21. Renggang lalu Menghilang

154 25 0
                                    

Tahun ajaran baru dimulai, Renu, Eno, Azim, Yan, Rayi dan Mella menjadi siswa di SMA yang sama seperti rencana mereka, sedangkan Ewil dan Deri di sekolah berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ajaran baru dimulai, Renu, Eno, Azim, Yan, Rayi dan Mella menjadi siswa di SMA yang sama seperti rencana mereka, sedangkan Ewil dan Deri di sekolah berbeda. Pikiran buruk kepada keputusan yang mendadak berubah waktu itu telah ditepis oleh Ewil. Cowok itu berkata, menjadi siswa di sekolah berbeda bukan alasan mereka tak bisa main bersama. Renu percaya. Rumah mereka saling berseberangan. Mudah untuk mampu berjumpa setiap hari. Selama liburan dia di rumah nenek bersama Yeri, tidak bertemu Ewil adalah wajar. Lalu, satu minggu berlalu, Renu mengirim pesan mengajak cowok itu main bersama teman-teman namun ditolak dengan alasan futsal.

Hari itu semua temannya berkumpul, kecuali Ewil.

Satu minggu lainnya berlalu. Pikiran buruk coba Renu tepis sekali lagi. Dia mencoba mengajak Ewil main berdua. Berada di perpustakaan di rumah Dirman sepulang sekolah cukup menyenangkan. Dia sengaja memilih hari yang tak ada jadwal untuk Ewil latihan—dia sudah bertanya tentang itu kepada Deri secara diam-diam. Sayang, dia kembali ditolak. Kali ini alasannya adalah mengantarkan pesanan langganan Yolan.

Dua bulan berlalu. Selama itu Renu menahan diri tidak mengganggu Ewil. Mungkin menjadi siswa di sekolah baru cukup merepotkan. Jadwal ekskul yang penuh, mengingat Ewil orang penting dalam tim sekolah.

Tanpa terasa semester berlalu. Renu beberapa kali mencoba mengajak Ewil bertemu, entah itu berdua dengannya saja atau bersama teman-teman lainnya—bahkan ajakan bermain playstation di rumahnya yang mana hanya perlu menyeberangi jalanan kompleks, selalu dijawab penolakan dengan berbagai alasan.

Gue salah apa ya vroh? 💬
Udah jelas banget lo jauhin gue 💬
Jangan jadi pengecut 💬
Kalo ada masalah ngomong 💬
Lo pembohong, lo bilang meski beda sekolah kita masih bisa main 💬
Nyatanya lo ngasih alasan palsu mulu 💬

Di ujung gelembung pesan-pesannya hanya terpampang centang satu, bulan dua apalagi berubah warna menjadi biru.

Satu menit dia menunggu. Satu jam berlalu. Kemudian hingga keesokan pagi, tanda itu tak kunjung berubah.

Setelah mengenakan seragam lengkap dia buru-buru keluar dari kamar. Mengabaikan UHT hangat yang disodorkan Tiffani. Berlari menyeberangi halaman menuju rumah seberang.

"Eh Renu," sapa Yolan. "Ke mana aja? Kenapa ga pernah mampir kesini? Sibuk banget ya di sekolah baru? Padahal Eno sering ke sini. Kamu banyak eksulnya ya jadi sibuk."

Dada Renu bergemuruh. Mendidih. Buih-buih panas itu menjalar ke daun telinganya, menciptakan sensasi panas.

"Eno sering ke sini?"

"Iya."

"Oh."

Buku-buku jarinya gatal. Ujung kukunya risih meminta digigit.

"Renu ada perlu apa kesini?" Pertanyaan Yolan memecah cumbuan Renu pada ujung jarinya.

"Ewil nya sudah berangkat apa belum?" Renu segera mengelap ujung kukunya ke kain celana.

The Sandy [ HyuckRen ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang