Pengalaman Pertama - 15

3K 12 9
                                    

Kubiarkan batang kejantananku menjulang, terus kuurut dan kuelus sesekali aku kocok sambil menunggu Linda keluar kamar mandi. Kudengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi, tak lama kemudian kulihat Linda keluar dengan handuk melilit di tubuhnya. Rambut basahnya membuat penampilannya semakin sensual, apalagi tubuhnya yang masih agak basah dan beraroma wangi segar.

Aku pura-pura membenahi handukku di jemuran, posisiku menyamping sehingga Linda bisa melihat batang kejantananku yang menjulang tegang. Kupanggil Linda dan kami ngobrol sebentar di tempat jemuran. Sensasi berdebar luar biasa saat telanjang dengan penis menjulang keras maksimal dan ngobrol dengan cewek sexy berbalut handuk.

"Mbak Lin....tadi Pak Gun kenapa?"
"Tadi cuma berpesan supaya jangan lupa hidupin lampu teras dan ngabari dia tentang kondisi sekitar."
"Kirain tadi Mbak Lin digodain, karena cuma pakai handuk hahaha...."
"Mas Deni kaliiii.....yang godain cewek habis mandi, sampai tegang gitu."
"Ah Mbak Linda bisa aja...maklum pria normal, bereaksi didepan wanita cantik."

Jantungku makin berdebar ketika Linda beberapa kali mengibaskan rambut basahnya, kadang menunduk dan kadang menengadah keatas. Kedua lengannya yang sibuk mengurai rambut basahnya membuat ketiak dan baba bagian atasnya terekspos, sangat seksi. Semakin salah tingkah aku dibuatnya hingga batang penisku yang tegang maksimal pun kini berdenyut, terlihat jelas uratnya. Linda pun makin tidak sungkan menatap batang kejantananku, seolah heran kenapa bisa berdenyut. Dengan sedikit canda kutantang Linda mengelap tubuhnya dengan handuk yang dia pakai, itu berarti dia harus melepaskan handuknya.

Tak disangka......Linda menyanggupinya namun dia berbalik badan membelakangiku. Dilepaskannya ikatan handuk itu dan diturunkan sampai ke pinggang sambil dia mengelap sisa air di tubuhnya bagian depan. Aku bengong melihat kemulusan punggung Linda dan pinggang nya yang ramping, siksaan birahi ini belum cukup disitu. Linda kini sepenuhnya melepas handuknya dan menggunakannya untuk mengeringkan rambutnya, terlihat jelas bagian belakang tubuh Linda dari kepala sampai kaki, luar biasa sangat mulus. Aku hanya terdiam menatap bongkahan pantat Linda yang terlihat menyegarkan, membuat batang kejantananku semakin mengeras seperti pipa besi dan kurasakan hangat saat kugenggam.

"Mas Den.....Mas....masih disitu?"
"Ehm....eh...iya Mbak Linda, iya aku masih disini, ada apa?"
"Oh...gak apa Mas, kirain udah masuk ke kamar."
"Gak kok, mosok aku ninggalin Mbak Linda pad lagi handukan gitu kan bahaya kalau Pak Gun tiba-tiba nongol."
"Mas Deni kok mendadak jd pendiam, apa udah ngantuk?"
"Nggak kok mbak, cuma penasaran aja."
"Penasaran kenapa Mas?
"Aku tadi cuma becanda nantangin Mbak Linda handukan disini, eh kok beneran. Emangnya Mbak Linda gak malu telanjang didepan pria?"

"Lah Mas Deni juga itu telanjang didepan wanita tapi kok gak malu?"
Kulihat Linda agak membungkuk mengelap paha bagian depannya sampai ke lutut. Bisa kulihat jelas belahan pantat Linda yang sedikit renggang dan terlihat samar anusnya beserta bibir kemaluannya.
"Oh kalau aku awalnya gak sengaja, lalu terbiasa dan membiasakan diri hahaha..."

Aku kembali terdiam saat Linda mengangkat kaki kirinya ke samping dan menumpukannya pada sebuah kotak kayu, kemudian dia dengan sigap mengelap betis dan pahanya. Posisi tubuhnya condong ke kiri dan Linda sempat menoleh ke arahku sambil tersenyum.
"Mas Deni kok bengong, kayak belom pernah lihat cewek bugil aja hahaha..."
"Ah Mbak Linda tau aja, aku memang belom pernah lihat cewek telanjang secara langsung, apalagi yang badannya sebagus Mbak Linda."
"Bisa aja Mas Deni merayu nya."

Dengan posisi Linda seperti itu, belahan pantatnya makin terbuka lebar. Bukan hanya anus mungilnya yang terekspos dengan jelas namun gundukan kemaluannya juga terpampang jelas, bibir kemaluannya sedikit terbuka dan rambut tipis kemaluannya menambah gairah.
Ditambah lagi kini Linda menggunakan handuknya untuk mengelap selangkangannya. Dengan kaki kiri masih ngangkang, kini dia agak nungging. Area pribadinya sungguh terpampang jelas didepanku. Handuk itu perlahan diusapkannya ke bibir kemaluannya, mengusapnya sedikit, lalu diusapkannya ke anusnya. Kedua lobang itu pasti sangat bersih dan wangi. Ingin rasanya kubenamkan wajahku disana, dan kumasukkan lidahku kedalam liang vaginanya. Makin malam kurasakan fantasiku semakin menggila.

Kini kaki kiri Linda kembali ke posisi, kaki kanan nya diangkat dan ditumpukan ke tumpukan ember didepannya. Seolah dia menyodorkan pantatnya kearahku dan aku yakin dia sengaja melakukannya. Makin jelas terlihat lobang anus Linda dan bibir kemaluannya, jantungku berdebar sangat cepat seperti senapan mesin. Nafasku tak beraturan dan batang kejantananku sangat tegang dan semakin hangat saat kupegang. Ini tidak benar, Linda benar-benar menggodaku.

Untunglah Linda menghentikan aksinya lalu dia menggantungkan handuknya di tali jemuran. Bisa kulihat buah dada Linda dari samping, lumayan besar dan bulat dengan puting susu warna cokelat muda. Sungguh menggiurkan dan membuatku haus serasa ingin minum susu Linda. Ketika Linda berbalik dan menghadap ke arahku, akupun sangat terkejut. Dengan kedua tangan yang masih mengelus rambutnya bisa kulihat jelas sepasang payudaranya yang bulat beserta puting susunya yang mencuat runcing. Pandanganku pun langsung terfokus pada kedua puting susu Linda sampai dia memanggilku.

"Mas Deni....hei....lihatin apa sih kok kayak orang dihipnotis gitu?"
"Oh nggak...anu...itu dadanya Mbak Linda bagus banget, warnanya juga seger."
"Mas Deni bisa aja gombalnya."
Linda pun berjalan melewatiku, sangat dekat hingga pinggulnya menyenggol kepala penisku yang dalam keadaan sangat sensitif. Kuikuti Linda dari belakang hingga mendekati koridor.

Pengalaman PertamaWhere stories live. Discover now