11 - Forgiveness

568 92 3
                                    

|Apresiasi penulis dengan vote dan berkomentar, terimakasih.

-----

Sunghoon mengendarai mobil nya dengan kecepatan sedang. Ia membawa tumpukan mainan di kursi belakang untuk Jungwon. Ia juga membeli sesuatu untuk Jaeyun.

Ia sampai di rumah saat petang. Mansion terasa sunyi dan sepi, padahal sudah masuk jam makan malam.

"Selamat datang tuan Sunghoon." Nino yang kebetulan berada di ruang tamu menyapa sang tuan rumah.

"Dimana yang lain? Kenapa sepi sekali?" Sunghoon melepas jas yang ia pakai dan menyampirkannya di salah satu lengannya.

Nino berdehem kecil sebelum menjawab dengan hati-hati. "Jika yang tuan maksud adalah tuan Jaeyun dan tuan muda. Keduanya ada di kamar tuan Jaeyun. Sejak pagi tadi tak ingin di ganggu."

Sunghoon berjalan cepat menaiki tangga. "Apa dia sakit lagi? Bagaimana dengan makan siang keduanya?"

"Keduanya makan di kamar, tuan. Tuan Jaeyun tidak terlihat sehat jadi kami berusaha untuk tidak menganggu keduanya. Keduanya juga sudah makan malam lebih dahulu."

Panglima muda itu mengangguk lalu mengangkat tangannya sebagai isyarat untuk meminta waktu sendiri.

Dengan langkah hati-hati Sunghoon berjalan menuju kamar Jaeyun yang letaknya tak jauh dari ruang kerjanya.

Klek

Ketika pintu terbuka ia di sambut dengan dengkur halus Jungwon. Dua-duanya tertidur di atas kasur dengan posisi saling memeluk.

Sunghoon mendekati ranjang, menyisir lembut surai putranya dan mencium keningnya. Beralih pada wajah sang suami, Sunghoon menyapu ibu jarinya pada pipi Jaeyun, merapikan surai blonde pria itu yang tampak berantakan. Ia juga membenahi selimut keduanya.

Di kecupnya kening sang suami ia berbisik kecil. "Maafkan aku. Mari memulainya dari awal lagi. Tidurlah yang nyenyak. Besok mari berbicara."

Berlalu dari kamar Jaeyun, panglima muda itu pergi ke ruang makan dimana Nana sedang membenahi persediaan makanan dalam rumahnya.

"Nana, bawa makanan ini untuk yang lain." Ia menyerahkan kantung makanan cepat saji yang tadi di beli.

Nana mengambil dua kantung berukuran agak besar itu dengan tatapan kaget. "Ini masih hangat tuan. Lagi pula besok masih bisa di hangatkan untuk besok bila tuan muda ingin makan."

Sunghoon menggeleng. "Jika jungwon mau aku akan membelikannya. Makan saja bersama yang lain. Anggap saja hadiah kecil atas kerja keras kalian selama ini."

Mendengar ucapan sang tuan rumah Nana mengangguk dan pamit untuk pergi ke belakang, dimana tempat para pekerja yang tinggal berada.

Panglima muda itu menghampiri Nino yang ada di ruang tamu, meminta pria itu untuk membawakan mainan Jungwon ke dalam kamar anak itu.

Setelahnya ia pergi menuju ruang kerjanya. Menyelesaikan beberapa berkas yang sengaja ia bawa pulang dalam dua hari terakhir. Ia pastikan untuk mengerjakannya malam ini supaya besok ia bisa pulang lebih cepat untuk bicara pada Jaeyun.

-------

Pagi datang begitu cepat. Sunghoon bangun karena suara ketukan di pintu kamarnya. Dengan hati setengah dongkol ia beranjak dari kasurnya.

Nino dengan pakaian lengkap menyambut dirinya di depan pintu.

"Seseorang dari balai pertahanan terus menelpon anda, tuan."

You and Dandelions | sungjakeWhere stories live. Discover now