Trauma Yang Teringat Kembali

86 15 0
                                    

Esok paginya Asya membuat sarapan seperti biasanya tapi karena tidak berhati-hati tangannya terkena pisau dan karena itu dia tak sengaja menyenggol panci yang berisi air panas yang membuat dia teriak kesakitan. Audrey yang mendengar teriakan kakaknya pun langsung turun kebawah sambil berteriak.

" Jangan!! Jangan kau sakiti kakak ku dasar kau manusia brengsek. " Ucap Audrey sambil menuruni tangga.
" Mana dia? Beraninya dia kabur. " Ucap Audrey yang amarahnya sudah memuncak.

" Audrey sadar, ayah tidak mungkin kesini dan kakak hanya terluka di tangan karena terkena pisau dan air panas bukan karena ayah. " Audrey pun melihat kearah kakaknya yang terduduk lemah dilantai karena kesakitan yang membuat trauma yang coba dia hilangkan kembali lagi.

" Ibu bertahan jangan pergi, IBU!! "

Brakk, Audrey pun langsung jatuh pingsan. Dengan cepat Asya menelpon Baskara untuk membawa dokter kepercayaan keluarganya datang ke rumahnya karena Audrey pingsan. Tak lama kemudian Baskara dan Maudy datang sambil membawa dokter itu, mereka bersama-sama menggotong Audrey untuk berbaring dikasur nya.

" Apakah traumanya kambuh kembali ? " Tanya dokter kepada Asya yang terlihat cemas.
" Iya dok, dia pingsan setelah melihat saya yang terduduk lemas di lantai karena tangan saya terluka. " Ucap Asya sambil meneteskan air mata.

" Baiklah kalau begitu biarkan Audrey istirahat untuk beberapa hari ini, dia pasti mengingat kejadian itu karena tau kabar kalau ayahnya telah kembali bukan? " Mereka semua mengangguk mendengar ucapan dokter itu.

" Baiklah kalau begitu kalian bisa pergi kesekolah dan biarkan saja dia istirahat dulu. " Ucap dokter kemudian meninggalkan mereka semua.
" Kalau gitu kamu cepet ganti baju kita berangkat bareng, nggih? " Ucap Maudy hanya kemudian dibalas anggukan oleh Asya.

Selama disekolah Ranendra khawatir dengan Audrey karena untuk pertama kalinya Audrey ijin untuk tak sekolah. Karena itulah dia bertanya kepada Clarissa kenapa Audrey tidak masuk sekolah.

" Owh katanya Asya tadi traumanya si Audrey kambuh lagi. " Ucap Clarissa yang membuat Ranendra bingung.
" Trauma? Karena apa? " Tanya Ranendra yang membuat Clarissa menghela nafas.

" Iya Audrey emang anak yang periang tapi dia punya trauma sejak kecil dan tadi traumanya kembali. Kalau khawatir mending jengukin okey? " Ucap Clarissa sambil meninggalkan Ranendra yang kebingungan.

Di sisi lain Derren menemani Asya yang sedang murung di rooftop sekolahnya. Tapi Derren tak menanyakan apapun dia hanya menunggu sampai Asya ingin bercerita.

" Derren, menurut mu apakah aku gagal menjadi kakak yang baik ? " Tanya Asya yang membuat Derren bingung.
" Kenapa kamu bertanya seperti itu Asya? " Kemudian Asya menyenderkan kepalanya dibahu Derren.

" Karena diriku sekarang Audrey tidak masuk sekolah itu semua karena traumanya kambuh gara-gara aku. " Ucap Asya sambil menangis.
" Tenangkan dirimu dan ceritakan semuanya yang ingin kamu ceritakan aku akan mendengarkan dirimu, Asya Amara. " Ucap Derren untuk menenangkan Asya.

_____________ Flashback ______________

Dulu saat Asya dan Audrey masih kecil mereka hidup seperti definisi keluarga bahagia yang orang-orang bayangankan tapi semua berubah ketika sang ayah ketahuan berselingkuh dan berjudi tapi sang ibu tetap sabar. Sampai pada suatu malam sang ayah meminta uang kepada sang ibu tapi tak diberi hingga sang ayah berbuat hal yang akan diingat seumur hidup oleh anak-anaknya. Sang ayah kenudian membunuh ibu mereka yang berada di dapur didepan mata mereka.

Kemudian Asya langsung menarik adiknya untuk bersembunyi didalam gudang sebelum mereka menjadi incaran sang ayah. Setelah mereka bersembunyi di gudang Asya menyuruh adiknya untuk tidak ribut dan dengan cepat Asya menelpon pamannya yaitu ayahnya Baskara. Tak lama kemudian polisi datang yang membuat ayah mereka kabur namun dia dapat tertangkap, saat ayahnya kabur mereka berdua mendekati sang ibu yang sedang dalam kondisi sekarat.

" Ibu tunggu lagi sebentar ya, ambulance yang dipanggil paman akan datang. Jangan tinggalin kita ya. " Ucap Asya sambil membantu menahan darah yang keluar dari perut sang ibu, " Sayang ibu nggak apa-apa kok, kamu jaga adikmu dengan baik ya. " Setelah mengucapkan itu ibu mereka pun menghembuskan nafas terakhir.

" Ibu bertahan jangan pergi, IBUU!! " Teriak Audrey sambil menangis histeris.

____________ Flashback end ___________

" Kamu nggak gagal kok, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga adikmu. " Ucap Derren yang membuat Asya langsung menoleh kepada Derren.
" Benarkah? " Tanya Asya sepertu anak kecil.
" Iya tentu saja, nanti aku kerumahmu aja ya buat bantu kamu masak. " Ucap Derren yang disetujui oleh Asya.

Saat Derren ingin mengantar Asya balik ke kelasnya, merek berdua di panggil oleh Ranendra yang lari dengan cepat.

" Kak Asya boleh nggak aku jenguk Audrey?" Tanya Ranendra dengan nafas yang terengah-engah.
" Tentu saja boleh, kalau kamu sendirian juga nggak apa. " Jawab Asya sambil tersenyum.

" Makasih kak, kalau gitu aku ke kelas dulu. Makasih. " Ucap Ranendra kemudian lari dengan cepat.
" Kalau gitu nanti aku datang ke rumahmu bareng Baskara okey? " Asya pun hanya mengangguk dan masuk kedalam kelas.

Setelah pulang sekolah Asya langsung menemui adiknya, saat dia sampai di rumah dia melihat adiknya yang sedang duduk sambil merenung sambil menggunakan selimut di dekat tangga. Saat dia melihat bahwa kakaknya sudah balik dari sekolah dia langsung lari memeluk kakaknya itu. Audrey memeluk Asya dengan erat, Asya pun mengelus punggung adiknya dengan lembut.

" Udah ya peluknya, sekarang kamu mandi dulu lagi bentar Derren, kak Baskara sama Ranendra mau kesini buat jenguk kamu. " Ucap Asya sambil menuntun adiknya duduk.
" Apakah Audrey ngerepotin kakak? " Tanya adiknya yang membuat Asya marah.

" Kamu ngga boleh nanya hal kayak gitu, karena kakak itu sayang sama kamu dan kamu sama sekali nggak pernah ngerepotin kakak. Adik ku sayang semua orang pasti memiliki traumanya sendiri dan trauma mu itu nggak ngerepotin kakak. Udah ya sekarang mandi sana. " Ucap Asya yang kemudian dituruti oleh Audrey.

Setelah mereka selesai mandi, Asya menyuruh adiknya duduk saja dan menunggu jika mereka jadi datang ke rumah. Tak lama kemudian bel rumah mereka pun berbunyi dengan cepat Audrey membuka pintu, Audrey sangat kaget ternyata yang datang kerumahnya lebih banyak dari yang kakaknya bilang. Semua sahabatnya, sepupu dan Derren datang kerumah.

Mereka semua masuk ke dalam sambil menikmati makan malam bersama-sama yang membuat Audrey terharu hingga tanpa disadari dia menangis kemudian dia dipeluk oleh kakaknya.

" Maka- makasih kalian semua mau tetap bersama dengan ku. " Ucap Audrey yang masih menangis dipelukan kakaknya.
" Tenang saja kami nggak akan meninggalkan dirimu, kalau ada yang sampai begitu tinggal kita gebukin aja. " Ucap Ayena yang kemudian dia di tegur oleh pacarnya yaitu Satya Anggara.
" Kalau mau tenangin orang jangan kayak gitu juga dong. "

Setelah makan malam itu semua pergi kecuali Ranendra, Audrey dan Ranendra masih duduk didepan teras sambil berbincang.

" Audrey, lain kali kalau kamu seperti ini lagi cerita aja ke aku. Aku pasti bakal ada disisimu. " Ucap Ranendra kepada Audrey.
" Makasih ya Akasa, aku beruntung bisa bertemu sama kamu. " Setelah Audrey mengatakan itu Ranendra pun pamit pulang.

' Makasih Akasa, masih mau dekat dengan diriku. ' Tutur Audrey dalam batin.

Hanya Kamu Didalam HatikuWhere stories live. Discover now