part 7

30.4K 1.8K 48
                                    

Ketika ku merasa lelah untuk mengejarnya bolehkah aku berhenti?

****

Ali's pov

"Prilly!"

Aku mendongak mencari asal suara melengking serak itu, pandanganku tertuju pada wanita paruh baya yang berdiri dengan wajah cemasnya menatap putrinya yang tergeletak tak berdaya di lantai. Sekilas ada kilatan kecewa di matanya menatap ke arahku, mama Prilly berlari dengan cemas ke arah putrinya.

"Ya ampun Prilly! Nak kenapa denganmu, Sayang?!" Mama Prilly mengguncang-guncang tubuh Prilly yang pingsan.

"Apa yang kamu lakukan pada anak saya Li!" Bentak mama menuduhku ku langsung dengan tatapan marahnya.

"dia pingsan sendiri Ma." Aku hanya acuh saja melihat ke mama Prilly.

Apa peduliku dengan Prilly, dia yang pingsan secara tiba-tiba di hadapanku dan mamanya memarahiku tanpa sebab.

Aku membantu mama membopong tubuh Prilly ke dalam mobil, sebenarnya aku merasa tak tega melihat wajah pucatnya. Tapi langsung ku tepis pikiran aneh ku itu, berpikir apa aku? Mencoba untuk mengasihinya. Ingat dia hanyalah sampah yang datang dalam kehidupanku, dan sampah sama sekali tidak berarti.

***

Ku acak-acak rambutku kesal, kenapa wanita itu selalu membuat hidupku susah, sekarang dia sedang di tangani oleh dokter di dalam dan aku merasa pusing di buatnya, bukan berarti aku khawatir pada Prilly. Tapi aku merasa Prilly terlalu membebani hidupku.

Jujur aku tak ingin sedendam ini padanya tapi tak ada cara lain, aku kira dengan terus-terusan menyiksanya dia akan lelah dan pergi meninggalkan ku.

Aku ingin bebas seperti dulu, teringat masa-masa bahagiaku bersama Gia, namun kehadiran wanita itu di dalam hidupku merubah segalanya, pelangi kehidupanku berubah menjadi abu-abu. Tidak ada lagi warna kehidupanku, Gia kecelakaan dan koma, saat itu aku merasa benar-benar hidupku sudah hancur.

Yang aku cintai hanyalah Gia dan cukup dialah yang mengisi hatiku, tak tergantikan dengan wanita lain, sekalipun dia adalah istriku.

Kleekkkk ....

Dokter keluar dari ruangan tempat ia memeriksa Prilly. "Dokter bagaimana keadaan putri saya dok?" Tanya mama langsung dengan wajah berharap-harap cemas.

Ada rasa penasaran menyeruak dalam benakku. Entah mengapa tiba-tiba aku merasa penasaran dengan penyakit Prilly, kalau bukanlah penyakit serius tidak mungkin jika Prilly sering pingsan tiba-tiba, dan terkadang mimisan. Aku mengetahui semua itu karna diam-diam aku memperhatikan gerak geriknya.

Entah apa yang di bicarakan mama dan dokter itu yang jelas tiba-tiba mama berucap pergi sebentar ke ruang dokter dan aku disuruh masuk melihat kedalam.

"Jaga Prilly sebentar Li, mama mau ke ruangan dokter dulu." Ucap mama berlalu pergi.

Aku pasrah dan memilih masuk kedalam sejenak duduk dan beristirahat karna dari tadi aku sama sekali tidak duduk.

Disana aku melihat dari jauh Prilly yang terbaring dengan selang infus di tangannya, melihat Prilly terbayang Gia yang juga tengah kritis bahkan koma.

Perlahan aku berjalan mendekati ranjangnya, ntah ada dorongan dari mana kakiku melangkah dengan sendirinya, tanpa sadar aku merasakan rasa aneh di dadaku ketika melihat wajah Prilly yang pucat, terbayang betapa jahatnya aku padanya. Tapi lagi-lagi ku coba tepis jauh-jauh rasa itu dan aku memilih duduk bersantai di tempat yang sudah di sediakan.

Tak lama aku duduk sambil memejamkan mata terdengar suara pintu terbuka.

Ternyata mama Prilly datang wajah yang gak bisa di artikan, aku melihat ia terlihat sedih namun juga ada guratan yang lain seolah itu adalah beban terberatnya.

"Ali, mama minta kamu ceraikan Prilly." Ucap mama tiba-tiba berdiri di hadapan ku dengan wajah datar.

Degg!

Ntah mengapa hatiku sakit mendengar permintaan mama itu, bukannya seharusnya aku bahagia dan merayakan kebebasanku yang akan datang? Tapi ntah mengapa aku tidak ingin mendengar kalimat itu. Ada apa denganku? Apa arti dari semua ini.

****

Nah lohhh gimana dong... si Ali mulai merasakan sesuatu, jreeengg jreeeenggg jreeenggg bersambung... hahahhaha

Maaf ya updetnya lama ada sedikit masalah makanya baru bisa publish. Jangan lupa vote dan coment yaaa yang bawel deh wkwkkw

Salam cipok

Ira

MENDERITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang