₊˚⊹♡ 05. Cinta yang Salah atau Aku?

8 0 0
                                    

HAPPY READING♡‌!
︶꒷꒦︶ ๋ ࣭ ⭑︶꒷꒦︶ ๋ ࣭ ⭑︶꒷꒦︶ ๋ ࣭ ⭑

Anya menggelengkan kepalanya heran melihat Arumi yang sibuk dengan ponsel pintarnya sejak tadi. "Masih chatan sama dia? Bukannya bulan kemarin kamu blokir?" tanya Anya penasaran. Dia sangat mengenal Arumi, mereka telah bersahabat sejak sekolah dasar hingga kini. Tentu dengan siapa Arumi jatuh hati, dia juga mengetahuinya.

"Dia ngirim pesan di Instagram, jadi ya gitu. Luluh lagi," sahut Arumi meringis kecil sembari meletakkan ponselnya di atas meja.

Saat ini keduanya sedang menunggu dosen untuk melakukan bimbingan proposal, sebagai mahasiswi semester akhir keduanya merasa sangat tertekan karena harus menunggu dosen yang kedatangannya tak pasti, sekalipun bisa ditemui belum tentu menerima bimbingan saat itu.

Kembali pada permasalahan, respon Anya hanya mampu menepuk dahi pelan. Arumi ternyata tidak pernah berubah, selalu bertindak karena perasaan tanpa memikirkan luka dari tindakannya. "Masih punya nyali juga ternyata tuh om-om," komentar Anya tak habis pikir.

Arumi mendelik tidak terima. "Om-om matamu, orang aku dan dia cuman beda dua tahun." Wajah cemberut ditampilkan gadis berusia 21 tahun itu. Untung saja suasana di sekitar mereka sedang tidak ramai, jika tidak apa yang akan mereka pikirkan melihat tingkah Arumi yang sok imut itu? Anya sekalipun hampir muntah dibuatnya.

"Masih aja dibela cowok playing victim kayak dia." Sekakmat Anya memenangkan perdebatan.

Anya, sahabat Arumi yang usianya dua tahun di bawah Arumi sangat tidak menyukai pria yang sahabatnya itu kenalkan padanya. Arumi dan pria yang bernama Naufal Alfarezi menjalin hubungan pertemanan di dunia virtual secara tak sengaja hanya karena keduanya sama-sama memiliki jabatan sebagai pemimpin sebuah komunitas literasi berbasis digital.

"Apa sih yang kami sukai dari om-om kayak dia? Buka mata kamu Arumi." Gemas Anya berdecak. "Pertama, nggak ada yang tahu kehidupan dia kayak gimana. Bisa aja kan dia bohong sama kamu tentang kehidupannya? Secara kan kalian berdua virtualan. Kedua, bukannya dia perokok aktif, ditambah dia juga katanya punya gangguan psikologis. Yakin kamu? Bukannya kamu paling nggak suka cowok perokok dan menye-menye? Terakhir, kamu yakin dia juga suka sama kamu, bukan cuman pelampiasan?"

Arumi terdiam sesaat. Ini bukanlah kali pertama dirinya mendapatkan siraman rohani dari Anya, tetapi entah mengapa Arumi selalu kesulitan untuk menjawabnya. Dia tidak punya jawaban pasti untuk alasan dari rasa sukanya, seakan-akan rasa itu hadir tanpa mengetuk pintu lebih dulu yang diam-diam masuk tanpa disadari.

Anya menyeruput minumannya sejenak, kemudian melanjutkan omelannya. "Nggak bisa jawab, kan? Jadi mending sekarang kamu blokir dia lagi, nggak usah balik lagi sama dia. Jangan jatuh pada orang yang sama untuk ke dua kalinya, Arumi," tegas Anya memperingatkan.

Gadis itu hanya takut Arumi terluka kembali. Sudah cukup dia melihat kegalauan Arumi belakangan ini. Setidaknya jika Arumi melepas pria berengsek itu sekarang, kedepannya dia tidak akan lagi dibuat terluka karena belum jatuh terlalu dalam oleh perasaannya.

"Susah Anya. Aku juga pengen berhenti peduli sama dia lagi, tapi setiap kali aku ingin berhenti peduli, rasanya sesak sangat sesak di sini. Sesak yang tidak bisa dijabarkan." Arumi menyentuh dadanya lantas menghela napas, dia akui dia sangat keras kepala dan sepertinya bukan hanya dia, tetapi perasaan Arumi juga sama keras kepalanya dengan gadis itu.

"Aku nggak tahu alasan utama aku jatuh hati sama dia, tapi aku suka senyumnya. Aku suka suaranya, nyanyiannya dan aku nyaman sama dia. Kamu juga tahu Anya, aku susah nyaman sama orang dan sama dia aku benar-benar nyaman. Aku bisa menjadi diri aku sendiri."

"Nggak mau nyoba sama cowok lain?" Anya memandang prihatin. Dia seperti melihat diri sendiri dalam kisah percintaan Arumi. Bukan cuman Arumi yang menjalin kisah cinta virtual, Anya juga pernah merasakannya, tetapi kisah itu sudah lama terkubur dalam kenangan masa lalu.

Selenophile || CerpenWhere stories live. Discover now