Aku menyukainya, semuanya. Cara bicaranya yang lembut, tatapan matanya dan senyumannya yang hangat. Dia benar-benar seperti pangeran yang datang dari negeri dongeng untukku. Setelah beberapa saat berjalan-jalan di sekitar taman sambil mengobrol. Rama mengajakku ke sebuah tempat. Kedai es krim kesukaan kami waktu kecil. Di dalam mobilnya kami terus saling bertukar tawa, rasanya sangat menyenangkan.

Di pertemuan pertama ini kami banyak bernostalgia tentang tempat-tempat yang dulu sering kami datangi bersama saat kecil. Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Rama mengantarku hingga depan gerbang apartemen. Tak lupa kami pun saling bertukar nomor ponsel. Ah, rasanya aku tidak ingin berpisah dengannya.

Rama menurunkan kaca mobilnya, "lain kali kita bisa ketemu lagi, kan?"

"Tentu saja."

##

Keesokan harinya, aku menceritakan semuanya pada Nala. Nala pun terlihat antusias mendengarkannya. Meski awalnya dia tidak menyukai setiap aku bercerita tentang Rama. Aku menunjukan foto kami berdua di ponsel yang kami ambil di taman. Nala bilang dia laki-laki yang manis dan keren. Tentu saja. Dia sangat keren dan manis!

"Kamu tahu dia mirip... hm... Joo Woon!"

"Joo Woon? Siapa itu?"

"Aduh, kamu nggak tahu ya? Aktor Korea! Yang main film Good Doctor itu lho, ya mukanya tipe-tipe gini. Manis-manis, keren, gemesein gitu." Nala terlihat antusias. Dia memang fans Drama Korea stadium akhir. Meski aku tidak tahu siapa itu Joo Woon, aku yakin dia pasti tampan, tapi Rama lebih tampan lagi. Hehe....

Setelah bertemu dengannya rasanya semangatku jadi muncul berkali-kali lipat. Tanpa disangka saat aku membuka instagram, ada satu foto yang Rama tag untukku. Foto kami berdua.

Setelah 12 tahun, kami bertemu lagi.

Begitulah caption-nya. Aku senyum-senyum sendirian. Rasanya sangat dianggap spesial oleh orang yang istimewa itu luar biasa sekali. Aku pun me-regram foto tersebut. Tidak butuh waktu lama sudah banyak sekali like dan komentar juga regram dari followers-ku.

Meski Rama baru mengunggah dua foto di instagramnya, dia sudah punya 9000 followers lebih.

Tak terasa beberapa hari berlalu begitu cepat, aku pun hampir setiap hari bertemu Rama. Meski hanya sekadar janjian bertemu sebentar di kedai kopi sambil menunggu jadwal syutingku selanjutnya. Rama sangat baik, ramah dan sopan. Dia juga sempat satu kali bertemu Nala, Nala bilang dia menyukainya karena dia terlihat cocok denganku.

##

Nala tidak menyangka kalau kehadiran Rama justru membuat popularitasku naik. Bahkan banyak stasiun TV yang rela membayar mahal agar aku mau tampil bersama dengan Rama. Tapi Rama bilang dia tidak suka keramaian dia menolak muncul di TV. Aku menghargai keputusannya.

"Kayaknya kisah cinta kamu bakal dibikin film kayak kisah cinta Pak Habibie dan Bu Ainun. Ahaha...."

"Lebay deh!"

"Kamu jadi sorotan di mana-mana lho. Aku sampai binggung menerima telepon dari banyak produser."

"Hm... oh ya, Nala, nanti kamu pulang duluan ya. Rama mau jemput aku. Hehe...."

"Ya ampun, pasangan baru. Benar-benar deh! Kencan melulu...."

"Tapi nggak apa-apa kan, yang penting kerjaanku beres."

"Iya, iya, sekarang aku dukung kamu sama Rama. Karena kamu jadi makin semangat kerjanya."

"Iya dong!"

Rama juga sering menjemputku di lokasi syuting, sejak pertemuan pertama kami beberapa minggu lalu. Tapi dia selalu menjemput di tempat yang agak jauh dari lokasi syuting karena dia tidak mau terkena sorotan kamera.

Apakah Kita Bisa Bertemu (Lagi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang