Tapi sekarang ia seorang pimpinan perusahaan dan pembisnis yang lumayan juga memiliki banyak bodyguard atau orang suruhan. Untuk apa memangnya dia berkelahi?? Apalagi memukuli seorang perempuan. Cih.. Benar benar tidak berguna suami kakaknya Andrea itu!!.

Andrea cuma manggut manggut

"Kalau aku lihat kamu seperti berasal dari keluarga kaya lebih kaya dari kak Ardi suami kakakku tapi kamu tidak aku ijinkan main tangan kepadaku!"

"Kenapa?" tanya Stefan spontan.

"Karena kita tidak menikah betulan, setahun lagi kita akan bercerai jadi lebih baik kita baik baik saja seperti ini toh lagian jika aku menikah sungguhan nantinya tidak akan pernah aku biarkan suamiku memukulku! Aku akan balas dua kali lipat sampai dia minta ampun!" Ucapnya menjelaskan membuat wajah Stefan spontan mengeras.

Bibir tipis pria itu terkatup rapat dan wajahnya menjadi dingin.

Ia benci Andrea mengungkit masalah perceraian itu. Ia memang menuliskan dalam surat perjanjian itu bahwa setahun kemudian mereka akan bercerai jika tidak tumbuh perasaan apapun antara mereka.

Tapi mengapa ia jadi kesal?? Apakah ia menyukai perempuan tomboy di sampingnya?? Oh No!! Tidak! Tidak!
Ia harus tetap waras saat mengingat itu.

"Mengapa? Apakah kau sudah tidak sabar bercerai denganku? Atau kau ada rencana menikah dengan pria lain misal pacarmu?"

Stefan jadi kaget sendiri mendengar pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

Oh God!! Seharusnya bukan kalimat pertanyaan seperti itu yang keluar.

Ia tidak peduli Andrea sudah punya pacar atau belum tapi mengapa ia seolah kepo tentang hal pribadi wanita itu.

Gila!! Otaknya pasti sedang tidak baik baik saja malam ini!

"Aku belum ada pacar sih tapi kan aku tidak tahu nantinya setelah bercerai denganmu aku menikah lagi atau tidak!" Jawab Andrea lagi.

Stefan langsung terdiam dan wajahnya jadi mengeras seperti menahan amarah.

Andrea diam saja tidak memperhatikan perubahan raut wajah suaminya. Ketika Stefan sudah tidak melanjutkan pembicaraan, ia pun memalingkan wajah memandangi pemandangan kota Jakarta di malam hari.

Gedung gedung tampak menjulang tinggi dan lampu lampu yang menyala menambah keindahan kota itu di malam hari.

Mobil mereka sampai di halaman gedung apartemen mereka. Andrea turun tapi Stefan tidak.

"Aku akan pergi dulu, kamu tidak usah menungguku pulang! Aku bawa kunci nya jangan kamu kunci dari dalam" Ujar Stefan saat Andrea membuka seatbelt nya dan akan keluar.

Andrea menoleh ke arah suaminya yang menatap ke depan.

"Ini sudah malam kamu akan kemana?" tanya Andrea

Stefan ingin membuka mulut tapi ucapan Andrea menutup mulut Stefan lagi.

"Ah.. Lupakan saja pertanyaanku! Aku tidak peduli kamu akan kemana dan aku tidak pernah menunggumu pulang kok" Ucap Andrea lagi sambil keluar dan menutup pintu mobil Stefan.

Setelah Andrea berjalan menjauhi mobil, Stefan langsung menyetir mobilnya keluar dari halaman gedung dengan hati yang kesal setengah mati.

Baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik sedikitpun kepadanya bahkan ia jelas mengatakan dia tidak peduli Stefan akan kemana dan tidak pernah menunggu dia pulang!

Stefan pergi ke rumah sahabatnya Dion dan di sana udah ada Fadly wakil direktur di kantornya.

Mereka bertiga bersahabat sejak kecil. Dion Amarta juga seorang pengusaha tambang yang cukup sukses sedang Fadly Wijaya juga memiliki usaha restoran yang cukup terkenal di kota itu tapi Stefan memintanya bekerja membantunya di kantor.

Mendadak KawinWhere stories live. Discover now