CH 3

197 35 0
                                    

Meski wajahnya sulit dilihat karena membelakangi cahaya, namun Doyoung langsung mengenalinya sebagai Sa Iijun.

Dia bertubuh tegap dengan tinggi hampir 2 meter berambut cokelat yang panjang berkeriting yang hampir menutupi matanya menjadi ciri khas miliknya.

Sa Iijun, yang mengenakan seragam tempur khusus berwarna khaki yang dilengkapi rompi antipeluru hitam, memancarkan aura gelap seolah-olah dia baru saja datang dari lokasi pertempuran yang mengerikan.

Meski wajahnya tidak begitu tampak karena backlight, kedua matanya terlihat jelas. Pupil itu bersinar seperti nyala lampu di ruangan gelap.

Seperti permukaan matahari yang meledak yang bersinar dengan cahaya oranye tua di matanya, walau Doyoung tidak tahu banyak tentang Esper, dia mengenalinya.

Orang itu hampir berada di ambang pelarian.

- Warga yang bersangkutan, bisakah Anda mendengar ini?

Terdengar suara seseorang saat itu. Ketika dia mengalihkan perhatiannya ke tempat suara itu berasal, dia melihat kamera dan speaker yang tergantung di langit-langit. Doyoung membeku, nyaris tidak mengangguk ke arah kamera.

- Warga yang bersangkutan, kami meminta Anda untuk tidak mengganggu Esper dengan membuat gerakan besar dan keributan.

Itu terdengar seperti kata-kata yang diucapkan untuk turis yang terjatuh ke dalam kandang singa di kebun binatang.

Perlahan dia memutar matanya dengan hati-hati dan melihat Sa Iijun masih berdiri di sana.

Ah, jika Sa Iijun hilang kendali di sini dan terjadi ledakan besar, maka ibunya takkan bisa menemukan sepotongpun tulangnya.

Keringat dingin mengalir dari kening hingga pelipisnya, Doyoung melihat mata Sa Iijun bersinar terang seakan sedang membakar segala yang ada di depannya.

- Warga yang bersangkutan, dimohon jangan membelakangi Esper dan ambil langkah mundur dengan perlahan.

Apa yang berdiri di depannya adalah makhluk yang jauh lebih berbahaya dan ganas daripada binatang buas yang biasa terlihat di kebun binatang. Doyoung melangkah mundur dengan ragu-ragu sembari mencoba menilai situasi saat ini serasional mungkin dengan kepala dingin.

Ketika dinding pembatas jatuh sebelumnya, tebalnya paling tidak mencapai 30 cm. Ini cukup digunakan untuk mengurangi kerusakan sebanyak mungkin dengan mengunci ledakan di dalam. Mungkin, orang-orang di luar sana tidak berniat menyelamatkannya dari awal.

Ah, semua sudah berakhir. Dia hanya akan menjadi jiwa sedih yang kurang beruntung terjebak dalam amukan Sa Iijun dan menghilang dari dunia tanpa jejak.

Tenggelam dalam pikiran putus asanya, Doyoung melihat Sa Iijun mengambil langkah ke arahnya. Dia teringat dalam video pertempuran Sa Iijun dimana dia meledakkan, membakar, dan mencabik-cabik Creature di sana. Bangunan yang diledakkan Sa Iijun selama pertempuran bahkan membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk terbakar habis.

Sruk, Sa Iijun melangkah lebih dekat dengan menyeret di kakinya seolah berat, tampak seperti orang sedang tidur sambil berjalan atau orang mabuk.

"Ja, jangan mendekat!"

- Sierra 2, berhenti! Apakah Anda akan membunuh warga? Berhenti bergerak!

Suara mendesak seseorang terdengar lagi dari speaker di langit-langit. Itu ditujukan pada Sa Iijun kali ini, bukan Doyoung.

Doyoung menempelkan punggungnya ke dinding dan berteriak putus asa.

"A, aku bilang berhenti bergerak!"

Namun seolah tak bisa mendengar suaranya, mesin pembunuh mengerikan itu kini sudah berada tepat di depan hidung Doyoung. Doyoung diliputi rasa takut yang luar biasa hingga dia bahkan lupa bernapas. Dalam sekejap, darah di tubuhnya seakan berhenti mengalir.

[BL] Sierra to JulietWhere stories live. Discover now