3. Petrikor

Mulai dari awal
                                    

"Vellyn!" Ucap Arkhan kesal sambil menepuk sebelah paha Reksa yang ada di sampingnya. "Aku serius tau" Lanjutnya.

"Emangnya kamu pikir aku lagi bercanda? Mamih aja gak sanggup buat nemenin kamu"

Arkhan berdecak kesal dia melepaskan jaket yang tersampir di bahunya dan berniat membuangnya ke kolam renang yang berada tidak jauh dari tempatnya tapi Reksa dengan cepat menahan pergerakannya dan meraih pergelangan tangan Arkhan dengan cepat.

"Arkhan dengerin aku, kamu gak perlu mikirin hal yang gak penting kayak gitu aku baik-baik aja ini bukan lagi zaman di mana para alpha berburu omega ketika mereka mendapatkan rut atau sebaliknya"Jelas Reksa.

"Dan satu-satunya alpha yang berpotensi ngebahayain aku tuh kamu" Ucap Reksa lagi.

Lagi-lagi Arkhan berdecak kesal "Berhenti memperlakukan aku kayak anak kecil"

"Bukannya kamu memang masih kecil?"

"Aku bukan anak kecil lagi umurku udah sembilan belas tahun dan aku udah legal buat punya seorang omega di sampingku"

"Nah itu yang aku maksud kalau kamu alpha yang berbahaya buat aku"

"Maksudnya?"

Reksa tersenyum sebelum bangkit dari duduknya sambil masih memegang erat pergelangan tangan Arkhan sedangkan tangan yang satunya lagi bergerak untuk mengacak rambut sang alpha "Entah karena kamu yang belum paham atau karena aku yang lebih pinter dari kamu tapi perlahan kamu bakal paham maksud aku apa"

Ucapan Reksa tidak menjawab pertanyaan Arkhan tapi Arkhan tidak protes dengan sentuhan yang Reksa berikan itu membuat amarahnya mereda dan seakan menghilang begitu saja.

"Kamu malam ini tidur di sini lagi kan?"

Pertanyaan Arkhan membuat Reksa tersenyum sampai Arkhan heran melihatnya.

"Kenapa malah senyum?" Tanya Arkhan bingung

Reksa menggelengkan kepalanya lalu menjawab ucapan Arkhan "Aku masih ada urusan di kantor agensi, mungkin kalau gak sampai malem banget nanti aku tidur di sini" Jelas Reksa.

"Kalau gitu aku mau ikut" Ucap Arkhan.

Belum sempat Reksa menjawab ucapannya tapi laki-laki yang lebih tinggi darinya itu sudah lebih dulu menarik pergelangan tangannya membawa Reksa berjalan keluar dari rumah dan menyempatkan diri untuk berpamitan dengan Mamihnya yang sedang bersantai di ruang tengah.

"Aku belum jawab iya" Protes Reksa tapi dia tetap mengikuti langkah Arkhan sampai keluar rumah menuju mobil yang masih terparkir di halaman depan rumah.

"Dan kamu gak bakal bisa nolak permintaanku kan?"

Sialnya ucapan Arkhan benar, Reksa memang tidak pernah bisa tidak menuruti permintaan Arkhan dan dia juga tidak ingin bertengkar hanya karena masalah kecil.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ᴘᴇᴛʀɪᴋᴏʀ {ᴇɴᴅ}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang