"Deg"

"Lalu ba-"

Adlian tau apa yang akan diucapkan putranya itu maka dari itu dia langsung memberikan tatapan tajamnya pada Bian.

"Bicarakan itu nanti di ruang kerja ku"

Clara yang berada di belakang punggung Bian menatap seorang pemuda yang berada disamping ibu tirinya itu. Clara menatapnya dengan tatapan penasaran, orang itu menatap Clara yang menatapnya dengan intens, dengan tatapan tajamnya.

"Aku sudah siapkan kamar untuk kalian, ayo" Ajak Adrian pada istri dan anak angkatnya itu.

Mereka pun pergi meninggalkan Clara dan Bian yang berada disana.

"Bang" Panggil Clara.

Bian tak menoleh dia langsung keluar dari rumah itu setelah mengumpat,

"Tua bangka sialan. "

✧༺♥༻✧

"Senang melihat anda kemari nona" Sambut seorang pria yang gagah, dan tampan.

"Bagaimana Liam? " Tanya perempuan itu. Entahlah apa yang mereka maksud, hanya mereka berdua yang tau.

"Semuanya aman, hanya saja ada sedikit masalah dengan hati saya nona setelah beberapa waktu ini ditinggal anda" Ucap Liam.

"Aku tidak bisa sering kerumahmu ini. Kau tau sendiri kan" Ucap perempuan itu sambil menaikkan sebelah alisnya.

Liam mengangguk. Kemudian dia menatap nona nya itu dari atas sampai bawah. Kemudian dia berdiri dari sofa yang ia duduki kemudian mendekatkan dirinya pada perempuan itu. Posisi mereka kali ini Liam berada diatas dan perempuan itu yang berada dibawah kukungan Liam.

"Bisakah kau menjauh? " Pinta wanita itu.

"Nona Daisy" Panggil Liam dengan suara serak nya.

Dia berbisik ditelinga Perempuan itu sambil kenjilatnya.

"Hentikan Liam" Peringat Daisy.

"Kali ini aku melepaskanmu nona, tapi tidak tau kedepannya. "

Liam pun kembali duduk ke tempatnya. Ternyata cukup menghibur juga mengerjai nona nya itu.

✧༺♥༻✧
Entahlah dari mana Clara. Ditengah malam begini dirinya malah baru pulang.

Dia mengendap-ngendap saat masuk. Clara berjalan dengan hati-hati agar tidak ada orang yang tau kalau dirinya dari luar. Sampai akhirnya...

"Brukk"

"Kakak ngapain disini? " Tanyanya pada seseorang yang terjatuh bersamanya dilantai.

Orang itu tidak menjawab dia malah menatap gadis dibawahnya ini. "Dari mana seorang gadis baru pulang malam-malam begini" Ucapnya.

Clara tak menjawab dia menundukkan kepalanya. Yang ada dipikirannya saat ini bagimana jika kakak tirinya itu memberitahukan pada papahnya.

"Cihh, murahan. "

Setelah mengucapkan itu laki-laki itu hendak pergi meninggalkan Clara yang masih terdiam ditempatnya.

"K-kak, jangan kasih tau papah ya" Ucapnya sambil menatap kakak tirinya itu.

Sedangkan sang empu menaikkan alisnya. "Sepertinya akan bagus jika ada drama di pagi hari besok, " Setelah mengucapkan itu diapun pergi meninggalkan Clara.

Keesokan harinya...

"Cass"

"Ctass"

"Dugh"

"Arghhh, sakithhh"

Suara rintihan dan bunyi cambukan, dan tendangan di pagi hari itu membuat se isi mansion keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Dan yah, itu adalah Clara yang sedang disiksa oleh ayahnya dihadapan semua orang.

"Ssssh, sa-kithhhh pahhhh" Lirih Clara.

"Apa yang kau lakukan tadi malam hah!!. Kau pergi untuk menjadi jalang?, dasar anak tidak berguna"

"Degh"

Inilah kelemahan Clara dia tidak bisa melawan ayahnya, dia tidak bisa membantah ayahnya. Menurutnya ayahnya adalah sesuatu yang sangat berharga yang masih ia miliki setelah kehilangan ibunya.

"Ctass"

Clara menatap seseorang yang menatapnya dengan senyum Smirknya.

Ya, dia adalah Elgara Mahendra. Dia menikmati pertunjukan kali ini, entah mengapa dia sangat benci dengan gadis itu.

Tiba-tiba sebuah pelukan hangat Clara rasakan. Yah, Bian memeluknya dan menepis sabuk ayahnya yang akan dicambuk kan pada adiknya.

"Maaf abang telat"

Clara tersenyum setidaknya masih ada Bian yang peduli padanya.

"Kakhh, sakithhhh" Rintihnya.

Bian langsung menggendong adiknya lalu membawa adiknya ke kamarnya.

✧༺♥༻✧

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

precociousWhere stories live. Discover now