eight

1.3K 134 9
                                    

Setelah kejadian 2 hari lalu, xiao Zhan sedikit berubah. Tidak juga si, hanya saja.. tidak cerewet sesering dulu. Yibo jadi rindu dengan Omelan xiao Zhan. 2 hari ini ia sangat-sangat lebih ke pendiam. Berbicarapun saat ada perlunya saja. Yibo jadi merindukan xiao Zhan..

Yibo melirik telfonnya sudah 2 hari juga semenjak shuxin pulang dari Belanda sifatnya sangat aneh dari biasanya. Biasanya shuxin akan bermanjaan dan lengket kepada Yibo, tapi ini? Saat shuxin tidak membawa kakaknya ke apartemen, ikut dengan shuxin kekasihnya tidak pernah sama sekali mengacuhkannya. Mengatakan kata putus saja tidak.

Semenjak ada kakaknya, shuxin menjadi lebih aneh. Sangat-sangat aneh menurut Yibo. Seperti ada yang mereka sembunyikan dari dirinya.

Yibo menghela nafas gusar. Berat, dan panjang. Ia beranjak, ini sudah pukul 19.20PM waktu makan malam. Pria itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu, melirik kearah sekitarnya. Memastikan didapur ada xiao Zhan atau tidak.

Bunyi pisau dan berbagai alat lainnya terdengar. Yibo keluar dari persembunyiannya menuju dapur. Dia berdehem. Xiao Zhan tidak menoleh ataupun berbicara padanya.

Hanya diam, dan hanya ada keheningan.

Yibo mendekati xiao Zhan. "Sedang apa?" Berdiri di samping pria cantik itu.

"...."

Tidak ada jawaban dari si pemilik, Yibo mendesah kecil. "Sedang apa?"

"Kau bisa melihatnya sendiri." Kata xiao Zhan ketus. Menatap Yibo tajam. Saat xiao Zhan menatap Yibo, pisau tajam itu tidak sengaja melukai tangannya. "Ashh." Meringis

Buru-buru Yibo membalikkan xiao Zhan, mengambil jari telunjuk xiao Zhan. Dia menghisap jari telunjuk xiao Zhan agar darahnya tidak menetes dan semakin keluar banyak. Terkejut tentunya akan perilaku Yibo. Ingin menarik tapi sudah dulu ditahan.

Xiao Zhan meringis. Yibo mengambil hantsaplas (tulisannya gini bukan?) Memasangkan ke jari telunjuk xiao Zhan.

"Hati-hati."

"Aku tidak apa. Shh, duduk saja disitu terimakasih."

"Aku akan membantu mu." Kata Yibo tiba-tiba.

Xiao Zhan menatap Yibo, "kau serius ingin membantuku hm? Bukankah kau hanya bisa memakannya saja? Lalu untuk apa kau membantuku."

"Tanganmu terluka." Beritahu Yibo memberikan alasan.

"Baiklah. Karena kau sudah baik padaku, tolong ambilkan bayam, dan bawang merah. Kupaskan untukku."

"Mn" Yibo mengambil apa yang diperintahkan xiao Zhan. Ia mencucinya terlebih dahulu agar bersih, Yibo dengan hati-hati mengupas bawang tersebut.

Lelehan bening meluncur dari pelupuk matanya. Xiao Zhan tertawa, "kau kenapa? Sakit?"

"Perih." Kata Yibo cemberut.

Xiao Zhan lagi-lagi tergelak melihat wajah menggemaskan Yibo. Dia mengambil pisau dari tangan Yibo. "Aku saja."

"Tiupkan mataku." Pinta Yibo parau, sedikit menunduk agar lebih leluasa dan sepadan.

Hati xiao Zhan berdisko, dag Dig dug serr. Xiao Zhan mencuci tangannya, ia kasihan melihat Yibo yang memerah karna perih. Xiao Zhan menangkup pipi Yibo, mendekatkan wajahnya. Dia meniup pelan mata Yibo.

"Huftt"

"Sudah baikan?"

"Mn." Yibo mengerjapkan matanya, wajahnya kini sangat dekat dengan wajah xiao Zhan.

Deru nafas mereka bersatu, xiao Zhan menatap Yibo lekat. Mereka saling bertatapan. Tanpa sadar Yibo memajukan wajahnya. Berencana mencium bibir xiao Zhan.

Perjodohan (Yizhan) ✓Where stories live. Discover now