52

1.4K 56 15
                                    

Frank mengangkat kepalanya saat Elena masuk ke dalam ruangan.

"Kau sudah pulang?".

Tanyanya basa- basi. Elena tak mengatakan apapun. Ia masuk ke kubikelnya dan menyalakan laptop. Dadanya naik turun karena teringat apa yang dikatakan ayahnya tadi.

Karena Elena tidak menjawab pertanyaannya Frank tidak bicara lagi hingga waktu makan siang tiba. Ia melihat arloji di tangan kemudian berdiri.

"Aku akan makan siang dengan Theodor. Apa kau mau bergabung?".

"Aku tidak lapar. Kalian bisa pergi sekarang".

Jawab Elena acuh. Frank langsung berjalan menuju pintu keluar dengan pikiran berkecamuk. Jika tadi pagi Elena membalas perkataannya dengan sorot mata dingin dan angkuh, lain dengan sekarang. Elena bicara tapi tak menatapnya sama sekali.

"Theodor...".

Panggil Frank pelan begitu ia masuk ke mobil. Theodor menoleh dari balik setir.

"Apa kau berpikir ada yang aneh dengan Elena? Maksudku sikapnya tidak seperti dirinya ".

"Ya. Apa sesuatu terjadi?".

Frank terdiam. Ia menyandarkan punggungnya di jok mobil.

"Aku hanya ingin kabar dari Larine lalu aku bertanya padanya beberapa hari lalu. Kami bertengkar hebat...".

"Mungkin nyonya lelah".

Mobil berhenti di restoran biasa dan keduanya turun. Tiba-tiba saja Frank berubah pikiran. Ia meminta Theodor untuk membungkus makanan dan kembali ke kantor.

Ketika tiba di kantor ia melihat Elena sedang memijit kepalanya dan melamun. Ini sungguh bukan dirinya yang enerjik dan manja. Ia memberi isyarat agar Theodor meninggalkan makanan di meja dan keluar.

"Apa kau sakit?".

Tanya Frank yang membuat Elena terkejut dan memperbaiki raut mukanya lalu menggeleng.

"Ayo makan".

"Jangan pedulikan aku Frank. Aku tidak lapar". Ucapnya pelan.

Frank duduk di sofa dan membuka paper bag berisi makanan.

"Jika kau sakit, pengeluaran perusahaan bertambah untuk biaya perawatan VVIP. Jadi, berhentilah keras kepala dan makanlah".

Sebenarnya Elena sedikit emosi namun mengingat kembali kondisi Larine saat ini, ia hanya bisa menelan ludahnya. Ia bangkit dan duduk di seberang lalu mengambil makanan dan makan dengan buru-buru.

"Apa ayah baik-baik saja? Theodor mengatakan kau pergi ke mansion ayah tadi".

"Ya. Tak perlu kau pikirkan".

"Ayah terlihat pucat saat aku berkunjung tadi pagi". Tambah Frank.

Elena tampak terkejut, ia mengambil botol air dan minum.

"Mulai sekarang, bisakah kau tidak bicara denganku selain pekerjaan?".

Perkataan ini membuat Frank berhenti mengunyah.

"Kenapa?".

"Kau lupa? Kau tidak punya perasaan apapun padaku jadi aku pikir hubungan kita ...".

"Ada apa denganmu? Aku tahu perkataanku malam itu keterlaluan tapi tidak ada yang bisa mengubah kenyataan bahwa kau adalah istriku, kau adalah ibu untuk Mattew dan Shawn. Aku minta maaf untuk apa yang terjadi malam itu".

Elena tertawa sumbang. Ini yang paling ia benci dari suaminya. Di satu sisi ia adalah istrinya tapi di saat yang sama ia juga memiliki Larine.

"Apa kau sudah mendapat kabar tentang Larine? ".

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now