Pengalaman Pertama - 17

3.4K 20 13
                                    

Dalam posisi duduknya, Linda menaikkan bagian bawah kaos panjang nya bahkan sampai ke pinggang. Terlihat jelas bagian bawah tubuh Linda dari samping, ternyata benar dari tadi Linda tidak memakai celana. Linda melirik ke arah bawah seolah memastikan tak ada orang dibawah. Kemudian dia menarik keatas kaosnya dan.......tampaklah tubuh mulus Linda. Dia meletakkan kaos panjang nya dibelakang kursinya lalu duduk bersandar.

Linda menatapku sambil tersenyum sedangkan aku hanya bengong menatap tubuh mulus Linda dengan buah dada yang kencang dan puting susu berwarna cokelat segar. Sejenak kuhentikan elusan di bagian penisku karena mendadak kurasakan sensasi kebelet pipis, sepertinya lendir kejantananku hampir tumpah ketika melihat Linda duduk telanjang di teras tepat disampingku.

Sesaat kemudian terdengar suara Irma memanggil Linda. Aku agak panik dan menutupi batang penisku dengan tangan. Linda menatapku dan tertawa, mungkin dia mentertawakan rasa malu yang masih hinggap padaku. Benar saja....Irma sampai ke teras dan kaget melihat aku dan Linda telanjang bulat, sedangkan dia sendiri masih memakai handuk.

"Linda....Mas Deni....kok kalian telanjang disini, kalian lagi ngapain?"
"Gak ngapa-ngapain kok, aku dan Mas Deni lagi ngobrol sambil cari udara aja."
"Mbak Irma kalau mau gabung silahkan duduk, ini masih ada cemilan juga."
"Bentar deh aku pakai baju dulu."
"Irma ngapain kamu pakai baju, itu aja kamu udah pakai handuk, lah ini aku dan Mas Deni telanjang aja enjoy kok."
Irma merasa agak canggung duduk di kursi yang berada didepanku.

Namun Linda menyuruh Irma duduk di kursinya dan Linda yang duduk didepanku. Kini aku dalam godaan yang luar biasa.....Linda yang telanjang bulat duduk tepat didepanku. Meski posisi duduknya sambil menyilangkan kaki namun kedua puting susunya menatap tepat ke arahku.
Kedua cewek itu ngobrol santai, sepertinya Irma mulai terbiasa dengan situasi ini. Hanya aku saja yang masih tegang, sejak Irma ikut duduk disini tangan kiriku masih menutupi batang penisku.

Linda berjalan ke arah meja kecil yang letaknya diantara aku dan Irma untuk mengambil cemilan. Jarak yang sangat dekat sehingga aku bisa menatap puting susu Linda yang hanya beberapa senti dari wajahku, itu membuat batang penisku makin mengeras dan makin hangat.
"Mas Den....lihat apa sih kok konsentrasi maksimal gitu, kayak belom pernah ketemu Linda aja." Celoteh Irma yang dari tadi memperhatikan gerak-gerikku.

"Oh....eh....ini aku mau ambil cemilan di toples, tapi nunggu mbak Linda dulu."
"Heleh Mas Deni cari alibi, bilang aja lagi fokus lihatin tetek aku kan."
"Ah Mbak Linda nih....aku cuma kagum."
Linda lalu kembali duduk didepanku namun kini dia tidak lagi menyilangkan kakinya. Kini kaki kanan nya diangkat dan telapak kakinya menumpu di kursi seperti gaya duduk orang di warung.

Semakin bergejolak naluri kejantananku melihat bongkahan daging kemaluan Linda terjepit diantara kedua pahanya, rambut kemaluannya yang tipis membuatnya terlihat semakin menggiurkan.
"Lagian kamu kok gak malu sih Lin, telanjang gitu di teras apalagi didepan Mas Deni."
"Lah itu Mas Deni aja gak malu telanjang didepan kita, mosok aku malah malu?"
"Mbak Irma coba deh....seru nih. Sensasinya greget telanjang begini di teras sambil ngemil."

Kini giliran Irma yang berdiri mengambil cemilan di toples, posisinya membelakangi Linda yang kemudian ikut berdiri dan mengambil cemilan juga.
"Dih...Irma...handukmu kotor tuh yang belakang dekat pundak."
"Ah yang bener Lin, kotor kenapa ya?"
"Coba angkat tangan kanan kamu bentar."
Irma pun mengangkat tangan kanan nya, dan Linda sesekali menarik bagian belakang handuk Irma.

Tangan kiri Irma masih sibuk memegang biskuit saat tiba-tiba Linda menarik simpul handuk yang melilit di tubuh Irma. Dengan sangat cepat dan mudah Linda menarik turun handuk Irma yang memang tidak melilit sempurna di tubuh Irma. Dengan spontan Irma pun menutup kemaluannya dengan tangan kanan sedangkan kedua payudaranya menyembul bebas, puting susunya terpampang jelas didepan wajahku. Linda pun tertawa sambil duduk di kursinya dan memegangi handu Irma. Sementara Irma sibuk merebut handuknya dengan posisi membelakangiku.

Sesaat Irma berhasil menarik handuknya yang dibawa Linda.
"Linda...sini balikin handukku, hmmh..."
"Eh pantatmu kelihatan tuh sama Mas Deni hahaha...."
Irma melepas handuknya lalu menutup pantatnya dengan tangannya sambil menoleh ke arahku. Mereka berdua malah seperti pasangan lesbian, tapi menyenangkan melihat 2 cewek telanjang berebut handuk.

Namun Irma yang tetap ingin merebut handuknya kembali seolah tak peduli ada aku dibelakangnya. Memang tak pernah bosan bagiku memandangi pinggul wanita apalagi jika tidak memakai celana. Terpampang jelas didepanku....pantat Irma yang sangat indah, bongkahan bulat dengan warna kulit cerah. Warna area sekitar anusnya kontras, lubang anus mungil, dengan daging kemaluan yang tembem dihiasi rambut kemaluan yang lebih lebat daripada Linda.

Aku tak bisa lagi menutup batang kejantananku dengan tanganku, kubiarkan saja terekspos toh sama-sama telanjang. Sekalian saja aku duduk ngangkang dan kupamerkan batang kejantananku yang menjulang tegak mengeras dengan kedua biji peler yang menggantung. Namun Linda malah melemparkan handuk Irma kepadaku tepat mengenai alat kelaminku.

Irma berbalik ke arahku dan langsung mengambil handuknya. Jelas saja batang penisku terpampang jelas didepan wajahnya, dia terdiam sesaat sambil menggenggam handuknya. Linda yang super iseng malah mendorong Irma hingga tubuhnya menimpaku. Secara reflek aku memeluknya, sedangkan batang penisku menempel dan menggesek paha kanan nya. Segera Irma bangkit, dia terlihat agak jengkel dan sedikit ngomel. Namun dia tetap saja memegangi handuknya tanpa memakainya untuk menutupi tubuhnya.

"Udah deh Irma....udah terlanjur telanjang juga kan, nanggung kalau ditutupi. Mending nyantai bareng disini deh."
"Enak aja, malu tau sama Mas Deni."
"Gak usah malu mbak, dibiasakan aja."
Irma pun kembali duduk ditempatnya sambil melanjutkan ngemil, sementara Linda masih cekikikan. Itu membuat kedua buah dada Linda ikut bergoyang menggemaskan. Aku duduk ngangkang sambil sesekali mengelus biji pelerku didepan Linda yang juga duduk memamerkan 'serabi' nya.

Pengalaman PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang