Bab II

12 3 0
                                    

Nama dan latar belakang tokoh hanya fiksi.

Enjoy!

*
*
*

Berkas sudah Jonghyun tanda tangani, administrasi juga sudah beres. Beberapa meter dari tempatnya duduk saat ini terdapat pintu dengan lampu berwarna merah di atasnya. Menandakan operasi sedang berlangsung.

Baru setengah jam berlalu. Melihat ke arah baju yang dia pakai. Beberapa noda darah mengotori kaosnya. Jonghyun bangkit, dia akan pulang ke apartemennya sebentar untuk mengganti baju. Tidak akan memakan waktu lama karena gedung itu dekat dari sini.

Pria bertubuh tegap ini memacu mobil mahalnya dengan kecepatan sedang. Berbagai macam hal berkecamuk dalam kepalanya. Perasaannya pun tidak tenang.

Bayi yang dikandung Hyena, anaknya kah itu? Ada rasa takut kehilangan, apa itu cukup membuktikan jika bayi itu adalah anaknya?

Jika bukan, apa Jonghyun akan rela? Bukan karena dialah yang mengeluarkan biaya dan membawa Hyena ke rumah sakit tapi, ah entahlah! Sulit menjelaskan apa yang Jonghyun rasakan sekarang.

Pakaiannya yang terkena noda tadi sudah berganti dengan baju bersih. Kaos berwarna hitam dan jaket denim memeluk tubuh Jonghyun.

Keluar dari unitnya tanpa sengaja matanya memandang pintu kamar apartemen Hyena. Menghela napas panjang, dia ingat di dalam ruangan itulah mereka bercinta.

Atau lebih tepatnya, pemaksaan. Dia yang memaksa Hyena untuk melayani hasratnya.

Tak sampai setengah jam, Jonghyun sudah kembali ke rumah sakit. Satu cup kopi hangat ada di tangannya. Sudah hampir larut, rumah sakit ini sudah cukup sepi. Mungkin karena jam besuk sudah habis dan masing-masing keluarga pasien menemani di dalam kamar rawat.

Jonghyun menunggu dengan sangat sabar hingga lebih satu jam berlalu. Lampu berwarna merah itu padam, menandakan operasi sudah selesai. Kecemasan mulai menguasai dirinya. Takut jika operasi itu tidak berjalan sebagaimana yang di harapkan.

Dokter keluar dari ruangan tadi. Masih dengan baju khas operasi. Jonghyun segera menghampiri laki-laki bermarga Choi itu.

"Operasinya berjalan lancar. Istri anda baik-baik saja." Senyum menghiasi birai sang dokter. "Selamat, bayi anda perempuan. Namun karena lahir premature, untuk sementara harus di masukkan dalam inkubator untuk di observasi apakah ada masalah kesehatan pada bayi anda."

"Premature?" Ulang Jonghyun tidak yakin. Bagaimana bisa?

Dokter Choi tersenyum maklum melihat ketidaktahuan Jonghyun. Bagaimanapun Jonghyun orang awam yang mungkin saja tidak mengerti, terlebih seorang pria jarang mencaritahu tentang hal yang berkaitan dengan persalinan.

"Benar. Usia kandungan istri anda masih delapan bulan. Itu bisa terjadi karena banyak hal. Istri anda akan dipindahkan ke kamar rawat dan sudah bisa dikunjungi. Saya permisi."

"Ya, terima kasih, dokter." Ucap Jonghyun, lalu dokter Choi pergi dari sana. Tak lama beberapa perawat mendorong kotak kaca serupa aquarium keluar dari ruangan operasi. Bayi kecil berkulit putih ada di dalamnya.

Jonghyun menatapi bayi itu. Makhluk kecil dan tampak rapuh. Bahkan matanya pun belum mampu terbuka untuk menatap dunia.

Mengikuti ke mana para perawat itu membawa bayinya. Ya, bayinya. Makhluk kecil itu adalah anaknya. Perasaan hangat menjalar begitu saja kala Jonghyun mengingat hal itu.

Bayi itu dibawa ke sebuah ruangan dengan jendela kaca besar hingga bisa terlihat apa yang ada di dalam. Beberapa bayi dengan kondisi yang sama dengan anaknya ada di sana. Dan anaknya diposisikan tepat di belakang jendela hingga Jonghyun bisa melihat bayi itu dengan leluasa.

[SHINee Jonghyun Fanfiction] We're Not YoursWhere stories live. Discover now