Pengalaman Pertama - 16

3.2K 17 9
                                    

Aku pun berusaha menghentikannya agar sedikit lebih lama disini.
"Mbak Lin, bentar....itu ada sesuatu di rambutnya, kotor kayaknya. Mungkin serpihan kayu dari atas."
"Mosok sih mas, sebelah mana?"
Linda pun meraba rambutnya, saat dia hampir balik badan....kupegang kedua pundaknya agar dia tidak berbalik badan.
"Bentar mbak...sini biar aku yang bersihin."

Kudekatkan tubuhku dengan Linda lalu kuambil serpihan kayu dari meja disampingku. Kutarik  sedikit rambut di ujung kepalanya seolah aku mengambil sesuatu yang nengotori rambutnya.
"Aw....sakit mas."
"Iya mbak, bentar...ini baru aku ambil."
Aku makin mendekatkan tubuhku hingga batang kemaluanku menempel tepat di belahan pantatnya. Aku yakin Linda bisa merasakan betapa keras dan hangatnya batang kejantananku.

"Ini disini masih ada lagi."
Kembali kutarik rambutnya sedikit. Linda pun sedikit bergerak karena reflek. Kumanfaatkan gerakan itu untuk sedikit menggesekkan batang penisku ke pantat Linda. Kulihat diatas meja ada semacam serbuk kayu mungkin karena rayap, kuambil dan kutaburkan serbuk itu ke rambut Linda tanpa dia tau.

"Bentar mbak, kotor nih rambutnya. Kok bisa ya padahal habis mandi lho."
Kembali kupegangi pundak Linda agar dia tidak balik badan. Serbuk tadi kusebarkan ke belakang tubuh Linda. Kuraba sedikit pinggang belakang Linda agar dia merasakan ada yang kotor di tubuhnya.

"Lah kok kotor sampai situ mas, dari mana sih kotornya?"
"Aku bantu bersihin mbak, susah tangannya kalau menjangkau belakang."
Linda pun mengusap pundak dan punggungnya. Serbuk yang terakhir kali kutaburkan sepertinya terlalu banyak hingga sebagian masuk ke belahan pantat Linda. Dia pun merasa agak geli dan mengusap-usap belahan pantatnya.

Kugunakan kesempatan ini untuk berjongkok dan tepat sekali.....wajahku pas didepan pantat Linda.
"Mbak Linda, coba nungging dikit, kotornya sampai sini nih."

Linda pun tak hanya nungging namun membuka kakinya lebih lebar. Lobang anus dan bibir kemaluannya yang tembem hampir menyentuh hidungku. Kuusap pantat Linda mulai dari area sekitar anus sampai pangkal paha. Kuusap juga daging tembem Linda hampir semenit lamanya. Puas rasanya bisa melihat dengan sangat dekat.....area pribadi Linda, aroma khas nya pun tercium dan membuatku semakin terangsang.

Aku perlahan bangkit, sementara Linda masih posisi agak nungging dengan kedua kaki terbuka. Kugunakan tangan kiriku mengusap bongkahan pantat Linda, seolah membersihkannya. Tangan kananku memegangi batang kejantananku sambil menggesekkannya sesekali ke pantat Linda. Aku berdiri dan kuposisikan batang kejantananku tegak dan menempel di anus Linda.

"Udah mbak, udah bersih kok. Kalau kurang bersih bisa mandi ulang hahahaa..."
Linda pun menegakkan lagi posisi tubuhnya dan merapatkan kedua kakinya. Dia agak terkejut ketika ada benda hangat mengganjal di belahan pantatnya.

"Iihhh...Mas Deni nakal, gak boleh gitu."
"Eh iya Mbak Lin, maaf dak sengaja."
Linda pun nyengir lalu melenggang masuk ke kamarnya. Aku memandanginya sampai dia masuk kedalam kamarnya, mataku tertuju pada bongkahan pantatnya yang menggemaskan.

Kuambil perlengkapan mandiku lalu aku berjalan menuju koridor. Saat mendekati kamar Linda kudengar Linda dan Irma ngobrol dan cekikikan, mereka nyebut namaku. Aku yakin Linda sedang menceritakan kejadian tadi. Secara tiba-tiba pintu kamar Linda terbuka dan Irma keluar dari kamar. Dia menoleh ke arahku dan terkejut.

Pandangan matanya seperti scanner, memandangiku dari ujung kepala sampai ujung kaki namun beberapa saat dia menatap batang kejantananku. Irma memakai handuk dan sepertinya dia mau mandi. Handuknya sangat minim, jauh lebih mini daripada handuk yang dipakai Linda tadi. Buah dadanya terlihat menyembul dan rambut kemaluannya sedikit terlihat dari bagian bawah handuk.

Melihat pemandangan sensual itu, akupun juga terkejut. Batang penisku pun berdenyut makin kencang, bergerak sendiri secara reflek.
"Eh, Mbak Irma....ehm...itu handuknya apa kekecilan ya?"
"Iya nih Mas Deni, handuk yang kemarin kotor dan baru mau kucuci besok."
Irma pun bergegas meluncur ke kamar mandi.

Aku semakin galau karena dari tadi selalu digoda kedua penghuni kos yang seksi itu. Setelah kuletakkan perlengkapan mandiku didalam kamarku, lalu aku duduk di teras menikmati pemandangan dibawah yang sepi, masih telanjang dan ereksi maksimal. Kunikmati cemilan yang tersedia diatas meja teras sambil kuelus batang kejantananku.

Kuhentikan kegiatan ku mengelus penis ketika tiba-tiba Linda datang lalu membuka toples cemilan.
"Mas Deni....kok masih telanjang aja, beneran gak malu telanjang?"
"Eh, iya mbak....udah mulai terbiasa sih tapi masih grogi kalau lihat cewek telanjang hehehe..."
"Berarti bahaya kalau telanjang bareng cewek, nanti ceweknya diperkosa."
"Ah gak mbak....kalau itu aku takut, nanti bisa dipenjara. Aku cuma enjoy telanjang aja kok hehehe..."

Kuperhatikan pakaian Linda.....dia memakai kaos sepanjang paha dan bagian lengan juga panjang. Mungkin dia persiapan nongkrong malam. Namun aku makin penasaran apakah Linda memakai pakaian dalam dibalik bajunya itu?? Dari beberapa kali gerakannya bisa kulihat buah dadanya bergerak bebas.

"Kalau Mbak Linda...apa gak malu telanjang didepan pria kok tadi beneran lepas handuk didepanku?"
"Mas Deni penasaran atau pengen tau?"
"Ya pengen tau, kan biasanya malu."
"Ehm....aku udah biasa juga sih mas, udah sejak dulu jaman lulus smu. Dulu jadi model tabloid dewasa dan klub motor."

"Berarti telanjang didepan fotografer gitu?"
"Iya sih, tapi teman fotografernya kan banyak. Jadi, ya....telanjangnya didepan orang banyak gitu?"
"Waw kalah nih aku."
"Itu Mas Deni berani bugil didepanku, kalau mereka gak berani."
"Kalau Mbak Linda sekarang berani bugil gak, sepi nih kompleknya gak ada orang, pada pergi hajatan semua."
"Hah....serius pada pergi semua?"
"Hayo....berani gak nih?"
Aku terus saja menggoda Linda sambil mengelus batang penisku dan memainkan biji pelerku. Linda menatapku sambil mengerutkan dahinya, seolah dia tertantang untuk melakukan hal ekstrim.

Pengalaman PertamaWhere stories live. Discover now