Jam pelajaran Bahasa Indonesia telah usai, Rafael langsung beranjak menuju bangkunya.

"Ael kenapa bisa telat?" Fazie langsung bertanya kepada Rafael setelah anak itu duduk disebelahnya.

"Rantai sepedanya putus" Jawab Rafael kemudian ia minum karena benar-benar haus.

"Terus kamu dorong sepedanya?"

"Iya, tadi dah nyoba benerin tapi nggak bisa"

Setelah menutup kembali botol minumnya, kini Rafael mengecek sikutnya yang terasa perih. Dan benar saja ternyata sikutnya berdarah.

"Ael tangganya berdarah?! " Fazie refleks berteriak karena terkejut melihat tangan temannya yang terluka.

"Diem, Fazie" Ucap Rafael, pasalnya gara-gara ucapan Fazie yang lainnya jadi menoleh kearahnya.

Lain dengan Fazie yang tengah mencari hansaplast di tasnya, Rafael malah dengan santainya mengusapkan sikutnya ke celana guna mengelap darahnya.

"Ael! Jangan digituin, kamu tuh gimana sih! Sakit dong"

Fazie yang melihat tindakan Rafael pun terkejut dan memarahinya. Tetapi bukannya takut, Rafael malah merasa gemas dengan ekspresi marah Fazie yang terlihat menggemaskan.

"Kata siapa sakit?" Tanya Rafael sambil terkekeh pelan.

"Fazie, kan itu berdarah ya sakit lah" Ucap Fazie dengan sok tau tapi terlihat lucu.

Setelah Fazie menemukan hansaplast di tasnya, ia langsung membukanya dan ditempelkan pada luka yang ada di sikut Rafael lalu meniupnya sebentar.

"Jelek hansaplastnya" Komentar Rafael pada hansaplast dari Fazie yang bermotif pinguin dengan warna dasar biru muda.

"Ih! Bukannya terimakasih malah ngejelekin hansaplastnya" Ucap Fazie dengan kesal dan mencubit lengan temannya itu.

"Akh! Sakit Fazie" Ringis Rafael, cubitan Fazie itu sangat pedas melebihi rasa perih pada lukanya.

"Makannya, terimakasih!! " Ucap Fazie dengan ekspresi wajah yang dibuat semarah mungkin agar Rafael berterimakasih.

"Iya, iya. Makasih Fazie,,,, jelek" Ucap Rafael sambil tertawa karena puas membuat Fazie marah.

.
.
.
.
.

Saat jam istirahat tiba, Rafael tidak mau diajak ke kantin. Rafael bilang bahwa ia mau memperbaiki rantai sepedanya dulu.

Akhirnya Fazie ke kantin bersama temannya yang lan tak lupa ia juga membelikan minuman untuk temannya itu.

Setelah dari kantin, Fazie menghampiri Rafael diparkiran sepeda.

"Ael" Panggil Fazie.

"Rafa" Ralat Rafael.

"Serah, nih minum" Fazie memberikan minum dingin kepada Rafael.

"Makasih. Dah balik sono ke kelas, ngapain ikut jongkok disini" Ucap Rafael yang melihat Fazie berjongkok disampingnya.

"Belum selesai kan, Fazie temenin" Ucap Fazie.

Fazie adalah teman yang setia kawan, bukan?

"Ke kelas aja, makan tuh bekel kambingnya" Terakhir kemarin Fazie membawa bekal yang berbentuk lucu, dan Rafael selalu meledeknya.

"Itu bukan kambing!" Protes Fazie.

"Terus apa?"

"Shaun the Sheep, tapi sekarang bukan itu ih!"

"Sama aja, sekarang apa?"

"Nasi Doraemon" Ucap Fazie dengan lirih karena malu. Dan tentunya dibalas dengan gelak tawa oleh Rafael.

"Dah bener nih, yok ke kelas"

Rantai sepedanya sudah benar kembali, Rafael pun mengajak Fazie untuk kembali ke kelasnya.

Sesampainya di kelas, Fazie langsung membuka bekal yang dibawanya.

"Jangan ketawa!!" Tegur Fazie kepada Rafael yang tertawa setelah mengintip bekalnya.

"Lihat mukanya coba, ih sama Zi hahaha,,, "
Rafael terus tertawa meledek Fazie dan menyamakan ekspresi muka Fazie dengan nasi Doraemon tersebut.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah, engga jadi makan" Fazie ngambek dan menutup kembali kotak bekalnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ah, engga jadi makan" Fazie ngambek dan menutup kembali kotak bekalnya.

Mendengar itu, Rafael langsung menghentikan tawanya.

"Eh enggak, enggak, lucu kok Zi"

"Enggak lucu!"

Sebenarnya Fazie malu membawa bekal seperti ini, ia merasa sudah besar. Tapi setiap hari Bibi selalu membawakan bekal yang dihias sedemikian rupa yang berbeda setiap harinya, dan ini adalah ide dari Kakaknya itu.

"Eh maksudnya enak, iya enak banget itu Zi. Dimakan gih"

Rafael membujuk Fazie dan membuka kembali kotak bekal itu agar temannya itu mau makan. Bisa habis ia jika Kaylen tau bahwa adiknya tidak makan siang gara-gara dirinya yang terus meledeki Fazie hingga ngambek.

Akhirnya Fazie memakan bekalnya, sesekali ia menyuapi Rafael jika ada makanan yang tidak ia suka.

KayZie [Brothership]Where stories live. Discover now