikirannya juga sudah teralihkan pada makanan karena perutnya yang mulai mengeluarkan suara. Namun sebuah suara memanggilnya dengan cukup kencang.

"Tuan Oaks!" suara milik pemuda yang memanggil nama belakang Jeno terdengar sedikit menggemaskan.

Jeno hampir saja tersedak oleh permen yang ada di dalam mulutnya saat seseorang memanggilnya dengan sebutan tuan. Entah Jeno harus merasa tersinggung atau terhormat karena seseorang memanggilnya tuan, terutama saat menyadari jika orang yang memanggilnya tuan adalah salah satu orang dari kalangan elit. Jeno langsung menyadarinya dari pakaian yang ia pakai.

Dan, jika cybertech figther itu tidak salah ingat. Pemuda yang memanggil nama belakangnya ini adalah orang yang memberikan bunga mawar padanya tadi. Jeno kembali mematikan motornya lalu menunggu pemuda tersebut untuk mendekat kearahnya.

"Jegar atau Jeno tidak masalah." ucap Jeno saat pemuda dengan jas berwarna maroon itu kini berdiri di depan motornya, "Tuan Oaks terdengar berlebihan."

Pemuda itu tersenyum kecil lalu mengeluarkan sebuah buku note kecil dan sebuah pena dari dalam saku jasnya. Jeno menaikkan sebelah alisnya bingung. Di zaman seperti sekarang, sudah sangat jarang melihat orang membawa benda yang dipegang oleh pemuda itu. "Kau ingin aku menuliskan sesuatu?"

"Hm!" pemuda itu menganggukkan kepalanya penuh semangat, "Tanda tangan!"

Tidak pernah terpikirkan sekalipun di dalam otak Jeno jika seseorang akan datang dan meminta tanda tangannya. Secara tidak sadar cybertech figther itu tersenyum membuat rona merah terlihat dikedua pipi pemuda yang baru ia temui hari ini. Jeno menerima buku note kecil dan pena yang diulurkan lalu menandatangani kertas kosong di dalamnya. "Namamu?"

"Namaku?" pemuda itu menaikkan sebelah alisnya bingung. Namun setelah itu ia sedikit terperanjat sambil menyebutkan namanya, "Shota, Shota Rouka Lyns."

Jeno menganggukkan kepalanya mengerti lalu menuliskan nama pemuda yang baru ia temui itu disisi kanan bagian atas dari tanda tangannya. Setelah selesai ia memberikan kembali buku note kecil dan pena tersebut, lalu meminta izin pada pemuda bernama Shota itu untuk pergi karena ia harus menemui seseorang.

Shota tidak memiliki kesempatan untuk menjawab karena Jeno langsung melaju dengan kecepatan penuh. Meninggalkan Shota yang tampaknya hendak menanyakan suatu hal.




***

Orang bilang jatuh cinta akan sangat menyakitkan. Tapi, Jaemin sama sekali tidak melihat sisi menyakitkan yang dimaksud. Pemuda manis itu tidak pernah menyangka jika ia akan jatuh cinta dengan mudah, terlebih lagi pada sosok yang memiliki jarak umur cukup jauh dengannya. Siapa peduli, umur hanya angka. Bukankah banyak orang bilang seperti itu.

Perasaan datang dari hati, Jaemin tidak merasa ada yang salah jika ia menjalin hubungan dengan seseorang yang lebih tua darinya. Dan lagi, ia sudah berumur 18 tahun, bukankah 18 tahun adalah umur yang cukup dewasa. Jaemin menutup telinga dengan malas, membiarkan Yiyang mulai memberinya banyak petuah yang sama sekali tidak ingin Jaemin dengar. Suasana di lantai tiga menjadi cukup ramai saat Jaemin mengatakan jika ia kini berkencan dengan seorang pria dewasa yang baru dikenal dua bulan yang lalu.

CYBERPUNK: THE VARIEGATION BLUE • NOMINOnde histórias criam vida. Descubra agora