Edgar mengangkat dagu istrinya agar menatapnya"aku memafkanmu El"

Edgar tak pandai dalam merangkai kata baginya sudah cukup Elmira menjelaskan.

Elmira tersenyum mendengarnya saking senangnya ia memeluk leher suaminya membuat jarak mereka semakin dekat "suamiku memang terbaik" bisik Elmira di telinga Edgar.

Sedangkan Edgar wajah dinginnya  memerah mendapatkan bisikan manis dari Elmira.

_

Arland menatap kepergian mobil Edgar dengan badan lemas.

Padahal dirinya ikut membantu mencari Elmira tapi di tinggal begitu saja.

Lalu bagaimana dengan nasib dirinya yang meninggalkan dompet dan juga ponselnya di rumah Edgar tadi.

Mengingat kembali kemarahan Edgar ia di buat merinding.

Ia benar benar takut saat mata hitam Edgar menggelap dengan aura yang sangat menekan bahkan dirinya merasakan sesak di tatap sebentar olehnya.

Belum lagi ia masih terbayang dengan gretakan suara gigi Edgar.

Keadaan Mansion jangan di tanyakan,  jelas sangat buruk.

Banyak pecahan kaca pas bunga saat  para Maid dan bodyguard yang menerima hukuman darinya lansung.

Untung saja dirinya cepat dalam mencari informasi terakhir. jika tak entahlah ia tau bagaimana nasib para pekerja.

Suara kelakson mobil membuyarkan lamunannya.

Tak lama kaca mobil turun.

"Tuan Arland mau saya antar?"sopir Elmira.

"Astaga pak, saya bersyukur anda masih disini" haru Arland, ia berfikir mungkin harus berjalan tapi ternyata pertolongan datang tepat pada waktunya.

Dirinya benar benar lelah bekerja di tambah tekanan dari Edgar semasa mencari Elmira.

Arland langsung memasuki mobil.

_

"Maksud ibu apa? Aku tak bisa menceraikan Lilyana"Mario.

Gloria setelah pertemuannya dengan Elmira langsung mengunjungi kediaman putranya.

Gloria tak mengindahkan peringatan Edgar baginya kekuasaan putranyapun tak kalah hebat dari Edgar.

Bagi Gloria Edgar begitu angkuh memanfaatkan kekuasaan hingga membuat Elmira terkekang.

"Dia tak hamil Mario kamu sudah mempertanggung jawabkan apa yang sudah kamu lakukan"

"Ibu hanya ingin Elmira yang menjadi menantu ibu bukan Lilyana!"

"Ibu, kita tak bisa mempermainkan sebuah hubungan hanya karena lilyana belum hamil"Mario mencoba menenangkan ibunya.

"Bu Putramu sudah merusak seorang perempuan, dan aku tak mau lepas tanggung jawab atas apa yang kulakukan meskipun tak sampai membuat Lilyana hamil"Mario dengan sabar memberi pengertian pada ibunya

"Aku tetap ingin bertanggung jawab"

"Kamu membohongi perasaanmu sendiri Mario seandainya kamu mau menerima nasehat ibu untuk jujur pada Elmira tentang apa yang terjadi pasti semuanya tak serumit ini"

Mario terdiam dengan perkataan Ibunya, dengan tangan mengepal menahan semua yang ia rasa selama ini sorot matanya berubah sendu.

"Aku tau ibu begitu menyayangi Elmira tapi dia sudah bersuami dan aku sudah beristri"

"Bagaimana jika Edgar memperlakukan istrinya dengan kasar?"tanya Gloria.

Mario terkejut dengan pertanyaan.

"Edgar mencintai Elmira, bagaimana mungkin ia bisa menyakiti Elmira Bu" Lilyana Lansung memotong pembicaraan berjalan mendekat.

"Kenapa ibu menggangu rumah tangga anak ibu sendiri"Lilyana.

Gloria menghampiri Lilyana ia sungguh benar benar geram putranya telah di bodohi oleh perempuan terlihat malaikat di luar.

"Karena kau perempuan yang tak baik untuk putraku"

Lilyana tak terkejut iya tau mertuanya tak menyukainya sedari dulu.

Kejahatannya tak mungkin ada yang bisa menyadari ia bermain sebersih mungkin.

"Aku tau hiks  ibu tak menyuk-" berpura pura sedih agar suaminya membela dirinya.

"Diam! aku ingin berbicara dengan putraku"

Lilyana menoleh pada suaminya Mario hanya diam.

Ada apa dengan suaminya apa Gloria berhasil meyakinkan Mario, yang biasa akan membelanya.

_

Elmira membawa kotak P3k dan juga air hangat.

Suaminya tak mau di bawa kedokter walaupun tadi sempat ada perdebatan di dalam mobil hanya karena masalah ini.

"Sayang bisakah kamu mengganti bajumu terlebih dulu" Elmira mendudukkan dirinya di samping Edgar.

Edgar membatu mengambil air hangat di tangan istrinya.

"Kenapa?"

"Bajumu terkena darah, dan aku tak suka dengan bau darah sayang" Elmira.

Edgar mengaguk hanya Elmira-nya yang bisa memerintahnya.

Edgar dengan jail langsung membuka jas kantornya sementara Elmira menunduk membuka kotak P3k tak menyadari apa yang Edgar lakukan.

Edgar membuka kemeja putihnya hingga tak ada pakaian yang melekat pada bagian atas tubuhnya sekarang.

Hingga memperlihatkan otot perutnya yang terbentuk sempurna Elmira belum menyadari hal itu.

"Sudah El"

Elmira mendongak dengan mata melotot wajahnya seketika memerah bak tomat.

"Kenapa wajahmu memerah El" goda Edgar.

"Ta-tak bukan apa apa, bukankah aku  menyuruhmu untuk mengganti baju"

"Ku kira kamu menyuruhku membuka baju El"Edgar menahan kekehanya.

"Mana ada!"

"Apa kamu tidak ingin menyentuhnya "

Tunggu dulu apa Edgar sedang menggodanya Elmira menyadari suaminya menjaili dirinya saat ini berbalik.

"Apa boleh!" Senangnya

Edgar terkejut dengan reaksi istrinya, mana sifat malu malunya tadi.

"Diammu berarti boleh"Elmira berjalan mendekat menyentuh otot suaminya.

Wajah Edgar memerah hingga keleher menyadari tindakannya.

Elmira-nya benar benar nakal.

Elmira dengan senang hati menyentuh dan menghitung otot suaminya tak menyia-nyiakan kesempatan.

Edgar matian matian menahan sesuatu dalam dirinya ketika tangan lembut Elmira-nya menyentuh kulit polosnya.

"He-hentikan El"

Elmira tak mendengarkan perkataan Edgar hingga badannya melayang diangkat suaminya hingga tubuhnya berada di tas kasur.

"Ed"terkejut.

"Aku sudah memperingatkanmu El"

Iya Edgar membawa istrinya ke hotel miliknya dengan alasan ada sesuatu yang tertinggal.

Mana mungkin ia membawa Elmira ke Mansionnya saat ini.



°°°°°°°°°°

Spam nexnya✓

Gimana chapter ini? ❤️



Jadwal up date day udah kasih tau di awal ya jeyeng😊

























Votenya ❤️
See you next time 🖐️

Become An Important Figure's Wife🥀 [End]Where stories live. Discover now