Davian tersenyum miring di balik helm nya. Saat melihat tikungan selanjutnya, dia menambah kecepatan motornya dan menyalip Relci dengan sangat dekat, bahkan body motor mereka sudah bersententuhan.

Relci kehilangan keseimbangannya dan mengerem motornya secara mendadak. Dia hampir menabrak pembatas sirkuit.

"Sialan Davian!" Teriak Relci.

Sedangkan Davian malah tertawa dan menambah kecepatan motornya lagi saat melihat garis finis. Suara tepuk tangan penonton bergemuruh menyaksikan siapa pemenangnya, antara bingung dan kaget ternyata ada yang bisa mengalahkan Relci.

Davian memberhentikan motor dan membuka helmnya. Dia kembali tertawa saat Relci sudah berada di sampingnya.

"See? Gw menang." Ucap Davian ke arah Relci.

"Lo kalau main nggak usah curang bisa nggak, ha?!" Varo yang baru datang langsung menarik kerah baju Davian. Sedangkan yang di tarik malah terkekeh dan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"Curang? Coba bilang dimana letak kecerungan yang lo bilang itu? Gw cuman nyalib motor kayak biasa. Cuman ya... motor Relci aja yang kedekatan sama motor gw." Jelas Davian dengan nada yang sangat menjengkelkan di telinga Varo.

"Dasar ta-"

Relci menarik Varo kebelakang, "udahlah, mau gimana pun gw tetep kalah."

"Tapi ci...."

"Shutt.... bang, bawa dia pergi." Suruh Relci pada Bintang, dan Varo pun di bawa pergi oleh Bintang kembali ke kursi penonton.

Relci kembali mengalihkan atensinya pada Davian, "Sesuai kesepakatan, orang yang menang bisa minta apapun pada orang yang kalah. Lo mau apa?" Tanya Relci to the point.

Ini dia yang Davian tunggu-tunggu, "ciuman, gw minta ciuman dari lo."

Relci yang mendengar itu mendatarkan ekspresinya. Walaupun dia tau Davian pasti akan meminta hal-hal aneh padanya, tapi ciuman itu di luar dugaannya. Kesepakatan sialan, dia tidak bisa menolaknya.

"Hm, saat pertemuan kita selanjutnya gw bakal lunasin permintaan lo itu." Dan Relci pun dari sana meninggalkan Davian dengan kekehannya. Dia jadi tidak sabar dengan hadiahnya.

"Lo minta apa dek?" Tanya Elio yang datang bersama kembarannya, Elias.

Davian memalingkan wajahnya ke arah  Elio dengan senyuman yang tak pernah hilang dari bibirnya, "hanya sebuah ciuman?" Jawab Davian santai.

"Apa lo bilang?! Anjir lo nggak di tendang sama dia tadi kan?" Tanya Elio sambil membolak balikkan tubuh Davian ke sana kemari.

"Enggak lah." Jawab Davian sambil menghentikan tangan Elio yang memutar mutar tubuhnya, "Relci nggak pernah main-main sama kata katanya. Dia udah buat kesepakatan sama gw duluan, ya dia nggak bakal bisa nolak." Sambung Davian.

Elio menghela napas berat,  "serah lo dah," Ucap Elio yang nggak habis pikir dengan tingkah adiknya itu.

"Bang Lias...." panggil Davian memelas. Tidak lupa dengan puppy ayes.

'Mulai dah, tadi aja sok sangar di depan Relci.' Batin Elio.

"Kenapa hm?" Tanya Elias sambil mengusap rambut Davian lembut.

"Mau gendong, Vian capek...." ucap Davian sambil mengangkat kedua tangannya ke arah Elias.

Elias malah terkekeh melihat tingkah Davian. Namun tak ayal, dia tetap menurutinya, dan membawa Davian ke dalam gendongan koalanya.

Dan tentu saja yang mereka lakukan itu di perhatikan oleh banyak orang. Hey, mereka masih di tengah-tengah sirkuit, dimana seluruh penonton di podium bisa melihat mereka dengan sangat jelas.

"Manja bener lo, heran Gw," Sewot Elio.

"Biarin, bang Lias aja nggak protes," Sarkas Davian.

Elio memutar bola matanya malas, "Dasar bocah."

"Udah, ayo kita pulang." Ucap Elias dan mulai berjalan meninggalkan sirkuit menuju mobil mereka yang ada di parkiran.

"Mau ikut ke mansion?" Tanya Elias pada Davian sambil berjalan.

Davian menggeleng di bahu Elias, "enggak, Davian pengen pulang ke mansion Aubrey aja."

"Baiklah," ujar Elias.

'Semoga Daddy nggak ada di sana.' Batin Davian.

_________________________________
________________________

Sekali lagi, jangan lupa vote, komen, and Follow....

Minggu, 26 November 2023
Ig : huswarelci
Ttk : huswarelci

D'E Sella Vian [End] [Terbit]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن