01

26 1 0
                                    

Tiga Serangkai, yapp julukan itu ditujukan untuk Jo, Ghazza, dan Barra. Mereka menduduki Kelas XI saat ini di sebuah Sekolah Menengah Atas Elite Komplek.
Jo adalah seorang Pria hangat yang sangat perhatian pada semua yang ia ajak bicara. Ghazza adalah seorang Pria dingin yang terkadang bisa ramah pada semua orang, dan Barra adalah satu-satunya Pria cuek, dingin, tidak banyak bicara. Dari tatapan matanya saja sudah menakutkan. Rasanya hanya Barra yang sulit didekati bagi kaum Hawa disini. Visual mereka bertiga tidak main-main. Kirakira seperti itulah gambaran mereka saat ini.
Jo memiliki seorang kakak 1 tingkat diatasnya, namanya Radit. Ia duduk di kelas XII. Kalau Jo memiliki kepribadian yang sangat ramah dan perhatian, beda halnya dengan sang Kakak. Radit orang yang pendiam dan dingin. Tidak suka bertele-tele, ucapannya maut sekalinya ia berucap. Ghazza juga memiliki seorang kakak bernama Arga. Arga hampir mirip dengan kepribadian Barra, tetapi ia akan menjadi orang yang konyol di circlenya. Sedangkan Barra memiliki kakak bernama Raka. Raka orang yang sangat cerdas, ceroboh adalah nama tengahnya, dan ia sangat dewasa dalam bersikap. Tentu kedewasaannya itu menjadikan ia Ketua Osis saat ini. Rendra? Teman Raka, Arga dan Radit. Orang yang mudah diajak bercanda, hampir mirip dengan sifat Jo. Yaa, sikap dan sifat mereka saling mendominasi satu sama lain karena memang dari kecil mereka sangat dekat hingga saat ini.

Kelas X, Amanda duduk menghadap jendela sebelah kiri yang tertuju pada lapangan sekolah. (Ceritanya dia duduk di pinggir jendela sebelah kiri). Disana para kakak kelas XII sedang melakukan olahraga. Amanda termenung menatap lapangan sembari memikirkan jawaban atas pertanyaan tugas yang sedang ia kerjakan. Tak lama Tiga Serangkai itu melewati kelasnya. Barra yang posisinya berada di sebelah kanan, tanpa sengaja melirik sekilas ke arah Amanda dengan tatapan dinginnya (kayak ngga niat ngeliatin Amanda sebenernya) kemudian membuang mukanya dan berjalan lurus ke depan. Amanda yang saat itu sedang asyik melihat pemandangan lapangan, kemudian beradu pandang pada Barra yang saat itu juga menatapnya sekilas. Bersamaan dengan angin yang berhembus, membuat aroma tubuh Barra menyeruak ke indra penciuman Amanda. Jo yang tengah asik berbicara pada Ghazza, juga sempat menoleh ke arah Amanda dan menyunggingkan senyumnya sekilas. (Ghazza di tengah, Jo paling kiri). Kemudian bel istirahat berbunyi, membuyarkan lamunan Amanda.

"Ke kantin yuk Ndaa.." ajak Olivia dan Sharon.

Mereka bertiga menuju kantin. Saat itu ketujuh Pria (Tiga Serangkai dan Kwartet) sudah duduk di barisan meja kantin. Barra yang saat itu tak sengaja menatap Amanda, membuat Amanda ikut menoleh kearahnya. Sontak Barra mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Beli itu yuk.." ajak Sharon.
"Aku oke" sambung Olivia.
Amanda yang mendengar itu sontak tersenyum gemas kemudian mengiyakan kemauan mereka.
Kemudian mereka bertiga duduk setelah memesan makanan.

* * *

Jam istirahat telah usai, kini giliran Kelas XI yang berolahraga. Tiga Serangkai memilih untuk bermain basket saat itu. Amanda yang sedang membawa tugas untuk dikumpulkan ke Ruang Guru bersama Sharon tampak agak sedikit kepayahan. Tak lama bola basket melambung jauh mengarah ke Amanda. Barra yang menyaksikan lambungan bola sontak menoleh kearah Amanda yang sedang membawa tugas, ia segera berlari, berdiri disamping Amanda berusaha memberikan punggungnya agar tidak mengenai perempuan itu. Tangannya ia letakkan diatas kepala Amanda mengantisipasi apabila ternyata jatuh mengenai kepala.
"Bbuaakk" Amanda terkejut akibat dada yang menghantam dari samping tangannya membuat ia melepaskan genggaman tangan dari tugas yang sedang dibawa dan mengakibatkan buku-buku itu jatuh.

"Kageet.." jawabnya sambil kemudian ia berjongkok dan menoleh ke sumber masalah.
Barra memastikan tak mengenai Amanda sedikitpun. Kemudian Jo berlari menghampiri Barra dan Amanda.
"Dek kamu nggapapa? Ngga ada yang kena? Maaf yaa.." tanya Jo cepat sambil membantu membereskan buku-buku yang terjatuh.
"Aku nggapapa kak, tapi kena masnya" jawab Manda yang kemudian menoleh kearah Barra.
Barra yang sedari tadi hanya memperhatikan kemudian menjawab "aku nggapapa.." sambil berlalu pergi.
Jo yang melihat itu menoleh tak percaya.
"Maaf ya dek, temanku yang satu itu memang anaknya agak lain. Sekali lagi aku minta maaf"
"Iya kak nggapapa, aku juga terimakasih sama mas yang tadi. Kalau ngga ada masnya mungkin sudah aku yang kena"
"Nanti aku sampaikan sama Barra. Oh iya itu tadi namanya Barra. Kalau aku Jo" sambil mengulurkan tangan hendak berjabat tangan.
Kemudian Jo baru sadar, kalau tangan Manda sudah full buku sehingga tidak mungkin mereka berjabat tangan.
"Ah maaf, aku lupa tanganmu sudah full. Nanti aku sampaikan yaa.. Oh iya kalian siapa?"
"Aku Amanda, ini temanku Sharon. Kita kelas X kak"
"Oh kalian kelas X, oke kalau gitu. Bisa bawanya kan? Atau mau aku bantu bawa? Ke ruang guru kan?
"Nggausah kak Jo, kita bisa kok. Kalau gitu kita duluan. Marii..~" ucap Manda dan Sharon bersamaan. Jo yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum dan kembali ke lapangan.

"Barra, dapet ucapan makasih tu dari Amanda"
"Oh jadi namanya Amanda"
"Hmm.. Kamu ngga lagi modus kan sengaja nolongin dia"
"Gila kamu Jo! Ini semua gara-gara kalian ya, aku yang jadinya kena bola!"
"Wkwkwk santai Bar, yok maen lagi" sahut Ghazza mengoper bola dan kemudian mereka kembali bermain.

My YouWhere stories live. Discover now