Sumber Makmur dan seisinya

25 2 0
                                    

☆ Penulis menyarankan untuk play lagu di mulmed, biar lebih berasa kesan FTV-nya ;)




Kiw.... Kiw.....cukurukuk...kukgeruuuuu.....

Kumandang adzan subuh serta bunyi ayam berkokok menjadi pertanda dimulainya kehidupan para manusia di desa "Sumber Makmur" beserta hiruk pikuknya kesibukannya.

Bagi Nadyna yang tinggal di kota, suasana ini masih terbilang gelap dan wajar baginya untuk melanjutkan waktu tidur.

Namun tidak dengan orang-orang pedesan ini, mereka akan membangunkan anak-anaknya baik gadis, remaja, dan dewasa sekalipun.

Rata rata dari mereka bangun mendahului matahari terbit.
Terlebih para orang tua yang memiliki anak seusia remaja, mereka tak segan untuk bahkan mengguyur segelas air pada anaknya agar lekas bangun.

Nenek moyang mereka berkata bahwa orang yang bangun sebelum matahari terbit akan mudah mendapat jodoh dan rezeki, itulah semboyan yang dikatakan para orang tua setiap pagi.

Letak desa yang berada di kaki gunung seakan memberikan banyak manfaat dan kegiatan yang bisa dilakukan oleh warga.
Mereka menanam, berternak, serta memproduksi hasil alamnya.

Sungguh karunia Tuhan desa Sumber Makmur bisa menjadi desa pemasok beras, kopi dan ubi terbesar se-kecamatan.

Pukul enam pagi, inilah waktu dimana penduduk desa akan pergi ke sawah, ladang dan kebun.
Entah sebagai pemilik atau hanya sekedar menjadi buruh sawah orang lain.
Mereka akan bekerja hingga matahari berada di atas kepala.

Tak terkecuali dengan seorang pegawai kelurahan desa yang berangkat ke kantor lengkap dengan seragam dinas formalnya.

Bukan Cbr, Ninja maupun KLX.
Ia berangkat menggunakan sepeda jadul milik kakung-nya lengkap dengan sepatu pantofel butut.

Meskipun berpenampilan serba jadul, hampir semua orang tua ingin menjodohkan anak gadisnya dengan Sekretaris desa mereka.

Bagaimana tidak, wajah rupawan bak Romeo dan tubuh tegap seakan titisan pangeran Arjuna yang dikaruniakan oleh Tuhan seakan tak pudar meskipun dengan penampilan se-jadul apapun.

Namun, dia bukanlah Romeo kekasih Juliet yang memiliki kisah tragis dan fenomenal.

Bukan pula Pangeran Arjuna yang mampu menaklukkan hati Srikandhi.

Jelas bukan!!!

Dia hanya seorang pegawai kelurahan yang tinggal di desa.

"Makaryo mas Joe!!"

"Nggih pak"

Sapa bapak-bapak yang hendak pergi ke ladang masing-masing.

Yap, warga desa menyebutnya demikian, Paijo.

Warga memanggilnya demikian karena memang wajahnya terlalu tampan untuk namanya sendiri, Paijo.

Paijo bukanlah pemuda yang berasal dari keluarga kaya seperti Romeo.

Dia adalah pegawai negeri sipil di desanya yang juga memiliki sampingan mengajar anak anak mengaji di surau kampung serta mengurus sawah para warga jika akan panen.

Karena sikapnya yang baik dan suami-able, mas paijo sering menjadi idaman para teteh geulis dan incaran calon mertua.

Berbanding terbalik dengan Nadyna, seorang gadis asal kota yang menghabiskan sisa waktu liburan kuliahnya untuk menjaga dan merawat kedua kakek-neneknya.

Tentu saja, bukan atas keinginannya sendiri.

Jika sang ayah tidak mengancam untuk membekukan seluruh kartu kredit, debit dan atm-nya, Nana tidak akan pernah mau menginjakkan kakinya di tempat yang super duper kampungan ini.

Yang benar saja, desa ini minim listrik dan air bersih, jangankan jaringan wifi yang mudah diakses seperti di kota, untuk mendapatkan sinyal saja nana harus memanjat pohon jambu atau menempelkan gawainya di tembok.

Sangat primitif

Astagaa, terkutuklah desa ini, dia sudah tidak tahan lagi.

Namun siapa sangka, pucuk di cinta mas Paijo pun tiba.

tiga bulan lamanya nana berada disini membuat sudut pandangnya tentang segala hal di desa ini berubah.

Di desa ini tidak ada tempat untuk bersenang-senang. Tidak ada kafe, restoran, mall, bioskop, bahkan air bersih saja jarang.

Tapi di desa, nana mendapatkan tempat untuk hatinya berlabuh, hatinya berkata ia menemukan rumah yang nyaman. Lebih nyaman dari kafe, mall atau tempat lain di kota yang biasa nana datangi untuk bersenang senang.

Ia bermimpi, agar suatu hari hatinya akan diambil alih oleh pangeran Philip, pangeran Romeo, ataupun mas Jaheyun kesayangannya.

Tapi, persetan dengan sang pangeran maupun romeo, dia menemukan cintanya. Hatinya telah dimenangkan.

Memang bukan Romeo, tapi Mas Paijo tidaklah buruk.

Disinilah, kisah tak terduga antara nana, si gadis kota dan Mas Paijo, Romeo versi low budget dimulai


Hargai penulis dengan menekan tanda bintang di pojok kiri bawah 😘

bukan Romeo, saya Paijo.Where stories live. Discover now