Sedangkan Ummi Kia menangis sambil memeluk tubuh sang putri yang tengah tak sadarkan diri. Reyhan memegang erat tangan sang kakak perempuannya itu.

Sementara itu diruangan yang berbeda...

Mama Satria yang masuk ke dalam dan melihat kondisi Anaknya tersebut langsung berlari menangis melihat kondisi sang anak saat ini. Tangannya gemetar sambil memegangi tangan sang putra dan mengusap wajah sang putra.

"Zidan, siapa yang berani-berani nya membuat Satria seperti ini?" Ucap Mama Satria dengan tegas.

"Maaf tante tapi semuanya sudah kami urus, semua nya merupakan orang suruhan yang dibayar dan diberi perintah untuk mencelakakan Kia tante" Jelas Zidan kepada Mama Satria.

"Siapa Zidan?" Teriak Mama Satria dengan tegas dan marah.

"Tania tante, jadi Tania dalang dari semua ini termasuk teror yang terjadi dirumah tante kemarin" Jelas Zidan dengan nada talut-takut.

"Penjarakan dia dan jangan beri ampun dan saya akan menuntut nya saya bawa kasus ini ke jalur hukum, pastikan jangan sampai ada orang-orang yang dapat membantu nya termasuk Papa nya sekaligus" Ucap Mama Satria dengan wajah sangat marah dan bergetar.

"Baik tante Zidan sampaikan kepada atasan dan Zidan akan mengurus semuanya" Ucap Zidan sambil mengangguk-anggukkan kepala nya.

Mama Satria kembali menatap wajah putra nya tersebut dengan sendu, lalu dia teringat sesuatu dan berdiri mengambil sesuatu dalam tas nya.

"Halo pak Hendra, saya akan membawa kasus ini ke jalur hukum jadi tolong jangan menghalangi saya sekalipun orang brengsek itu adalah putri bapak" Ucap tegas Mama Satria kepada orang diseberang telepon lalu mematikannya tanpa menunggu jawaban.

"Zidan, antarkan tante ke kamar nak Kia sekarang" Pinta Mama Satria kepada Zidan.

"Baik tante, mari Zidan antarkan" Jawab Zidan lalu memimpin langkah menuju kamar tempat Kia dirawat juga.

Setelah berjalan beberapa langkah keluar dari ruangan Satria masuklah Mama Satria ke dalam ruangan Kia. Mama Satria menutup mulutnya dan menangis kaget melihat kondisi tubuh Kia yang memucat dan berbaring lemah diatas kasur rumah sakit.

Semua orang yang berada di dalam ruangan terisak melihat kondisi Kia saat ini. Mama Satria mendekat ke arah tubuh Kia dan mengusap wajahnya dengan sendu memerhatikan setiap inci wajah Kia.yang memucat.

Ummi Kia memejamkan matanya melihat hal tersebut dan terisak lebih keras, Nana berusaha mengusap menenangkan Ummi Kia. Mama Satria beranjak dan mendekat ke arah Ummi Kia kemudian mereka berpelukan sambil terisak masing-masing.

"Kita bisa melewati iniii.. mereka berdua anak yang kuat" bisik Mama Satria dalam pelukan Ummi Kia.

Ummi Kia yang mendengar bisikan Mama Satria terisak lebih dalam, dadanya terasa sakit sekali melihat kondisi anaknya dan memikirkan kejadian yang tengah dialami oleh Kia dan Satria.

Semua yang ada diruangan itu menjatuhkan air mata mereka masing-masing dan tak lupa beribu-beribu doa yang telah mereka langit kan untuk keduanya.

Tak berselang lama Syifa sahabat Kia selaku suster yang menangi Satria berlari memasuki ruangan Kia.

"Permisi, maaf mengganggu. Satria sudah sadarkan diri" Ucap Syifa yang membuat seluruh ruangan membelalakkan matanya kaget.

Mama Satria dan Zidan bergegas menuju ruangan Satria. Dan benr Satria sudah sadarkan diri nya walaupun masih terlihat lemah.

"Alhamdulillah Satria anak mama akhirnya sadar" Ucap syukur Mama Satria sambil mengusap wajah sang putra yang sudah sadarkan diri itu.

"Kii..aa... Kia dimana ma?" Tanya Satria dengan terbata-bata kepada sang mama.

"Kamu tenang dulu Kia sudah mulai membaik nak, tapi dia belum sadarkan dirinya"Jawab Mama Satria.

Satria berusaha bangun dari tempat tidur nya namun ditahan oleh sang mama.

"Satria harus liat kondisi Kia sekarang ma" Ucap Satria panik.

"Kamu harus istirahat dulu Satria" Ucap Mama Satria.

"Ma, Satria gapapa ini udah biasa Satria alami bukan pertama kali nya. Satria lemes cuma karna kecapean aja" Jawab Satria kepada Mama nya.

Mama Satria tak menahan anaknya yang berusaha bangun dirinya mengerti anaknya ini sangat kuat dan pasti nya khawatir dengan kondisi perempuannya.

Satria berjalan tertatih dengan beberapa perban ditubuhnya dan infus yang masih melekat ditangannya. Zidan membantu Satria membawakan tiang infus nya dan menuntun pelan sahabatnya itu. Mama Satria mengikuti mereka dari belakang menuju kamar Kia.

Setelah beberapa langkah Satria masuk dan bengong meliht kondisi Kia saat ini. Semua yang ada didalam ruangan Kia mendadak diam dan hening melihat reaksi Satria.

Satria mendekat kearah Kia dengan menahan rasa sakit yang dirasakannnya.
Satria melihat ke arah Ummi dan Ayah Kia, keduanya menganggukkan kepalanya.

Setelah mendapatkan anggukan dari kedua orang tua Kia, Satria mengambil salah satu tangan Kia dan mengusapnya dengan pelan. Semua membeku melihatnya dan menahan isakan mereka.

"Maafkan saya Kia, saya janji setelah kamu sah menjadi istri saya kejadian ini seperti ini tidak akan terulang lagi dan tidak akan ada yang berani menyentuhmu sedikitpun" Ucap Satria dengan lirih kemudian menjatuhkan air mata nya.

Mama Satria tersenyum tipis melihat Satria lalu ikut menangis melihat sang putra dan juga sang calon menantu nya itu. Ummi Kia dipeluk oleh Ayahnya untuk ditenangkan dari isakan nya tersebut.

Nana direngkuh oleh Zidan agar bisa ditenangkan juga. Reyhan sang adik Kia berusaha tegar melihat adegan didepan matanya tersebut walaupun sejujurnya dia juga ingin menangis.

"Itu janji saya Kia, bertahan sekali lagi demi kebahagianmu. Semua yang kamu inginkan akan saya kabulkan" Ucap lirih Satria sambil terisak.

Zidan kemudian mendekati sahabatnya itu dan menepuk-nepuk pelan bahu sang sahabat untuk menenangkan dan menguatkannya.

_______________________________________________

Semoga suka stay enjoy temen-temen, ditunggu ya besok update terbaru Satria & Kia♥️ see youuu😘

-smptr🌻

Jodoh Pasti BertemuWhere stories live. Discover now