fourteen

1.9K 135 4
                                    

Yibo setia memeluk xiao Zhan. Matanya di suguhkan pemandangan yang sangat-sangat indah. Lebih kali lipat dari sebelumnya. Di banding milik shuxin. Dia lebih tergiur melihat dada xiao Zhan.

"Kenapa menatapku seperti itu? Tidurlah ini sudah malam. Kau besok.. besok harus bangun pagi, bukankah kau ingin ikut aku berkuliah hm?"

"Sebentar lagi.."

Tangan xiao Zhan terangkat, mengusap Surai kecoklatan Yibo. Ia memperhatikan wajah tampan itu, Yibo masih menatap dadanya lapar.

Dadanya terekspos bebas. Pahanya terlihat, Yibo tidak bisa berpikiran jernih.tangannha merambat ke perut xiao Zhan. Mengusap perut itu lembut, xiao Zhan membiarkan Yibo melakukan apapun yang dia mau.

Dia istrinya kan? Untuk apa melarangnya.

Xiao Zhan masih asik mengusap lembut Surai Yibo, dia membenarkan letak-letak anak rambut suaminya. Yibo semakin merasa nyaman. Menduselkan wajahnya didada xiao Zhan, sedangkan tangannya masih setia mengusapkan perut xiao Zhan.

"Kau menginginkan sesuatu?" Tanya xiao Zhan.

"Mn.." Yibo tampak berfikir. Dia mendongak, "aku.. kau belum siap."

"Ingin melakukan seks?" Tebak xiao Zhan.

Yibo Diam tak menjawab. Penisnya sudah tegang, xiao Zhan mendengus, dia mengapit dagu Yibo. "Kau ingin melakukan seks?"

"Saat kau siap.."

"Kau yakin? Kau masih mencintai shuxin? Jika kau masih mencintainya aku tidak mau. Kalau kau sudah tidak ada perasaan lagi padanya, maka lakukan. Aku tidak mau di gantung olehmu." Jelas xiao Zhan.

"Tidak. Aku tidak mencintainya lagi." Bantah Yibo ribut.

Xiao Zhan terkekeh. "Kau yakin?" Tanya xiao Zhan sekali lagi.

Yibo menatap xiao Zhan lekat. Ia duduk sedikit bersender kepada xiao Zhan. Tangan Yibo masih asik mengusap perut xiao Zhan. Yibo berkata. "Aku tidak mencintainya lagi, aku hanya menginginkanmu percayalah. Aku tidak mau jatuh kedua kalinya pada orang yang salah. Aku ingin belajar mencintaimu. Percaya padaku Zhan."

"Hm.. aku percaya, kau bisa menepati kata-kata mu itu?"

"Kau bisa memegang semua kata-kata ku barusan. Aku hanya menginginkanmu." Bisik Yibo serak.

Xiao Zhan membenarkan posisi mereka. Ia menatap Yibo, "jika kau mengingkari perkataanmu. Aku ingin pisah, daripada aku di gantung olehmu lebih baik pisah."

"Tidak akan."

"Tidak ada pisah." Sentak Yibo kesal.

"Tidak ada pisah. Tidak mau pisah." Kata Yibo cemberut, memeluk xiao Zhan lagi. Kali ini pelukannya cukup erat.

Xiao Zhan sampai pengap. Dia mengangguk, mengusap Surai Yibo lagi  "lakukan."

"Kau serius?"

"Ya.. lakukan. Asal kau tidak mengingkari perkataanmu. Aku akan senang hati menyerahkan diriku padamu. Kau suamiku, jangan mengulang hal bodoh seperti itu lagi. Cukup satu kali. Jangan kedua kali. Lakukanlah.. aku milikmu, kau boleh menyentuhku sepuasmu."

"Zhan?" Yibo tidak bisa berkata-kata lagi. Selain bahagia, senang, dan sedih. Marah. Semuanya campur aduk. Kebanyakan hatinya dipenuhi ribuan kupu-kupu karena terlalu senang.

Xiao Zhan tersenyum. "Apa suamiku?" Sahut xiao Zhan menggoda.

Glukk

Yibo menelan ludahnya, ia mengusap pipi xiao Zhan. "Aku menginginkanmu. Kau pegang semua kata-kata ku."

Perjodohan (Yizhan) ✓Where stories live. Discover now