Part 13

26K 1.1K 13
                                    

"Maaf membuat lo nunggu," ucap seorang lelaki duduk dihadapan gadis yang tengah menunduk sambil menopang dagunya.

"Tak apa, setidaknya lo sudah ngajarin gue apa artinya menunggu."sahut gadis itu kesal membuat lelaki itu terkekeh kecil.

"Jadi apa yang membuat lo meminta gue datang kesini? Mmm ... Prilly?" Goda lelaki itu mengedipkan satu matanya genit.

Gadis itu memutar bola matanya malas, untuk pertama kalinya ia berhadapan dengan lelaki yang menurutnya mengesalkan ini.

"Berhenti manggil gue Prilly, gue punya nama sendiri oke, Sisi Marvelia Shirly." Kesal gadis itu menatap tajam lelaki di hadapan nya.

"Tapi wajah lo sama dengannya," lelaki itu tak henti-hentinya menggoda gadis yang bernama Sisi itu.

"Berhenti tertawa dan mulai bicara serius atau mata lo yang genit itu akan gue tusuk dengan pisau!" Ancam Sisi membuat Lelaki itu mengangkat tangannya pasrah dan memilih diam.

"Pantas saja tidak ada laki-laki yang mau dengan lo, marah-marah mulu sih," cibir lelaki itu bukannya diam malah semakin menjadi-jadi.

"Arif!"

"Iya, iya lo beda banget sama Prilly ye walau cakepan lo sih tapi kan imutan Prilly lo mah judes!" Ucap Arif blak-blakan membuat Sisi ingin melempar minumannya ke wajah Arif.

"Gue serius, gue udah pergi ke makam Prilly," ucap Sisi tiba-tiba membuat Arif bungkam.

"Dan gue lihat laki-laki yang bernama Ali itu, dia nampak menyesal dengan kepergian Prilly," lanjut Sisi membuat Arif tiba-tiba memukul meja.

Untung saja saat itu pengunjung di kafe sedang sepi jadi hanya beberapa orang saja.

"Ali, laki-laki itu rasanya mau gue matiin aja sekalian, dia yang udah buat Prilly menderita begitu lama!" Ucap Arif penuh dengan emosi.

"Tenang Rif, gue sendiri yang bakal buat dia merasakan penderitaan Prilly," ucap Sisi tersenyum sinis, matanya memancarkan dendam yang begitu mendalam pada Ali.

"Jadi langkah awal lo buat balas dendam, lo mau apain dia?" Tanya Arif setelah emosinya mereda.

"Lihat saja nanti," Prilly tersenyum penuh arti ia sudah menyusun banyak rencana untuk menghancurkan satu orang yang sangat ia benci.

"Oke, semoga lo berhasil, sekedar info Ali adalah CEO di perusahaan Biranto company, dia sangat licik, jadi lo harus berhati-hati dengannya." Pesan Arif sebelum berlalu pergi.

"Dan jangan sampai lo jatuh cinta dengan pesonanya!" Teriak Arif sebelum menghilang di balik pintu.

"Cinta? Hah, omong kosong!"

Sisi Marvelia Shirly, gadis itu tengah tersenyum sinis menatap ke arah luar jendela, hujan deras tengah mengguyur kota kelahirannya itu, tak terbayangkan ia harus kembali memijakkan kakinya di kota ini, setelah 10 tahun lamanya ia meninggalkan kota kelahirannya.

Sewaktu Sisi masih berusia 14 tahun ia di bawa pergi bersama ayahnya ke luar negri karna saat itu kedua orangtuanya memutuskan berpisah, Sisi memilih mengikuti ayahnya di banding mamanya karna sewaktu kecil Sisi tahu bahwa mamanyalah yang menjadi penyebab perceraian keduanya, sedangkan Prilly, dia lahir 2 menit lebih dulu dari Sisi, lebih tepatnya mereka adalah saudara kembar.

Prilly lebih keras kepala dan sangat tegas, namun di balik semua itu sosok Prilly adalah sosok penyayang dimata Sisi, ia sangat menyayangi Prilly. Tak heran jika Sisi teramat marah dan benci mendengar nama Ali, lelaki yang telah membuat Prilly menderita dan begitu tersakiti.

Mendengar nama lelaki berhati iblis itu saja sudah membuat telinga Sisi terasa panas, rasanya ia ingin cepat-cepat membalaskan semua dendamnya pada lelaki iblis itu.

Sisi mendengar semua kabar Prilly dari Arif, bahkan setelah mendengar kabar bahwa Prilly telah tiada, tentu saja rasanya kaget dan tidak percaya, padahal ia sudah merencanakan liburan yang indah bersama Prilly, tapi semua itu sirna tanpa bisa di bendung Air mata Sisi langsung menetes, sayang sekali ia tidak sempat berucap apapun pada Prilly.

Untuk itulah Sisi kembali, kembali dengan sejuta amarah dan dendam yang tak lagi bisa ia simpan. Tidak ada yang bisa menghentikannya, jika Prilly sangat baik pada Ali dan sudah memaafkan Ali, maka itu tidak akan berlaku bagi Sisi. Penderitaan di balas dengan penderitaan pula.

****

Jangan lupa vote comment biar cepat lanjut ya :) comment yang bawelllll

Love love love

Ira

MENDERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang