Terhubung

44 8 0
                                    

Levi memacuh mobilnya cepat, menerobos lampu hijau dan hampir menabrak seorang pejalan kaki. Tak ada waktu untuk menaati peraturan atau merasa menyesal, bahkan jika orang tadi tertabrak sekalipun.

Mengambil jalan berbelok, Levi mengumpat ketika dihadapkan pada kemacetan. Sadar tak punya banyak waktu, pria yang masih memakai baju tidur itupun keluar dari mobil. Berlari diantara antrean kendaraan.

Semakin jauh meninggalkan mobilnya, Levi makin dekat pada pusat kerumunan.

Orang-orang berkumpul dan berteriak panik. Levi tak punya pilihan selain menembus dengan paksa. Ukuran tubuh yang kecil hampir membuatnya jatuh, tapi tak ada alasan untuk mengeluh.

Dorong. Dorong. Terobos. Levi berhasil melewati kerumunan. Tenaganya hampir hilang saat melihat kobaran api besar yang masih berusaha dipadamkan oleh lima mobil pemadam.

Tak jauh dari sana, di samping pagar besi yang hampir runtuh -terlihat ditabrak paksa oleh mobil pemadam, bocah enam tahun melihat rumahnya yang hampir habis.

Debu hasil kebakaran beterbangan, panas api terasa menyengat kulit. Tapi bocah itu disana, berdiri tanpa berkedip. Tanpa menangis. Sebelah tangan menggendong boneka yang memang mirip Levi. Piyama kecil terkotori debu arang. Dan sebelahnya lagi menggenggam batang besi pagar dengan kuat. Mengabaikan banyak orang yang ingin mengamankan dirinya.

"Levi!" Hanji berteriak ketika menyadari temannya yang baru datang hanya terdiam karena shock. "Levi, bantu aku membawa Eren."

Eren, sang bocah dengan boneka menoleh. Menatap sedih pria yang bahkan tak dikenalnya. Melepaskan batang besi pagar, Eren berlari memeluk kaki Levi.

Eren tak bicara apa-apa. Hanya saja airmatanya mulai berjatuhan.

.:==========:.

Shingeki no Kyojin
Hajime Isayama

Terhubung
Yun Ran Livianda

Riren / RivaEre

Drama, Romance

Boys Love (BL), Slash, AU, AR, Typo(s) mungkin, OOC mungkin, RnR ditunggu.

Khawasan Fujodanshi yang lain menepi aja kalo lewat, jangan masho ya?

.:==========:.

Sejak pagi tadi Levi merasa tak nyaman, gelisa. Hatinya tak tenang saat melihat Eren masih tidur pagi tadi. Hatinya tak tenang saat berpamitan ada rapat mendadak pada Mikasa pagi tadi. Dan mungkin, telpon Mikasa yang memintanya lekas pulang sudah cukup untuk menjawab kegundaannya.

Levi keluar dari mobil setelah memakirkan sedan hitam dengan aman di garasi. Matanya menatap pria pirang yang baru saja keluar dari kediamannya. Belum apa-apa, Mikasa sudah menyusulnya.

"Paman."

"Ada masalah apa?"

Keduanya berjalan menuju rumah.

"Hanji-san datang bersama dengan seorang pria yang ingin membawa Eren." Mikasa menyamakan langkah saat hampir tertinggal. "Eren sekarang mengurung diri di kamar."

Levi langsung menuju kamar Eren. Di depan kamar, Hanji tengah membujuk Eren untuk membuka pintu.

"Hanji?" Levi bicara dengan nada dalam.

Hanji berbalik menatap teman masa kuliahnya. Sebiji keringat mulus menuruni pelipisnya ketika melihat wajah gelap sang pengusaha sukses.

"Le-Levi. Kau lihat pria di depan tadi? Dia bilang mau membawa Eren. Permintaan dari Keluarga Jeager." Bahkan Hanji terlihat gelisa. "Saat orang itu bicara, Eren langsung mengurung diri."

Terhubung (RiRen)Where stories live. Discover now