Seseorang pun datang, memasuki ruangan tempat Zayyan berada.

"Ekhem!" Deheman dari seorang pria paruh baya yang baru memasuki ruangan kini mengalihkan perhatian Zayyan.

"A-Annyeong haseyo," Zayyan berdiri lalu menyapa sambil membungkuk hormat.

Pria itu pun duduk di sebuah kursi yang berada di balik meja kerjanya.

"Sepertinya aku pernah melihat Ahjussie ini deh. Mmm...kalau nggak salah, beliau ini kan yang waktu itu menampar pipi Lex-eu dan meninggalkannya begitu saja. Ah iya benar, aku yakin beliau ini orangnya, dan pria yang membawaku tadi itu sepertinya memang bodyguard yang bersamanya waktu itu. Tapi untuk apa ya Ahjussie ini menculikku?"

"Apakah kau yang bernama Zayyan?"

"Iya, Tuan. Nama saya Zayyan. Kalau Tuan namanya siapa?" Zayyan malah balik bertanya.

Pria paruh baya itu terkejut sejenak, tak menyangka bocil di hadapannya itu berani menanyakan namanya.

"Panggil saja aku Tuan Zo. Aku adalah Ayahnya Zo Dohyun."

"Aa...jadi Anda Ayahnya Lex-eu??"

"Ya, Lex itu nama baratnya."

Zayyan manggut-manggut mengerti. "Jadi Ahjussie yang menampar Lex-eu waktu itu adalah Ayahnya toh. Kok tega ya, beliau melakukan itu pada putranya sendiri?" Batin Zayyan.

"Ngomong-ngomong ada apa ya Tuan menyuruh orang membawaku kemari?" Tanya Zayyan lagi.

"Karena ada hal yang ingin kubicarakan denganmu, bocah ingusan."

"Eh?" Zayyan buru-buru memegangi hidungnya. "Perasaan aku lagi nggak ingusan deh, hidung aku bersih kok, dasar halu nih bapak-bapak!" Batin Zayyan.

"Bodyguard, cepat ambilkan kopernya!" Perintah Tn. Zoo pada salah satu bodyguardnya yang berdiri di ruangan tersebut.

"Baik, Tuan."

Bodyguard itu mengambil sebuah koper dan meletakkannya di atas meja di depan Zayyan.

"Bukalah!" Perintah Tn. Zo lagi.

Bodyguard itu membuka koper tersebut, lalu nampaklah di mata Zayyan lembaran mata uang won yang tersusun rapi di dalam koper dengan jumlah banyak dan fantastis.

"Wuaaahhh...daebak! Ini uang semua ya?" Celetuk Zayyan dengan mata berbinar, karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu.

"Iya, dan itu semua untukmu!" Ucap Tn. Zo.

"Ha??" Zayyan melongo seolah tak percaya dengan apa yang didengarnya barusan.

"Perasaan aku akhir-akhir ini nggak ikut kuis apa-apa deh, kok bisa dapat hadiah uang sebanyak ini hehehe...," batin Zayyan.

"Zayyan, apakah itu cukup?"

"I-Ini banyak banget kok, Tuan. Sangat amat lebih dari cukup malahan. T-Tapi ini maksudnya untuk apa ya, Tuan?"

"Dengan uang ini, aku memohon dengan sangat padamu, Zayyan, agar kau menjauhi putraku Dohyun dan jangan lagi bergaul dengannya, baik di sekolah maupun di asrama!"

"A-Apa? K-Kenapa aku tidak boleh bergaul dengan Lex-eu, Tuan?"

"Karena kudengar kau membawa pengaruh buruk bagi putraku."

"Pengaruh buruk apa ya, Tuan? Maaf, saya tidak mengerti."

"Ck! Jangan pura-pura bodoh. Aku sudah tahu latar belakangmu, dan juga mengenai kedekatanmu dengan putraku akhir-akhir ini. Kau menjalin hubungan yang tidak wajar dengan putraku, kan?" Mata Tn. Zo syarat dengan emosi.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now