07 - Bitter Truth

511 96 13
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

——————

"Jungwon, menurut pada Nio. Ayah akan menjemputmu jika papamu memang harus di rawat. Jadi anak baik, oke?"

Sunghoon mencium kening putranya.

"Kita pulang saja." Jaeyun berucap lirih, melirik Sunghoon yang telah siap untuk mengangkatnya.

Kedua tangan Sunghoon sudah ada di punggung dan kakinya. Dengan sekali gerakan Jaeyun sudah berada dalam gendongan sang dominan.

Tanpa mengindahkan Jaeyun, Sunghoon menutup pintu mobil dengan kakinya. Sekali lagi menatap Jungwon yang kini juga menatapnya berkaca-kaca. "Tunggu ayah dan jangan nakal."

Jungwon mengangguk lalu meminta Nimo untuk segera membawa mereka kembali ke mansion.

"Sunghoon..." Panglima muda itu membalas dengan deheman kecil.

Mengabaikan tatapan kaget yang di tujukan padanya, Sunghoon segera  melangkah pasti menuju gedung rumah sakit dengan Jaeyun di pelukannya.

".. kepalaku sakit." Jaeyun meringis lebih keras, membuat si penggendong berlari kecil ke arah resepsionis.

"Bertahanlah."

"Sunghoon, kepalaku— ingin meledak." Merasakan cengkraman kuat pada bagian pakaiannya Sunghoon berlari sekuat tenaga. Rintihan yang di keluarkan pria manis dalam dekapannya membuatnya makin panik.

Jika saja dua petugas tak langsung menghampiri nya, Sunghoon bersumpah akan membuat rumah sakit ini terbalik.

"Panglima park! Baringkan disini." Dua petugas kesehatan itu mendorong berangkar kosong ke hadapannya.

"Tolong! Dia kesakitan." Sunghoon baringkan Jaeyun dengan hati-hati.

Jaeyun mencengkeram kepalanya sendiri dengan kuat, mimisannya tidak berhenti. Sunghoon bahkan tidak sadar bahwa Jaeyun kembali mimisan dalam gendongannya.

Sunghoon turut bantu mendorong berangkar Jaeyun dengan perasaan tak karuan. Begitu masuk ke ruang darurat ia diminta untuk menunggu di luar, tentu saja ia menurut.

Seorang dokter berlari ke arah ruangan dimana Jaeyun di periksa. Sunghoon tanpa sadar menarik tangan dokter tersebut.

"Tolong selamatkan istriku. Dia kesakitan." Nada bicaranya yang biasa tegas kini terdengar kalut. Sunghoon tak begitu mengerti, tapi ia merasa cemas.

"Kami akan berusaha yang terbaik."

Sunghoon duduk dengan gelisah di ruang tunggu. Apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya? Dia tak pernah merasakan hal ini.

Kemeja putihnya tak lagi rapi, sangat kusut di beberapa tempat akibat cengkraman kuat Jaeyun, noda merah turut menghiasi beberapa bagian depan pakaiannya.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan dokter dan beberapa perawat yang nampak serius.

"Bagaimana keadaan nya?"

Melirik raut wajah kusut panglima, dokter tersebut tersenyum kecil. "Saya ragu tuan Jaeyun baik-baik saja saat ini. Saya menyarankan untuk melakukan tindak lanjutan penuh."

You and Dandelions | sungjakeजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें