Maunya Sama Zayyan

Start from the beginning
                                    

"Jadi gini, tadi tuh aku bersama Hyunsik Hyung, Lex-eu Hyung, Beomsoo Hyung, Wain Hyung dan juga Sing sedang pergi mencari teman kami yang bernama Zayyan Hyung yang hilang sejak pagi saat kami bangun tadi. Dia murid baru di kelas Xodiac. Namun di dalam perjalanan, tanpa sadar aku terpisah dari yang lainnya. Dan saat aku melewati pinggir sungai ini, kakiku terperosok pada tanah yang lembek. Tapi beruntung aku tidak sampai jatuh ke dalam sungai, karena ada akar pohon yang menjadi peganganku. Lama sekali aku berteriak meminta tolong, tapi tidak ada satu pun yang menolongku," terang Davin.

"Oh, jadi begitu ceritanya," Ricky manggut-manggut. "Fix sih ini bocah keknya belum tahu dengan apa yang di alami oleh Zayyan maupun Sing," batin Ricky merasa aman.

"Ricky, bisakah kau mengantarku sampai ke perkemahan?" tanya Davin.

"Eum, boleh. Tapi sepertinya aku tidak akan sampai tepat di perkemahan kalian, karena kau tahu sendiri kan kalau hubungan ku dengan Lex-eu dulu tidak baik?" Ricky beralasan.

"Ng...iya sih."

"Ya, tapi aku akan tetap mengantarmu kok. Yuk kita jalan sekarang! Kau masih kuat untuk jalan, kan?" tanya Ricky.

"Iya, masih," jawab Davin.

Keduanya pun berjalan menuju ke tempat perkemahan.

Tapi setelah dekat ke perkemahan, Ricky memilih berhenti dan membiarkan Davin berjalan maju sendiri.

Sesampainya di sana, Davin terkejut karena semua tenda, barang-barang serta teman-temannya sudah tak berada di sana.

"Loh...loh...ke mana mereka? Tendanya mana? Terus barang-barang milikku juga di mana??" Pekik Davin panik.

Ricky yang melihat dari kejauhan pun akhirnya berlari menghampiri Davin.

"Ada apa, Vin?" tanya Ricky.

"Ini loh, teman-temanku nggak ada semua. Tempat ini juga udah kosong, tidak ada satu tenda pun!" Jawab Davin masih dengan wajah paniknya.

Ricky pun berpikir sejenak. "Mereka pasti saat ini sudah membawa Sing ke rumah sakit dan sebagian dari mereka juga mungkin sudah ada yang pulang," batin Ricky.

"Mm...mungkin teman-temanmu itu sudah pulang kembali ke asrama," ucap Ricky.

"Ha? Pulang?? Kok bisa sih mereka pulang tanpa mencari aku dulu? Kok mereka tega??" Davin tampak kecewa dan juga sedih.

Ricky mengusap-usap punggung Davin, mencoba untuk menghibur dan menenangkan bocah bongsor tersebut.

"Sabar ya, Vin. Udah sekarang mendingan kamu ikut aku aja, aku akan menemanimu pulang. Kita akan bersama-sama kembali ke Seoul, oke?"

"Oke," Davin menunduk lesu.

"Tapi ponsel dan dompetku ada di dalam tasku, jadi sekarang aku tak membawa uang sepeser pun untuk ongkos kembali ke Seoul," ucap Davin.

"Masalah itu tak usah kau pikirkan. Aku punya sedikit uang, dan itu cukup kok untuk ongkos kita berdua kembali ke Seoul," ucap Ricky.

"Mm...syukurlah. Aku pinjam uangmu dulu ya, nanti pasti aku akan menggantinya."

"Iya, udah santai aja. Nggak usah terlalu kau pikirkan. Ya udah yuk kita pulang!" Ricky merangkul pundak Davin yang badannya lebih tinggi darinya itu, lalu berjalan bersama meninggalkan area bumi perkemahan menuju ke halte terdekat.

"Hh...kenapa Zayyan Hyung tidak mengingatku dan mencariku dulu sebelum pulang ya? Padahal selama ini aku sangat menyayanginya dan bahkan rela meluangkan waktuku untuk menjadi guru dance pribadinya. Kalau yang lain tak perduli padaku, aku masih bisa terima. Tapi kalau Zayyan Hyung yang melupakanku...kok hatiku sakit ya rasanya?" Gumam Davin dalam hati.

Friendship (Xodiac) End√Where stories live. Discover now