005 ; The Mask (4)

345 92 18
                                    

[NAME] menatap ke arah monster yang keluar dari dungeon di sekitar mereka. Sementara itu, item yang tadi [Name] keluarkan masih bertahan di genggamannya.

"Teh, itu gak bakal digunain lagi?" Sho bertanya dengan Gratus di gendongannya.

[Name] menatap ke arah 3 kantong kecil itu, berpikir. "Buat jaga-jaga dulu. Lagian yang di dalem masih bertahan."

"Oh, oke." Sho mengangguk mengerti.

GROAAAARRRRRR!!!

Monster itu mengaum nyaring, membuat bangunan dan tanah di sekitarnya berguncang kencang.

"Astaga." [Name] menghela napasnya ketika tekanan yang diberikan monster itu sudah mulai berkurang. Wanita itu menoleh ke pria asing yang masih bersama mereka, "maaf sudah mengacaukan waktu liburan anda."

"Oh, saya datang bukan hanya untuk liburan."

[Name] mengangguk.

Secara mendadak, monster itu tiba-tiba saja menargetkan [Name]. Mungkin karena topengnya yang berwarna putih itu bersinar ketika tertimpa cahaya, sehingga menarik perhatian monster itu.

GROOOAAAAAA!!!!

"TETEH! / NONA!"

[Name] secara refleks membuka kantong kedua yang dia genggam, setelah itu dengan cepat melemparnya ke monster besar itu.

Kantong kedua itu adalah terasi.

Yang dalam sekejap, terasi itu berubah menjadi lumpur hidup ganas. Lumpur hidup itu menghisap monster tersebut dengan ganas, semakin keras monster itu berusaha keluar, semakin cepat juga dia tenggelam.

SRAAK!

Pria asing itu menarik [Name] ke pelukannya, dengan tangannya yang bersiap merapalkan mantra.

"HENTIKAN!" suara berat seseorang menghentikan tindakan pria asing itu.

Di depan mereka, monster itu sudah mulai tenggelam. Lebih cepat dibandingkan dugaan [Name]. [Name] menghela napas lega, kembali berhasil meloloskan dirinya dari kematian.

Napas pria itu tak beraturan, terlihat jelas bahwa dia masih agak syok dengan monster tadi yang tiba-tiba saja berpindah haluan.

"Sekarang sudah tidak apa-apa." [Name] berucap, mendongakkan kepalanya menatap ke pria itu. "Monster itu sudah tidak bisa berbuat apa-apa."

"Anda hampir saja terluka!" pria itu bersikukuh, "kalau saja tidak ada lumpur hidup itu-!"

Ucapannya terputus ketika dia menyadari satu hal.

Lumpur hidup itu datang bertepatan ketika wanita ini melemparkan sesuatu.. apa itu adalah perbuatannya? sepertinya pria asing itu baru menyadarinya.

Menyadari bahwa lawan bicaranya diam saja, [Name] akhirnya mendorong tubuh pria asing itu. "Saya bisa melindungi diri saya sendiri."

"Ah, ya."

「 Konstelasi 'The Golden Cucumber' merasa bersemangat dengan kecerdikan anda. 」

1.000 koin telah disponsori 」

「 Konstelasi 'The Cry Stone' bersorak 」

1.000 koin telah disponsori 」

[Name] terkekeh melihat notifikasi yang didapatkannya itu. Terutama konstelasi pertama, The Golden Cucumber.

Siapa lagi kalau bukan pemilik dari empat kantong ajaib yang [Name] gunakan?

THE SURVIVOR ; the linesWhere stories live. Discover now