Prolog : Ketika Dunia Tidak Pernah Berpihak

38 4 2
                                    



Warning (bullying) : Bacanya pelan-pelan aja ya guys ;)



Korea Selatan masih dengan langit gelapnya, namun seorang remaja usia 18 tahun sudah bangun. Dia harus belajar karena malam tadi bekerja paruh waktu.

"Huh aku lupa nanti ada ujian, ya tuhan kenapa banyak sekali yang belum aku pelajari?"

Gadis itu membuka satu persatu halaman. Mempelajari apa yang harus ia pelajari. Dengan sedikit menguap dan mengusap punggungnya karena pegal.

Sampailah pada matahari yang sudah mulai naik. Name tag dengan nama Gong Seung Ah, dia pasang di sebelah kiri seragamnya. Tersenyum meyakinkan bahwa hari ini pasti akan lebih baik.

"Seung Ah, lakukan yang terbaik hari ini! Mengerti?"

Seung Ah keluar dari tempat tinggalnya, dia memasang earphonenya kemudian mendengarkan lagu-lagu kesukaannya untuk memulai hari lebih semangat. Playlist andalannya tentu group idol sesukaan bernama Stray Kids.

Bus gadis itu datang, dia naik dan duduk dipinggir dekat jendela. Melihat pemandangan kota dan sebuah papan billboard kesukaannya. Di mana menampilkan sang bias yang tampan dengan rambut hitam. Tersenyum penuh ketampanan dan keramahan.

"Haduh, ganteng banget. Aku harap billboardnya tidak segera berganti hehe"



Sekolah menengah atas bernama Shindong School terpampang. Seung Ah berjalan dengan sedikit wajah khawatir. Entah apa yang dikhawatirkan. Hingga tiba di koridor.

"Heh anak yatim"Panggil seorang gadis yang terlihat modis dengan dua teman lainnya

"Hera"lirih Seung Ah

"Kau sudah belajar kan? Nanti kau kerjakan punyaku. Awas saja jika tidak. Kubuat kau mati perlahan"Ancam gadis dengan name tag Hera

"Kau tuli? Tidak mau menjawab Hera?"Seru gadis lain sebelah Hera dengan rambut pendek blow

"I-iya"

Tiga gadis penggrutu tadi pergi dari hadapan Seung Ah. Sungguh, Seung Ah sangat membenci hal ini. Apa harus seperti ini terus hidupnya?





Hari berganti (setelah ujian), Seung Ah sedang belajar di kelas. Kemudian..

Braakk

"YAK GONG SEUNG AH BAU!!!"Teriak Hera yang membuat anak-anak di kelas itu pergi dari sana. Mereka tidak ingin ikut campur jika Hera sudah meneriaki Seung Ah seperti kesetanan.

"Kauuu....DASAR JALANG GILA! KENAPA KAU TIDAK MENGERJAKAN PUNYAKU HAH?!!"Hera menarik kerah baju Seung Ah dengan kasar hingga gadis bermata sayu itu berdiri.

Seung Ah hanya menatap Hera diam

"KAU BISU YAH?! AARG SIAL!"Hera menghempaskan tubuh Seung Ah ke lantai. Dia mengobrak-abrik semua isi tas Seung Ah, menginjak dan membanting semua barang yang dia kira milik Seung Ah.

Saat itu juga Hera menyeret Seung Ah ke belakang sekolah. Menjambak hingga menampar berkali-kali seolah tidak ada hari esok untuk melakukannya.

"HERA CUKUP!"Teriak Seung Ah sambil menangis,"SUDAH CUKUP! A-aku tidak mau menjadi pesuruhmu lagi!"tegas Seung Ah

Hera tertawa remeh, gadis itu memang sakit jiwa. Itulah yang dipikirkan semua orang di sekolah Shindong. Dia terbantu karena ayahnya konglomerat dan ibunya jaksa.

Kejam dan tidak mengenal kata ampun. Gambaran seorang Choi Hera. Selama hampir 3 tahun bersekolah di SMA Shindong. Sudah dua tahun Seung Ah mendapat perlakuan seperti ini. Kepintarannya dimanfaatkan oleh Hera dan teman-temannya.

Seorang teman Hera memberikan sebuah korek api. Kalian bisa menebaknya itu untuk apa. Hera benar-benar gila. Dia membakar kulit paha Seung Ah.

Gadis malang tanpa Ayah dan Ibu, tanpa teman, tanpa saudara, dan tanpa ada satu manusia pun yang berpihak padanya.







Dengan terpogoh-pogoh merasakan sakit dipaha kanan juga kirinya. Seung Ah tetap berjalan sambil menangis. Satu notifikasi muncul di layar.

[Light Up : New Episode is Coming!]

Ada sebuah pemberitahuan bahwa cerita webtoon kesukaannya update episode. Sebuah senyum miris terbit di bibir Seung Ah yang sudah berdarah dan lebam.

"Setidaknya aku harus membaca cerita ini di episode terakhirnya dan di hari terakhir aku hidup"

Sebelum melanjutkan langkahnya. Seung Ah melihat nenek tua yang sedang kesusahan membawa gerobak berisi barang bekas. Seung Ah dengan sigap membantu. Walaupun dirinya sendiri perlu bantuan. Bantuan akan jiwa dan harga dirinya.

"Terimakasih banyak, nak. Semoga kau selalu mendapat kebahagiaan yah"Ucap terimakasih si nenek pada Seung Ah, gadis itu hanga tersenyum tipis dan mengangguk.

'Bahagia di alam lain kan nek? Terimakasih banyak' relung hati Seung Ah menjawab

Dalam langkahnya dia menemukan banyak hal , seperti anak perempuan kecil yang tersenyum karena digendong Ayahnya. Sebuah keluarga yang merayakan ulang tahun. Hingga segerombolan remaja yang saling tertawa bahagia melemparkan candaan satu sama lain.

Dia, Gong Seung Ah, hanya sendiri. Rasanya ngilu disekujur tubuhnya tidak sesakit rasa kesepian sepanjang hidup seorang Gong Seung Ah.







Seung Ah kini di rooftop sekolahnya. Dia membaca episode terakhir dari cerita webtoon kesukaannya berjudul 'Light Up'.

"Ternyata nanti ada season duanya ya? Apa aku harus menunggu season dua?"

Seung Ah bermonolog lagi dengan satu tetes air mata yang menambah basah wajah penuh luka itu.

"Hahahaha maaf aku tidak bisa menunggu season dua, jakganim." (penulis)

Gong Seung Ah, gadis usia muda itu melemparkan tasnya dan sebuah surat. Surat terakhirnya, barang kali ada yang mau membaca. Walaupun itu tidak mungkin. Karena bisa jadi kematiannya malam ini hanya sebuah angin lalu dan dengan mudah dilupakan.

Dunia memang tidak pernah berpihak pada Seung Ah. Dia sangat lelah dan sakit. Sakit seluruhnya. Jiwa, harga diri, hingga fisiknya telah hancur.

"Aku harap,  aku bangun dengan dunia yang lebih indah dari dunia ini. Tuhan, jika kau ada. Aku mohon padamu. Beri aku sedikit saja rasa aman dan kasih sayang"Lirih Seung Ah dengan air mata

Kemudian dia menutup mata, membentangkan tangannya. Dan ya...

Terjun dari atas rooftop SMA Shindong

Braakkhh Bruukkh

*gelap*

SIMILIAR - Lee Know Stray KidsWhere stories live. Discover now