"Tolong tolak perjodohannya,Pak. Aku masih muda." - Lalisa Eleanor.
"Maksudmu,aku sudah tua bangka begitu?" Vee Arcyan.
Bagaimana jadinya Dosen-Mahasiswi dengan sifat bertolak belakang di paksa menikah? Catet,DI PAKSA.
"Tampan,Lalisa!" Suara spontan Rosie yang sialnya sedikit keras menggema di ruangan kelas,semua mahasiswa-mahasiswi langsung menoleh kearah Rosie sedangkan Lisa berusaha menyembunyikan dirinya karena tidak ingin di salahkan akibat mulut temannya yang tidak bisa di kontrol ini.
"Anak-anak,hari ini bapak akan mengenalkan Dosen baru pada kalian semua di karenakan Dosen kalian yang lama yaitu Ibu Laura harus cuti selama beberapa bulan karena melahirkan."ujar Pria bernama Fedrin yang merupakan Dosen akutansi yang sudah cukup lama bekerja sebagai Dosen di kampus ini.
Fedrin menoleh menatap pria muda di sampingnya lalu kembali menatap anak didiknya. "Perkenalkan nama Dosen baru nya adalah Vee Arcyan kalian bisa memanggilnya Pak Vee. Kebetulan Pak Vee ini adalah adik kandung dari Ibu Laura,dia lulusan Oxford University jadi kalian harus bangga bisa di ajar oleh beliau."timpalnya lagi dan kali ini cukup panjang lebar.
Oxford?
Wah,Dosen jenius.
Rosie menoleh menatap Lisa lalu menyenggol lengan gadis itu. "Psstt,Lalisa dia masuk kriteria menantu idaman keluarga. Bawa dia pulang kerumah dan kenalkan pada Ayahmu."bisiknya dengan suara pelan.
Lisa mendelik tajam. "Dasar gila! Aku lebih suka menuntut ilmu daripada mengurus percintaan."jawabnya.
"Kalau begitu aku tinggal dulu ya,Vee."ucap Fedrin lalu kembali menatap anak didiknya. "Jangan macam-macam ya,walaupun beliau adik Ibu Laura tapi bukan berarti mereka berdua punya sifat yang sama. Kata Laura sih Vee ini lebih galak jadi hati-hati."celetuknya kemudian melenggang pergi.
Vee terdiam mendengar ucapan Fedrin barusan,pria itu menggelengkan kepalanya lalu kembali menatap anak didiknya. Sebenarnya profesi utamanya itu adalah seorang Direktur di perusahaan Ayahnya tapi karena permintaan Laura yang notabene adalah kakak tercintanya,dia tidak bisa menolak apalagi jurusan yang ia ajar itu memang dia kuasai yaitu kelas bisnis.
"Ada yang ingin kalian tanyakan?"tanya Vee.
"Pak,apa Bapak sudah menikah?"
Kedua mata Lisa membola mendengar pertanyaan dari salah satu temannya,gadis itu sedikit takjub melihat keberaniannya. Kalau Dosen baru ini bersahabat sih tidak masalah tapi bagaimana kalau ternyata yang di bilang Fedrin tadi benar kalau Dosen baru ini sedikit galak, bisa-bisa mereka habis dan poin mereka akan di kurangi.
Vee tersenyum. "Belum,Calon Istriku masih ingin menuntut ilmu."jawabnya.
Raut wajah Rosie mendadak berubah sedih,gadis itu menoleh menatap Lisa. "Ah,sudah punya calon istri"gumamnya lalu menatap kearah Lisa. "Jangan bersedih ya,nanti kita cari lagi yang baru."celetuknya seraya menepuk pelan punggung sahabatnya ini.
Lisa segera menepis tangan Rosie. "Kau ini kenapa sih? Jangan membuat moodku semakin hancur,Rosieanna Zemira."ucapnya menekankan nama sahabatnya itu.
"Ini punyamu kan."
Gadis itu tersentak mendengar suara pria dari arah depannya,ia mendongak dan kembali terkejut melihat Vee sudah berdiri di hadapannya dengan senyuman lebar di wajahnya.
Lisa mengerutkan keningnya. "A-Apa,Pak?"
Vee melirik kearah meja Lisa. "Ini punyamu kan, tadi kau meninggalkannya di meja kasir kafe seberang."ucapnya seraya menunjuk kopi yang ada di atas meja Lisa.
"Hah? Kok--"
"Kebetulan tadi yang mengantri di belakangmu itu aku, jadi aku ambilkan saja sekalian. Sudah di bayar masa tidak mau di ambil."ujar Vee lagi.
Lisa merutuki dirinya sendiri karena cerobah dan cuek akan sekitar,kalau begini kan dia juga yang malu dan si Dosen baru ini juga harusnya tidak perlu bertindak sok baik seperti ini.
Gimana kalau teman sekelasnya salah paham? Nanti mereka pikir kalau Lisa dan Vee sudah saling mengenal? Kenal pun baru tadi juga.
"Terima kasih,Pak."
Vee menganggukkan kepalanya lalu kembali ke depan, ia membuka buku yang di bawanya tadi lalu menatap ke anak-anak didiknya.
"Kita mulai belajarnya ya,fokus semua."
Argh! Menyebalkan.
Lisa melirik kearah cappucino miliknya yang ada di atas meja,ia mendengus kesal lalu memberikannya pada Rosie. Entah kenapa dia mendadak tidak selera meminumnya,mood nya jadi sedikit rusak karena interaksinya dengan Dosen baru itu.
"Untukku?"
"Bukan! Untuk hantu yang duduk di sebelahmu."jawab Lisa membuat Rosie mendadak merinding lalu menoleh kearah sampingnya dimana tidak ada siapapun disana.
Lisa terkekeh. "Aku bercanda."celetuknya.
Rosie mengeram kesal. "Awas saja kau."ancamnya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bagaimana Prolog nya?
Seru gak?
Lebih cocok pakai bahasa baku seperti biasa dengan latar luar negeri atau seperti ini dengan latar indonesia?
Jujur baru pertama kali buat cerita pakai lo-gue, masih kaku sih tapi ga masalah sih.
Kalau kalian lebih suka pake bahasa baku ntar aku perbaiki.
Jadi kalian tinggal milih
Baku
Or
Non baku
Jangan lupa di pilih loh,kalau sepi aku unpublish ya.