(Jungwon) Menangisi Nasi Padang

15 2 0
                                    

⚠️ kematian,duka
⚠️ fiksi, fiksi, fiksi. Gk ada sangkut paut sama idolnya, cuman fiksi, cerita non-ilmiah.
⚠️ karena minim pengetahuan saya mengenai prosesi pemakaman agama kristen, mohon maaf apabila ada kesalahan dalam pebulisan. Jika kesalahan sangat tidak ditolerir akan saya takedown episode ini. Tolong jika ada info yang benar boleh beritahu saya sebagai pembelajaran mengenai hal ini.






Hari-hari dilalui Jungwon seperti biasanya, tidak ada yang menjengkelkan ataupun membahagiakan. Tepat setelah jam 10 malam dirinya selesai menambah refrensi jurnal pada naskah publikasinya sebagai persembahan tugas akhir mahasiswa. Jungwon menyesap kuah indomie yang sudah dingin dengan crispy macaroni yang sudah lembek. Dengan alunan lagu the weekend yang ia atur di volume 10. Menenangkan dan membuatnya terasa mudah memperbaiki tugas. Rencananya, dirinya akan memberikan tugas ini untuk senin depan. Yang artinya, 5 hari lagi bertemu senin. Beruntungnya, dia menemukan dosen pembimbing yang fleksible soal waktu bimbingan. Cukup konfirmasi h-1 jika keduanya sudah sepakat maka sudah bisa melakukan bimbingan. Kelebihan jungwon ada pada dosen pembimbingnya, mendengar teman-temannya riki dan sunoo sedikit kurang mengenakan karena menemukan dosen pembimbing yang hilang-hilangan.

Setelah ia memeriksa kembali pekerjaannya, ia mematikan laptop sambil sibuk makan.

.
.
.

Sudah jam 12 malam dirinya masih melihat channel youtube perang makanan oleh tokoh stand up komedia papan atas. Sudah berapa video tokoh itu jungwon tonton. Tertawa sendiri di balik selimut dengan posisi meringkuk menghadap tembok, lampu yang belum dimatikan serta suara mesin AC yang mengisi kesunyian waktu malam.

Sedikit merasa ngantuk dengan menguap lebar jungwon menyetel alarm terlebih dahulu baru ia beridiri sebentar untuk mematikan lampu. Hari ini jungwon melakukan hari-harinya dengan baik, menyelesaikan revisi, menambah wawasan kembali, mendapatkan pembelajaran baru walaupun hanya sedikit.

.
.
.

Mimpi pun? Jungwon hanya memimpi apa yang ia akan tanyakan untuk bimbingan selanjutnya.

Setelah mengisi kekosongan pagi dengan sedikit pemanasan seperti sit up, push up dll. Jungwon menyandarkan punggungnya di samping ranjangnya, ia menunggu kringat tidak begitu bercucuran, baru ia menghidupkan AC lalu melanjutkan aktivitas lain, mandi, main PS dll.

Baru 5 menit ia duduk, ibunya dengan rawut yang... yah jungwon tidak tau selain satu kalimat yang membuat dirinya terkejut.

"Kakak sepupu kamu, jake, meninggal tadi malam."

Seperti ditimpa hujan deras semalaman telinga jungwon langsung berdengung dan membuatnya pucat.

"Siapa kata ibu tadi?"

"Kak jake?"

Belum sempat bertanya apapun, ibu jungwon berkata.

"Siap2 kita ambil penerbangan siang nanti."

Blam.

Seiring ibu jungwon menutup pintu kamarnya, dirinya masih tidak memperoses apapun selain getaran tubuhnya sebagai reaksi.

.
.
.

Sudah sampai bandara, dirinya masih bertanya-tanya apa yang terjadi? Memang boleh seperti ini?

Sejujurnya jungwon dan keluarga memang sudah memiliki rencana untuk pulang setelah sekian lama ke kampung halaman nenek dari ibunya. Tapi bukan karena hal ini yang diinginkan keluarganya untuk beralasan pulang.

Heeseung dengan wajah letihnya membawa koper ibu dan ayah sementar jungwon membawa beberapa tas, tas dirinya, heeseung dan ibu.

Ia berjalan bersama heeseung kakak laki2nya dibelakang persis ibu dan ayah.

One Shoot || Cerpen Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang