51

1.1K 55 18
                                    

Perkataan Rose masih terus dipikirkan oleh Frank. Ia menghubungi sekertaris Tuan Mayer dan bertanya padanya namun sekertaris itu mengatakan bahwa Tuan Mayer ada di kantor. Frank merasa aneh. Ia memberitahu Rose.

"Percayalah padaku Tuan Jensen. Ayah mertuamu bukan pria yang remeh seperti yang kau tahu".

Frank menyerah dan berencana akan menemui Tuan Mayer saat pergi ke kantor. Ia kemudian bersiap dengan cepat dan berangkat tanpa sarapan.

Saat tiba di kantor ia terkejut karena Elena sudah ada di sana.

"Selamat pagi Tuan Jensen. Perkenalkan aku Wakil Direktur yang baru. Ini surat rekomendasi dari Tuan Harold Mayer".

Betapa terkejutnya Frank dengan sikap istrinya itu. Elena tampak berbeda.

"Bukankah Dorette mengatakan kau sedang bepergian?".

Wajah Elena tetap datar.

"Maaf Tuan Jensen. Aku disini hanya akan bicara seputar pekerjaan. Urusan selain itu adalah privasi".

Frank merampas kertas yang dipegang oleh Elena dan membacanya sekilas. Itu adalah tanda tangan Tuan Mayer. Ia tidak terkejut karena ia sudah tahu.

"Apa ayah pergi ke Inggris?".

"Siapa yang Anda maksud?".

Balas Elena dingin. Emosi Frank mulai terpancing.

"Hentikan omong kosong ini Elena! Apa kau gila?".

Teriak Frank tak terkendali. Elena sebenarnya takut namun ia berusaha bersikap normal. Ia sudah memutuskan memasang batas untuk dirinya dan Frank.

"Kalau ada yang ingin Anda katakan, aku ada di kubikel sana".

Hanya itu dan ia berbalik. Bunyi heels yang ia kenakan membuat Frank geram. Ia langsung berjalan keluar dan membanting pintu dengan keras.
Elena tersenyum pahit. Kesedihan terlihat jelas di matanya. Ia menarik napas berat lalu membuka laptop nya untuk mempelajari perusahaan Frank.

Frank baru tiba di kantor Tuan Mayer  lalu berniat masuk ke ruang kerja namun tanpa sengaja ia mendengar pembicaraan di telepon. Ia merapatkan telinganya untuk mendengar dengan jelas. Jantungnya berdetak lebih cepat dan rahangnya mengeras.

Karena tidak tahan ia mengetuk dan masuk. Tuan Mayer sangat terkejut dan langsung menutup ponselnya.

"Apa ayah baik-baik saja?".

"Kau di sini Frank? Ada apa?".

Balas Tuan Mayer sedikit gugup. Sesuatu merayap di dalam hatinya.

Frank duduk di sofa dan melihat ke sekeliling.

"Aku ada urusan di dekat sini jadi aku mampir untuk menyapa ayah. Sudah beberapa hari ini aku tidak melihat ayah. Dan juga Elena sudah mulai berkantor di perusahaan".

"Bagus. Ayah senang mendengarnya".

Frank mengangguk lalu berdiri dan memasukkan kedua tangannya di saku celana.

"Wajah ayah terlihat kusut. Apa ayah sakit? Beritahu aku jika ayah butuh sesuatu".

Frank tersenyum lalu berbalik pergi.

"Frank...".

Panggil Tuan Mayer dengan suara rendah. Frank berbalik dan menatap tepat di matanya. Rasanya ia ingin menangis sekarang.

"Ayah baik-baik saja. Jangan khawatir".

"Maafkan aku. Aku pergi dulu ayah".

Setelah menutup pintu Frank memilih untuk turun ke bawah melalui tangga darurat. Langkahnya goyah saat menginjak satu persatu anak tangga itu.

SECOND HOME (TAMAT)Where stories live. Discover now