Gara-gara cemburu

Start from the beginning
                                    

"Hyung, lepaasss!!" Sing masih saja berusaha melepaskan diri dariku. Aku pun melepaskan tangannya dan juga tangan Lex sesaat setelah aku menghentikan langkahku.

"Hyung, kamu tuh kenapa sih? Kamu tuh udah bikin malu aku di depan Phi Toptap tahu nggak?! Gara-gara perbuatanmu yang kekanak-kanakan barusan, namaku bisa tercoreng. Nanti bisa-bisa tidak ada lagi content creator yang mau bekerja sama denganku kalau begini!" Sing memarahiku lagi.

"Aku cuma nggak suka kamu dipeluk-peluk kayak gitu tadi," jawabku.

"Yak! Itu cuma bagian dari konten, masa kayak gitu aja Hyung nggak paham sih?!" Sing geram padaku.

"Jadi kau cemburu melihat Phi Toptap memeluk Sing tadi?" Lex yang sedari tadi hanya diam menyimak kini bersuara.

"Ng...," aku jadi bingung harus menjawab apa pada Lex. Kalau kujawab iya, nanti Lex pasti marah.

"Kalau kau hanya cemburu melihat Sing, lalu kenapa kau juga turut menarikku, huh?" Lanjut Lex.

"Aku cuma__,"

"Kamu keterlaluan, Zayyan! Kamu tuh serakah! Kamu ingin memiliki kami berdua di waktu yang bersamaan, iya kan?" Potong Lex. Aku tak menyangka ia akan berkata seperti itu.

Aku terdiam tak mampu menjawab. Lidahku kelu.

Mata Lex berkaca-kaca menatapku. Ia tampaknya sangat marah padaku saat ini.

"Kau suka Sing, kan?" Lex seperti mendesakku untuk mengakuinya.

Haruskah aku menjawabnya, pikirku. Aku menarik napas sedalam-dalamnya, berusaha mengumpulkan kekuatanku.

Dan akhirnya, "Iya," jawabku.

Sing terdiam, aku tak tahu apa yang di pikirannya saat ini, apakah dia senang karena aku kini berani mengakuinya di depan Lex. Entahlah.

Dada Lex tampak naik turun, ia sepertinya sedang menahan emosi.

"Lalu bagaimana denganku? Apakah kau juga menyukaiku?" Tanya Lex lagi.

"Iya," jawabku tanpa ragu.

"Baik! Ternyata benar dugaanku, kalau kau itu serakah. Kau memang brengsek!" Umpat Lex.

"Siapa yang lebih kau sukai, aku atau Sing?" Lex terus mendesakku untuk menjawabnya secara detail.

Ini benar-benar pertanyaan yang sulit, pikirku, meski aku sudah yakin siapa yang lebih kusukai.

"Sing," jawabku kemudian.

"PLAAAKKK!!" Sebuah tamparan keras mendarat di pipiku dari Lex.

Sing terperangah kaget.

Lex menatapku dengan getir dan kulihat air matanya telah jatuh di pipinya. Lex berlari meninggalkan kami.

Dan kini tinggallah aku dan Sing di sini. Aku masih memegangi pipiku yang terasa perih akibat tamparan Lex barusan.

"Kau memang pantas mendapatkannya, Hyung," ucap Sing.

"Namun meskipun begitu, aku berterimakasih padamu, karena akhirnya kau berani mengakuinya di depan Lex-eu Hyung," sambung Sing lagi.

"Ya sudah, lebih baik sekarang Hyung pulang saja, nggak usah nemenin aku!" Sing berbalik hendak berjalan pergi.

"Mau ke mana?" Aku mencekal tangannya.

"Lepaskan aku, Hyung. Aku mau kembali ke restoran, aku harus menyelesaikan syutingku dulu. Aku tidak mau dicap sebagai orang yang tidak profesional!" Sing menghempaskan tanganku dengan kasar, lalu berjalan pergi meninggalkanku.

Aku hanya diam mematung menatap kepergian Sing. Sebenarnya aku tak rela jika dia kembali untuk meneruskan syutingnya bersama Phi Toptap, tapi jika kupikir-pikir lagi keegoisanku ini memang bisa menjatuhkan karir Sing ke depannya. Sedangkan Sing selama ini telah bersusah payah membangun image dan karirnya sebagai seorang selebgram dan tiktoker terkenal, masa sekarang aku mau menghancurkannya begitu saja sih. Kan nggak lucu, yang ada nanti Sing malah membenciku.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now