01 ; Tokoh yang dirindukan

38K 2.9K 1.3K
                                    

Happy Reading!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Happy Reading!

Setelah kejadian Tsunami yang melanda kota Banyuwangi pada Tahun 1994, ada begitu banyak korban yang tidak ditemukan Jasadnya. Termasuk Apta Bayuaji Cokroaminoto,—Putra Bapak Purnomo yang kabarnya sudah hilang sekitar kurang lebih 8 bulan.

Itu bukan lah waktu yang singkat sampai membuat Bapak, Dewangga dan Khalid sempat putus asa mencari keberadaannya dalam waktu yang tidak sebentar.

Hingga akhirnya, setelah mencoba sedikit demi sedikit mengikhlaskan semua yang telah terjadi, Dewangga yang sejak awal memang terlihat paling merindukan Apta, nampak lebih tenang hatinya selepas menemukan baju koko yang Apta pakai di setumpukan barang-barang korban Tsunami.

Di sana,–tepatnya saat menginjak bulan ke 2 apta hilang, Dewangga menemukan itu yang berhasil membuat hatinya mencelos. Harapannya pupus.

Bahkan Bapak dan Mas Khalid hanya bisa meyakinkan Dewangga bahwa ini sudah yang paling baik. Tuhan lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya. Bapak selalu mengucapkan itu meskipun jauh dari lubuk hatinya, Bapak menangis hebat.

Mendapati kenyataan Bahwa Apta sudah tidak ada, membuat Bapak harus lebih menguatkan lagi bahunya. Bapak harus lebih kuat lagi dari ini agar anak-anak juga bisa kuat.

Hari-hari mereka lewati dengan penuh perasaan kosong. Di rumah seadaannya yang Bapak bangun setelah Tsunami, Bapak selalu mencoba untuk membangun kebahagiaan baru, Bapak tidak mau melihat Dewangga terus terpuruk dan terus melamun sepanjang hari.

Walaupun belakangan ini, Dewangga sudah lebih sering menunjukkan senyumannya ketimbang saat itu, ketika Dewangga belum menemukan Baju Koko Apta terselip di tumpukan barang-barang sisa Bencana Tsunami.

Hari ini, Dewangga banyak menghabiskan waktunya bersama Hartono. Lelaki itu sudah menceritakan banyak hal pada Ayam jantan kesayangan Apta.

Sekarang, meskipun Apta tidak ada di sisinya, setidaknya Dewangga masih punya Hartono. Dewangga bisa melepaskan rindunya pada Hartono setiap saat.

Sebab rindu pada Apta itu tidak ada ujungnya.

Mungkin jika rindu pada adik-adiknya yang lain, Dewangga masih bisa mendatangi peristirahatan terakhir mereka di pemakaman umum. Tetapi jika rindu pada Apta, Dewangga harus lari kemana? Untuk sekadar memikirkan hal atau kemungkinan baik tentangnya pun, Dewangga tidak punya harapan.

"Ta.. Mas sudah ikhlas sekarang."

Sembari mengusap-usap kepala Hartono dalam pangkuannya, Dewangga menatap lurus pada apapun yang bisa ditangkap oleh matanya di depan sana.

Sedangkan Hartono yang mendengar itu hanya bisa menunduk. Hartono tidak pernah mengira jika keluarga yang selama ini merawatnya–tidak lagi utuh. Tono pikir, Mas Nadi, Mas Esa, Dipa, Windu dan Mas Apta masih ada, masih bisa ia temui.

Laut Pasang, 1994 (SEASON 2)Where stories live. Discover now