Part 5 - Permintaan Julia

Start from the beginning
                                    

Julia menangis tersedu-sedu, tubuhnya bergetar. Allen diam, berusaha menahan emosinya.

Tiba-tiba, Julia meringis kesakitan, terjatuh ke lantai dalam keadaan tak berdaya, dan menangis.

"Allen ...,"

Allen terkejut dan segera berusaha membantu Julia bangkit, tetapi kondisinya tidak memungkinkan untuk mengangkatnya.

Kericuhan itu memancing kepanikan Seren dan Zinnia, yang segera memanggil Kang Heri untuk membantu mengangkat Julia ke mobil. Wanita itu mengalami kontraksi hebat setelah pertengkaran tersebut dan akan segera melahirkan.

Seren dan Zinnia membawa perlengkapan bayi yang telah mereka persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Julia merintih kesakitan diapit oleh Allen dan Zinnia. Wanita itu mencengkram erat tubuh Allen untuk meredakan rasa sakitnya, sementara Seren dan Kang Heri berada di depan.

Setibanya di rumah sakit, staf medis segera mengambil alih Julia dan membawanya ke ruang bersalin menggunakan tempat tidur dorong.

Julia meraih tangan Allen, memohon pada lelaki itu untuk menemaninya. Dia sangat menginginkan kehadiran Allen saat proses persalinan berlangsung. Julia tidak ingin menjalaninya sendirian.

"Allen, jangan pergi. Aku mohon temani aku," pinta Julia sambil menangis. Wajahnya tampak lesu dan kelelahan.

Allen masih ragu, tetapi tangan wanita itu sangat erat menggenggamnya. Akhirnya, Allen duduk di samping Julia, mengesampingkan masalah mereka karena saat ini kondisi sedang kacau. Ini tentang kemanusiaan dan rasa simpati atas sesama.

Julia menangis tersedu-sedu, perasannya bercampur aduk. Dia sangat lega karena Allen tidak pergi.

"Sakit banget," ucap Julia mengadu pada Allen.

Lelaki itu membelai wajah Julia sembari menunggu tim medis melakukan persiapan operasi.

Dokter memeriksa kondisi Julia dan memberitahu bahwa Julia akan melahirkan malam ini.

Perawat meminta persetujuan dari Allen dan meminta tanda tangannya di surat perjanjian.

"Kalau aku udah di bius, jangan tinggalkan aku sendirian. Aku mohon sama kamu," pinta Julia sangat takut bila Allen berubah pikiran dan meninggalkannya sendirian. "Aku janji ini yang terakhir kali merepotkan kamu."

"Ya," jawab Allen setuju.

Julia menangis terharu. Dia meraih lengan Allen dan mereka berpelukan.

"Kamu tenang," pinta Allen melanjutkan.

Julia berhenti menangis dan mengangguk pelan. Secara perlahan, dia mulai tenang. Namun, air matanya kembali mengalir. Selama sembilan bulan, baru kali ini dia memeluk lelaki itu lagi.

Setelah semua persiapan selesai, proses persalinan dilakukan melalui operasi. Allen tetap mendampingi Julia sepanjang proses tersebut. Mereka saling menguatkan tanpa melepaskan tangan satu sama lain.

Allen adalah sumber kekuatan bagi Julia. Wanita itu sangat bahagia dan proses persalinan berjalan lancar. Dia menangis haru setelah bayi mereka lahir.

Seperti yang telah dikatakan dokter sebelumnya, bayi itu besar. Seorang bayi laki-laki yang menangis dengan sangat keras. Julia memeluknya dan mencium wajahnya, berusaha menenangkan agar berhenti menangis.

Situasinya terasa sangat cepat bagi Allen. Julia akan dipindahkan ke ruangan lain untuk beristirahat.

Zinnia dan Seren berpelukan dengan haru. Mereka menunggu di luar dengan jantung yang berdebar-debar, berdoa semoga proses persalinan berjalan lancar.

Selama Julia tertidur, Allen memandangi bayi di dalam boks. Postur tubuh bayi tersebut mirip dengan Allen, membuat pikiran Allen kacau tentang hubungan mereka.

Jika Julia tidak menipunya, kapan sebenarnya mereka menikah? Apakah Allen benar-benar telah berdamai dengan Julia? Bagaimana cara mereka memulai hubungan yang terputus itu lagi?

Apakah perasaan Allen benar-benar bahagia saat menikah dengan Julia? Atau mungkin ada sesuatu yang tidak diketahui di antara mereka yang membuat Julia benar-benar hamil dengan anak Allen?

"Allen,"

Julia bangun dan terkejut sekaligus bahagia melihat Allen berada di ruangannya. Air mata menetes begitu saja membasahi pipinya.

Allen mendekat pada Julia, wanita itu meraih tangan Allen dan menggenggamnya. "Aku kira kamu pergi,"

Julia mengarahkan pandangannya ke boks bayi mereka. Perasaannya menjadi hangat, melihat bayi yang masih terlelap tidur.

Dua perawat datang untuk memeriksa kondisi Julia. Mereka membantu Julia untuk bergerak ke posisi duduk agar bisa menyusui bayinya.

Julia mengelus lembut dahi bayinya sambil tersenyum. Sesekali tangannya berpindah menepuk-nepuk badan bayi tersebut. Meskipun bayi itu tertidur, mulutnya mencari-cari sumber makanan.

"Kamu sudah makan?" tanya Julia sambil menatap Allen.

"Nanti," jawab Allen singkat. Dia masih fokus memandang bayi di pangkuan Julia.

***

Jakarta, 19 November 2023

BROKEN VOWWhere stories live. Discover now